Pengaruh kebiasaan begadang yang dilakukan pelajar terhadap nilai prestasi belajar di sekolah

BAB I
 PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Kita sering mendengar istilah begadang, istilah ini dipakai untuk kegiatan yang dilakukan diwaktu malam hari. Begadang selalu dilakukan oleh siapa saja diwaktu istirahat malam hal ini didasari oleh banyak hal sehingga kegiatan tersebut dilakukan dimalam hari.
Kebiasaan begadang dilakukan siapa saja, kegiatan yang dilakukan diwaktu begadang bisa berupa suatu pekerjaan, penyakit(insomia), beribadah, atau hanya melewati waktu malam dengan hiburan seperti nonton dan lain sebagainya, kegiatan begadang tersebut bisa dilakukan oleh siapa saja baik itu kalangan pekerja, ahli ibadah, bahkan pelajar.Dewasa ini kebiasaan begadang sering dilakukan siapa saja, tentu saja begadang dilakukan dengan berbagai latarbelakang yang berbeda. Kebiasaan begadang pun sering dilakukan oleh pelajar, dengan aktivitas yang beragam seperti belajar, mengerjakan tugas, bahkan ada pelajar yang begadang dengan kegiatan yang kurang bermanfaat seperti main game online/offline, main kartu, nongkrong-nongkrong.
Prestasi adalah hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan aktifitas belajar. Prestasi siswa dikatakan baik apabila siswa berhasil mendapatkan nilai yang baik setelah diadakan evaluasi. Dan prestasi siswa dikatakan meningkat apabila nilai siswa dari hari kehari semakin baik dari pada nilai evaluasi sebelumnya. Pandangan masyarakat secara umum menyatakan bahwa ada pengaruh antara turunnya nilai prestasi siswa dengan aktivitas begadang mereka.



1.2 Rumusan Masalah
1.  Apa penyebab kebiasaan begadang yang dilakukan pelajar?
2.  Kegiatan apa saja yang dilakukan oleh pelajar ketika begadang?
3.  Apa pengaruh kebiasaan begadang yang dilakukan pelajar terhadap nilai prestasi belajar di sekolah ?
1.3 Tujuan
1.      Mengetahui penyebab kebiasaan begadang yang dilakukan pelajar.
2.      Mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan oleh pelajar ketika begadang.
3.      Mengetahui pengaruh kebiasaan begadang yang dilakukan pelajar terhadap nilai prestasi belajar di sekolah .
1.4 Hipotesis
Dalam penelitian ini dikemukakan hipotesis alternatif ( Ha ) yaitu “ Ada Pengaruh yang signifikan Antara Begadang terhadap Prestasi Belajar”. Sedangkan hipotesis nihilnya ( Ho ) yaitu “ Tidak Ada Pengaruh yang signifikan Antara Begadang terhadap Prestasi Belajar Siswa.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Begadang
Begadang adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan kegiatan yang sering dilakukan diwaktu isitrahat malam baik hanya sampai larut malam atau bahkan tidak tidur sampai keesokan harinya.Banyak orang yang memilki kebiasaan begadang, baik itu hanya sekedar begadang atau memang mempunyai pekerjaan dimalam hari sehingga harus begadang selain dari pada itu masih banyak yang melatar belakangi orang sering begadang.
Kegiatan yang sering dilakukan diwaktu malam sangat beragam, ada yang memang begadang karena tuntutan pekerjaan, ada yang begdang hanya menonton, da nada pula begdang yang dilakukan karena memang tidak bias tidur diwaktu malam. Kebiasaan begadang bukan merupakan suatu kebiasaan yang baik, karena kebiasaan begadang dilakukan diwaktu malam seharusnya diwaktu malam dipergunakan untuk istirahat. Hal ini tentu akan menimbulkan ketidak seimbangan pada tubuh, sehingga akan memudahkan tubuh terserang penyakit.
Kebiasaan yang tidak baik seperti begadang tentu akan membawa dampak yang negative bukan hanya kepada kesehatan tubuh, tetapi terhadap pola kehidupan pun tseperti, waktu bekerja, waktu belajar untuk pelajar tentu akan memberikan dampak negative. Dari paparan di atas kebiasaan begadang yang merupakan kebiasaan tidak baik jika terus dilakukan tentu dapat merugikan pelakunya sendiri.


