BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita sering mendengar istilah begadang, istilah ini dipakai untuk
kegiatan yang dilakukan diwaktu malam hari. Begadang selalu dilakukan oleh
siapa saja diwaktu istirahat malam hal ini didasari oleh banyak hal sehingga
kegiatan tersebut dilakukan dimalam hari.
Kebiasaan begadang dilakukan siapa
saja, kegiatan yang dilakukan diwaktu begadang bisa berupa suatu pekerjaan,
penyakit(insomia), beribadah, atau hanya melewati waktu malam dengan hiburan
seperti nonton dan lain sebagainya, kegiatan begadang tersebut bisa dilakukan
oleh siapa saja baik itu kalangan pekerja, ahli ibadah, bahkan pelajar.Dewasa
ini kebiasaan begadang sering dilakukan siapa saja, tentu saja begadang
dilakukan dengan berbagai latarbelakang yang berbeda. Kebiasaan begadang pun
sering dilakukan oleh pelajar, dengan aktivitas yang beragam seperti belajar,
mengerjakan tugas, bahkan ada pelajar yang begadang dengan kegiatan yang kurang
bermanfaat seperti main game online/offline, main kartu, nongkrong-nongkrong.
Prestasi adalah hasil yang diperoleh
siswa setelah melakukan aktifitas belajar. Prestasi siswa dikatakan baik
apabila siswa berhasil mendapatkan nilai yang baik setelah diadakan evaluasi.
Dan prestasi siswa dikatakan meningkat apabila nilai siswa dari hari kehari
semakin baik dari pada nilai evaluasi sebelumnya. Pandangan masyarakat secara
umum menyatakan bahwa ada pengaruh antara turunnya nilai prestasi siswa dengan
aktivitas begadang mereka.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa penyebab kebiasaan begadang yang
dilakukan pelajar?
2. Kegiatan apa saja yang dilakukan
oleh pelajar ketika begadang?
3. Apa pengaruh kebiasaan begadang yang
dilakukan pelajar terhadap nilai prestasi belajar di sekolah ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui penyebab kebiasaan
begadang yang dilakukan pelajar.
2. Mengetahui kegiatan apa saja yang
dilakukan oleh pelajar ketika begadang.
3. Mengetahui pengaruh kebiasaan
begadang yang dilakukan pelajar terhadap nilai prestasi belajar di sekolah .
1.4 Hipotesis
Dalam penelitian ini
dikemukakan hipotesis alternatif ( Ha ) yaitu “ Ada Pengaruh yang signifikan
Antara Begadang terhadap Prestasi Belajar”. Sedangkan hipotesis nihilnya ( Ho )
yaitu “ Tidak Ada Pengaruh yang signifikan Antara Begadang terhadap Prestasi
Belajar Siswa.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Begadang
Begadang adalah istilah yang
digunakan untuk mendefinisikan kegiatan yang sering dilakukan diwaktu isitrahat
malam baik hanya sampai larut malam atau bahkan tidak tidur sampai keesokan
harinya.Banyak orang yang memilki kebiasaan begadang, baik itu hanya sekedar
begadang atau memang mempunyai pekerjaan dimalam hari sehingga harus begadang
selain dari pada itu masih banyak yang melatar belakangi orang sering begadang.
Kegiatan
yang sering dilakukan diwaktu malam sangat beragam, ada yang memang begadang
karena tuntutan pekerjaan, ada yang begdang hanya menonton, da nada pula
begdang yang dilakukan karena memang tidak bias tidur diwaktu malam. Kebiasaan
begadang bukan merupakan suatu kebiasaan yang baik, karena kebiasaan begadang
dilakukan diwaktu malam seharusnya diwaktu malam dipergunakan untuk istirahat.
Hal ini tentu akan menimbulkan ketidak seimbangan pada tubuh, sehingga akan
memudahkan tubuh terserang penyakit.
Kebiasaan
yang tidak baik seperti begadang tentu akan membawa dampak yang negative bukan
hanya kepada kesehatan tubuh, tetapi terhadap pola kehidupan pun tseperti,
waktu bekerja, waktu belajar untuk pelajar tentu akan memberikan dampak
negative. Dari paparan di atas kebiasaan begadang yang merupakan kebiasaan
tidak baik jika terus dilakukan tentu dapat merugikan pelakunya sendiri.
2.2 Pengertian Prestasi Belajar
Kebutuhan untuk prestasi adalah
mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan
baik dan secepat mungkin.
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai
seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi
belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi
kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam
Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek
yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Prestasi merupakan
kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode
tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah
hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.
Untuk
memahami tentang pengertian belajar di sini akan diawali dengan mengemukakan
beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para ahli tentang
definisi tentang belajar. Cronbach, Harold Spears dan Geoch dalam Sardiman A.M
(2005:20) sebagai berikut :
1) Cronbach
memberikan definisi :
“Learning is
shown by a change in behavior as a result of experience”.“Belajar
adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman”.
