Setelah kasus bayi Dera yang meninggal karena "ditolak" sejumlah rumah sakit di Jakarta dengan alasan ruang NICU penuh, mungkin banyak dari kita yang bertanya apa itu NICU?
Mungkin artikel berikut bisa menjawab rasa penasaran kita tentang NICU.
Metrotvnews.com: Meninggalnya bayi Dera Nur Anggraeni
yang baru berusia 7 hari menjadi pemberitaan utama di beberapa media
akhir-akhir ini. Publik pun menyoroti dugaan penolakan sejumlah rumah
sakit ibu kota untuk menerima bayi itu. Alasan pihak rumah sakit adalah
kurangnya fasilitas NICU (Neonatal Intensive Care Unit).
Diketahui, rumah sakit di DKI Jakarta hanya memiliki 143 unit NICU. Hal
ini yang memicu bayi bernama Dera Nur Anggraeni ditolak sejumlah rumah
sakit sehingga terlambat mendapatkan perawatan intensif dan kemudian
meninggal. Apa sebenarnya NICU dan mengapa keberadaannya terbilang
kurang di rumah sakit Jakarta?
NICU adalah ruangan khusus di rumah sakit untuk merawat bayi baru lahir
sampai usia 30 hari apabila dia memerlukan pengobatan dan perawatan
khusus di bawah pemantauan tim dokter. NICU sering diibaratkan ruang ICU
khusus bayi.
Dengan sarana dan prasarana medis yang lengkap dan canggih, NICU
diharapkan mampu mencegah dan mengobati terjadinya kegagalan organ-organ
vital yang dialami oleh bayi-bayi baru lahir, yang disebabkan kelahiran
prematur kurang dari 37 minggu atau pun lahir dengan penyakit bawaan.
Sementara itu, jenis perawatan di NICU pun disesuaikan dengan kebutuhan
bayi. Mulai dari bayi sakit ringan dan tidak perlu infus, bayi sakit
sedang dan perlu inkubator, infus, oksigen, dan monitor jantung dan
paru, untuk bayi sakit berat yang perlu penanganan dan pemantauan ketat,
hingga perawatan bayi prematur dengan usia kehamilan kurang dari 34
minggu atau berat badan kurang dari 510 gram.
Berbagai alat canggih pun tersedia di dalam NICU. Seperti di Brawijaya
Women & Children Hospital (BWCH), fasilitas alat canggih di dalam
NICU termasuk:
1. Inkubator, untuk mempertahankan kondisi lingkungan yang sesuai untuk
bayi baru lahir khususnya bayi prematur atau bayi sakit.
2. Infant Warmer, untuk menstabilkan dan mengontrol suhu tubuh bayi terutama saat baru lahir.
3. Infusion Pump, untuk memberikan cairan infus atau obat-obatan secara akurat dan kontinu sesuai dengan yang dibutuhkan.
4. Syringe Pump, untuk memberikan cairan infus dan obat-obatan dengan
aman, ketepatan sangat akurat dan kontinu sesuai dengan yang dibutuhkan.
5. Berbagai alat monitor seperti monitor jantung paru dan pulse
oximeter), yakni untuk memantau denyut jantung dan pernapasan bayi serta
kadar oksigen dalam darah secara terus-menerus.
6.Alat bantu pernafasan C-PAP (continous positive airway pressure),
untuk bayi-bayi prematur yang mengalami gangguan pernapasan akibat
paru-parunya tidak dapat mengembang secara sempurna.
7.Ventilator multifungsi, untuk merawat bayi dengan gangguan pernapasan berat.
Sayangnya, ketersediaan fasilitas yang sangat penting untuk
keberlangusngan kehidupan awal bayi ini malah terbatas di Indonesia. Hal
itu disebabkan biaya investasi NICU yang sangat mahal. Diperkirakan,
investasi satu ruang NICU bisa mencapai Rp5 miliar sampai dengan Rp7
miliar. (Berbagai sumber/Prita) sumber
Tags:
Opini