2.2 Pengertian Prestasi Belajar
     Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin.
 Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.
Untuk memahami tentang pengertian belajar di sini akan diawali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi tentang belajar. Cronbach, Harold Spears dan Geoch dalam Sardiman A.M (2005:20) sebagai berikut :
1)   Cronbach memberikan definisi :
Learning is shown by a change in  behavior as a result of experience”.“Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman”.
2)   Harold Spears memberikan batasan:
Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction”.Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan.
3)   Geoch, mengatakan :
     Learning is a change in performance as a result of practice”.
Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek.
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan oleh seorang idnividu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dan lingkungan.
Fontana seperti yang dikutip oleh Udin S. Winataputra (1995:2) dikemukakan bahwa learning (belajar) mengandung pengertian proses perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slameto (2003:2) yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Thursan Hakim (2000:1) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dll. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami  proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar.
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemapuan dan sebaginya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai.
Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993 : 77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.
Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005 : 8-9) mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terrencana  untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.Pengertian prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai atau tidak dapat dicapai. Untuk mencapai suatu prestasi belajar siswa harus mengalami proses pembelajaran. Dalam melaksanakan proses pembelajaran siswa akan mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam pengusasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan oleh guru ( Asmara. 2009 : 11 ).
Menurut Hetika ( 2008: 23 ), prestasi belajar adalah pencapaian atau kecakapan yang dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan.
Harjati ( 2008: 43 ), menyatakan bahwa prestasi merupakan hasil usaha yang dilakukan dam menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukkan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam waktu tertentu.
Pengtahuan , pengalaman dan keterampilan yang diperoleh akan membentuk kepribadian siswa, memperluas kepribadian siswa, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan kemampuan siswa. Bertolak dari hal tersebut maka siswa yang aktif melaksanakan kegiatan dalampembelajaran akan memperoleh banyak pengalaman. Dengan demikian siswa yang aktif dalam pembelajaran akan banyak pengalaman dan prestasi belajarnya meningkat. Sebaliknya siswa yang tidak aktif akan minim/sedikit pengalaman sehingga dapat dikatakan prestasi belajarnya tidak meningkat atau tidak berhasil.
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai yang dinampakkan dalam pengetahuan, sikap, dan keahlian.
2.3  Metodologi Penelitian
2.3.1 Metode Penelitian
Metode deskriptif merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengindetifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi dan menetukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. Dengan demikian metode penelitian deskriptif ini digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu, dalam hal ini bidang secara aktual dan cermat. Metode deskriptif bukan saja menjabarkan (analitis), akan tetapi juga memadukan.

2.3.2 Data Penelitian
Data yang dikumpulakan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Data kuantitatif berfungsi untuk mengetahui jumlah atau besaran dari sebuah objek yang akan diteliti.
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari, yang pada penelitian ini akan diambil peneliti melalui metode observasi. Yaitu ikut terlibat mengamati mencatat setiap indikator yang sesuai dengan penelitian.
2.3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 15 November - 23 November 2015.Penelitian akan dilakukan di SMA N 1 Belitang III Kecamatan OKU Timur



BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian
Setelah menjalankan prosedur penelitian dengan terlibat langsung dan pendalaman melalui wawancara mengenai pengaruh begadang terhadapa prestasi belajar siswa, maka maka didapat hasil yang tersaji dalam tabel berikut ini :

no
Indikator
Hasil
1
Jumlah pelajar yang sering begadang
Dari 30 siswa ditemukan 4 orang yang  sering begadang.
2
Kegiatan saat begadang
Mengobrol, bermain kartu, hiburan malam
3
Tingkat kesopanan berbicara
Kurang sopan
4
Konsumsi saat begadang
Rokok, makanan ringan, minuman beralkohol
5
Prestasi sekolah
Kurang berprestasi
6
Prestasi luar sekolah
Tidak ada prestasi luar sekolah.
7
Manfaat dari begadang
Banyak kawan
8
Kerugian begadang
Badan terasa kurang sehat dan mengantuk saat belajar disekolah

Tabel Hasil Penelitian




3.2 Pembahasan
Begadang sering dilakukan sendiri atau bahkan bersama orang lain kegiatan-kegiatan begadang yang dilakukan sendiri dengan yang dilakukan bersama orang lain berbeda.
Banyak siswa yang tidur larut malam untuk mengerjakan tugas sekolah atau belajar untuk ulangan. Mereka memilih tidur larut malam dan mengerjakan tugas atau belajar untuk ulangan. Ada juga yang memilih untuk tidur sampai jam tertentu lalu bangun subuh hari dan mengerjakan tugas atau belajar untuk ulangan. Sebenarnya hal tersebut tidak baik karena jika pola tidurnya tidak baik maka akan kesulitan untuk berkonsentrasi dan juga berpengaruh bagi kesehatan siswa. Karena pada jam-jam malam tertentu bagian tubuh tertentu akan berkerja selama tubuh kita tidur maka proses-proses yang terjadi didalam tubuh tidak akan terjadi dan menyebabkan siswa mengalami gangguan kesehatan.
Daya tahan tubuh dapat bekerja dengan baik jika kita cukup tidur. Karena tidur merupakan suatu kebutuhan yang harus diperhatikan oleh setiap orang khususnya bagi para siswa. Karena kegiatan dan aktifitas yang dilakukan oleh para siswa bukan hanya bersekolah saja. Diharapkan tidak hanya siswa yang dapat mengatur tetapi diperlukan juga peran orang-orang sekitar untuk mengingatkan mereka untuk tidur dengan baik. Karena lingkungan sekitar juga berpengaruh bagi siswa. Banyak siswa yang sering tidur larut malam atau bahkan tidak tidur karena bergaul dan berkumpul bersama teman-temannya bahkan sampai lupa waktu. Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan, karena mempunyai beberapa fungsi utama.
Pertama, prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa. Apabila prestasi belajar siswa baik berarti siswa mempunyai kualitas dan kuantitas pengetahuan yang baik, be-gitu pula sebaliknya apabila prestasi belajar siswa itu rendah berarti kualitas dan kuantitasnyapun rendah.
Kedua, prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu lembaga pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan sebagai indikator tingkat produktifitas suatu lembaga pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan siswa. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dapat dijadikan sebagai indikator tingkat kesuksesan suatu lembaga. Jika prestasi belajar siswa tinggi, hal tersebut mencerminkan tingkat produk-tifitas suatu lembaga pendidikanya tinggi. Sebaliknya, jika prestasi belajar siswa rendah, hal tersebut mencerminkan rendahnya tingkat produktifitas suatu lembaga pendidikan.
Ketiga, prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) siswa. Prestasi belajar juga dapat dijadikan tolak ukur untuk menentukan tinggi rendahnya kecerdasan siswa. Hal ini dapat diartikan bahwa siswa yang berprestasi cenderung mempunyai kecerdasan yang lebih bila dibandingkan dengan siswa yang prestasinya kurang.
Dari hasil ini ternyata kegiatan begadang justru merugikan para pelajar, begadang membawa para pelajar kehilangan waktu belajar, begadang membawa pelajar kearah pergaulan yang tidak baik, begadang menurunkan kesehatan. Mari kita simak dan cermati dengan seksama dampak-dampak begadang sebagai berikut :
1.    Suasana hati dan kinerja
Suasana hati (mood) dapat terkena dampak negatif ketika Anda kekurangan tidur. Anda akan cenderung mudah marah, kecemasan, kurang motivasi dan depresi. Kinerja juga bisa terpengaruh secara drastis sehingga kurang konsentrasi dan koordinasi, penurunan energi, pelupa dan sering melakukan kecerobohan. Hal ini dapat mengganggu kemampuan Anda untuk mengemudi atau mengoperasikan mesin.
2.    Pengaruh kesehatan
Kurang tidur mempengaruhi kesehatan dan meningkatkan risiko kondisi medis tertentu, seperti diabetes dan obesitas. Sistem kardiovaskular dapat mengalami dampak negatif, mengakibatkan tekanan darah tinggi, serangan jantung, gagal jantung dan stroke, menurut Sleepdex. Sakit kepala biasanya disebabkan oleh kurang tidur dan sering dapat diselesaikan dengan tidur malam yang baik minimal 8 jam. Penurunan hormon kortisol dapat berkurang dan menyebabkan perubahan hormon yang bertanggung jawab untuk metabolisme, meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2

3. Perubahan berat badan
Sulit tidur memiliki efek negatif pada berat tubuh Anda, yang mungkin menyebabkan penurunan berat badan, tetapi lebih sering penambahan berat badan. Kurang tidur berdampak negatif terhadap kadar hormon dalam tubuh. Secara khusus, hormon leptin dan ghrelin, yang memainkan peran penting dalam kelaparan dan nafsu makan, dapat menjadi tidak seimbang. Ghrelin merangsang tubuh untuk makan, sedangkan leptin memainkan peran dalam menceritakan kepada tubuh bahwa Anda sudah kenyang. Menurut situs Sleep Deprivation, kurang tidur menyebabkan tingkat ghrelin meningkat dan tingkat leptin menurun, yang sering mengakibatkan makan berlebihan dan kenaikan berat badan.

3     Sistem kekebalan tubuh
Sistem kekebalan tubuh Anda memerlukan jumlah tidur yang cukup untuk dapat berfungsi dengan baik. Bahan kimia tertentu dalam tubuh yang mempromosikan tidur juga berfungsi untuk mengatur sel sistem kekebalan. Sel pembunuh alami (natural killer cell atau sel NK) mengalami depresi selama periode kurang tidur, menurut sebuah penelitian 'FASEB Journal', yang telah dipublikasikan resmi oleh Federation of American Societies for Experimental Biology. Sel NK memainkan peran penting dalam pertahanan awal terhadap infeksi bakteri dan virus serta penolakan terhadap sel tumor. Sitokin, molekul sel sinyal yang diproduksi oleh sel-sel saraf dan sistem kekebalan tubuh, juga terpengaruh oleh kurang tidur, menyebabkan perubahan respon sistem kekebalan tubuh serta peningkatan molekul pro-inflamasi yang dapat merusak tubuh Anda.


4     Ceroboh
Para ahli mengungkapkan, kurang tidur akan membuat kemampuan motorik kita melambat dan kurang gesit. Akibatnya, kita jadi sering gugup, menabrak atau menumpahkan sesuatu. Hal itu disebabkan refleks kita berkurang dan otak kita kurang fokus sehingga kita jadi terlihat seperti orang ceroboh.

5     Pelupa
Tidak ingin lupa dengan kenangan terbaik dalam hidup? Cobalah perbanyak tidur. Pada tahun 2009, peneliti dari Amerika dan Perancis menemukkan bahwa peristiwa otak yang disebut sharp wave ripples bertanggung jawab menguatkan memori pada otak. Peristiwa ini juga mentransfer informasi dari hipokampus ke neokorteks di otak, dimana kenangan jangka panjang disimpan. Sharp wave ripples kebanyakan terjadi pada saat tidur.

6     Rentan Terserang Diabetes
Gula adalah bahan bakar setiap sel dalam tubuh Anda. Jika proses pengolahannya terganggu bisa menyebabkan efek buruk. Dalam penelitian yang dilakukan Universitas Chicago, AS, yang meneliti sejumlah orang selama 6 hari, mendapatkan kondisi ini bisa mengembangkan resistansi terhadap insulin, yakni hormon yang membantu mengangkut glukosa dari aliran darah ke dalam sel. Mereka yang tidur kurang dari 6 jam per malam dalam penelitian 6 hari ini menemukan, terjadi proses metabolisme gula yang tidak semestinya. Akibatnya bisa menyebabkan timbulnya diabetes.

7     Gangguan Pencernaan
Dosen Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Dr H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB menyebutkan bahwa kala malam, kadar asam lambung meningkat. Ini diperparah dengan makanan dan minuman teman begadang. Beliau menyarankan untuk tidak makan makanan berlemak. Pasalnya, makanan berlemak membuat kerja lambung semakin berat dan lambat.

8     Sel Rusak
Sebuah riset yang berlangsung dari 1987 oleh ahli kanker Steve Richards menunjukkan korelasi antara kerja malam dan kemungkinan menderita kanker. Orang-orang yang bekerja di malam hari hingga subuh atau pagi hari ternyata memiliki ketidakseimbangan hormon yang akhirnya mempengaruhi sistem kekebalan tubuh khususnya pada perkembangan sel-sel rusak yang seharusnya dihancurkan oleh sel-sel imun. Pada tubuh normal, yakni waktu kerja pagi-sore, siklus metabolisme tubuh akan meningkat di pagi hari dan mulai menurun hingga malam hari. Saat seseorang memaksakan untuk terjaga di malam hari, tubuh akan memompa darah sebanyak mungkin dan mendorong sistem imun untuk meningkatkan sel-sel kekebalan tubuh seperti sel T dan CD4. Bila ‘pemaksaan’ ini dilakukan satu-dua kali, tubuh masih dapat memberikan toleransi tetapi saat menjadi kebiasaan, siklus tubuh yang diatur oleh jam biologis otak (circadian time clock) akan berubah dari default (pagi-sore) menjadi sore-pagi. Ini membuat kekebalan tubuh menurun di pagi hari dimana bibit penyakit dan bahan-bahan karsinogenik bertebaran di udara akibat perubahan suhu dan angin. Hasil riset ini dipublikasikan dalam The Lancet Oncology bulan ini. Dalam penelitian Whitehall ke-2, peneliti Inggris menemukkan bagaimana pola tidur mempengaruhi angka kematian lebih dari 10.000 pegawai sipil Inggris selama dua dekade. Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan pada 2007, mereka yang telah tidur kurang dari 5-7 jam sehari mengalami kenaikan risiko kematian akibat berbagai faktor, bahkan kurang tidur meningkatkan dua kali lipat risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler. Kurang tidur juga dapat memengaruhi penafsiran tentang peristiwa. Keadaan tubuh yang lemas membuat kita tidak bisa menilai situasi secara akurat dan bijaksana.
Ditemuka 4 pelajar yang sering begadang dari keseluruah siswa XI IPS 3 SMA Negeri 1 Belitang III. Dan pada ke 4 responden yang mengaku gemar begadang ini diperoleh informasi jika kegiatan begadang sering dilakukan untuk mengobrol, bermain kartu dan menonton hiburan malam. Dari konsep pembicaraan yang dilakukan pelajar yang suka begadang kurang memiliki sopan santun dalam berbicara dan bertingkah laku. Hal ini karena dalam pergaulan malam mereka kurang terawasi oleh orang tua sehingga mereka mudah menggunkan kata-kata kasar dan berprilaku semaunya. Pergaulan malam secara pasti indetik dengan konsumsi rokok bahkan meski masih berstatus pelajar banyak dari para pelajar ini telah sering mengkonsumsi minuman keras berbagai jenis.
Kerugian yang sangat fatal adalah mengenai prestasi mereka baik didalam maupun diluar lingkungan sekolah. Dari keseluruhan pelajar yang gemar begadang ini tidak memiliki prestasi yang membanggakan baik didalam maupun diluar sekolah. Bahkan mereka sendiri sadar begadang tidak memberi banyak manfaat terhadap kehidupan mereka hanya keuntungan pertemanan yang mungkin mereka dapatkan itupun bukan orang yang baik untuk mengembangkan diri kedalam pergaulan yang positif.






















BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.    Begadang membawa Pelajar kedalam pergaulan yang kurang baik seperti berjudi, mengkonsumsi rokok dan minuman keras. 
2.    Begadang mengurangi waktu belajar dan menggangu kegiatan belajar disekolah karen waktu belajar digunakan untuk tidur.
3.    Begadang dapat menurunkan prestasi bukan saja prestasi belajar di lingkungan sekolah tetapi juga prestasi luar sekolah.

4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil maka penulis menyarankan agar:
1.    Begadang semestinya tidak dilakukan untuk kegiatan yang tidak penting melainkan untuk kepentingan yang bermanfaat seperti acara keagamaan dan kemasyarakatan.
2.    Pelajar lebih mengutamakan kegiatan belajar untuk meraih prestasi dibandingkan kegiatan pergaulan negatif.
3.    Diadakan penelitian yang lebih lanjut dan mendalam, karena penelitian ini masih bersifat rintisan.





DAFTAR PUSTAKA
[online] http://www.isdaryanto.com/cara-mengatasi-susah-tidur (diakses 4 April 2012)








Post a Comment

Previous Post Next Post
🎓 Ingin Lanjutkan Pendidikan?

Dapatkan pendidikan kesetaraan Paket B & C dengan metode fleksibel dan berbasis digital. Ayo, wujudkan masa depan cerahmu bersama kami!