2) Harold
Spears memberikan batasan:
“Learning is
to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen,
to follow direction”.Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi,
mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan.
3) Geoch,
mengatakan :
“Learning is a change in performance as
a result of practice”.
Belajar adalah
perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek.
Dari
ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan
perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya
dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga
belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau
melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan
individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim
kepadanya oleh lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang
dilakukan oleh seorang idnividu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu
dan lingkungan.
Fontana
seperti yang dikutip oleh Udin S. Winataputra (1995:2) dikemukakan bahwa learning (belajar)
mengandung pengertian proses perubahan yang relative tetap dalam perilaku
individu sebagai hasil dari pengalaman. Pengertian belajar juga dikemukakan
oleh Slameto (2003:2) yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Selaras dengan
pendapat-pendapat di atas, Thursan Hakim (2000:1) mengemukakan bahwa belajar
adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan
tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah
laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
keterampilan, daya pikir, dll. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan
kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya
kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses
belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan
kuantitas kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum
mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan
di dalam proses belajar.
Belajar
yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan
sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan
prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal.
Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti
kesehatan, keterampilan, kemapuan dan sebaginya. Kondisi eksternal adalah
kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang
bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai.
Winkel
(1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan
yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil
maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993 : 77) mengemukakan bahwa prestasi belajar
adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan
usaha-usaha belajar.
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari
pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan
psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan
instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil
pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol,
huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap
anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran
terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor
setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen
tes yang relevan.
Prestasi
belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi
belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005 : 8-9) mengemukakan tentang tes prestasi
belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan sesorang
dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang
disusun secara terrencana untuk mengungkap performasi maksimal
subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam
kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian,
tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan
tinggi.Pengertian prestasi belajar adalah
sesuatu yang dapat dicapai atau tidak dapat dicapai. Untuk mencapai suatu
prestasi belajar siswa harus mengalami proses pembelajaran. Dalam melaksanakan
proses pembelajaran siswa akan mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan.
Prestasi
belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam pengusasaan pengetahuan dan
keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes
angka nilai yang diberikan oleh guru ( Asmara. 2009 : 11 ).
Menurut Hetika
( 2008: 23 ), prestasi belajar adalah pencapaian atau kecakapan yang
dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan.
Harjati ( 2008:
43 ), menyatakan bahwa prestasi merupakan hasil usaha yang dilakukan dam
menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukkan
kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam waktu tertentu.
Pengtahuan ,
pengalaman dan keterampilan yang diperoleh akan membentuk kepribadian siswa,
memperluas kepribadian siswa, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan
kemampuan siswa. Bertolak dari hal tersebut maka siswa yang aktif melaksanakan
kegiatan dalampembelajaran akan memperoleh banyak pengalaman. Dengan demikian
siswa yang aktif dalam pembelajaran akan banyak pengalaman dan prestasi
belajarnya meningkat. Sebaliknya siswa yang tidak aktif akan minim/sedikit
pengalaman sehingga dapat dikatakan prestasi belajarnya tidak meningkat atau
tidak berhasil.
Dari beberapa pendapat diatas maka
dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai yang
dinampakkan dalam pengetahuan, sikap, dan keahlian.
2.3 Metodologi
Penelitian
2.3.1 Metode Penelitian
Metode deskriptif merupakan salah
satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode penelitian deskriptif bertujuan
untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang
ada, mengindetifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang
berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi dan menetukan apa yang dilakukan
orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman
mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. Dengan
demikian metode penelitian deskriptif ini digunakan untuk melukiskan secara
sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu,
dalam hal ini bidang secara aktual dan cermat. Metode deskriptif bukan saja
menjabarkan (analitis), akan tetapi juga memadukan.
2.3.2
Data Penelitian
Data yang dikumpulakan dalam
penelitian ini berupa data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau
bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau
dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Data kuantitatif
berfungsi untuk mengetahui jumlah atau besaran dari sebuah objek yang akan
diteliti.
Data
Primer adalah data yang
diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran
atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang
dicari, yang pada penelitian ini akan diambil peneliti melalui metode
observasi. Yaitu ikut terlibat mengamati mencatat setiap indikator yang sesuai
dengan penelitian.
2.3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 15
November - 23 November 2015.Penelitian akan dilakukan di SMA N 1 Belitang
III Kecamatan OKU Timur
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian
Setelah menjalankan prosedur
penelitian dengan terlibat langsung dan pendalaman melalui wawancara mengenai
pengaruh begadang terhadapa prestasi belajar siswa, maka maka didapat hasil
yang tersaji dalam tabel berikut ini :
no
|
Indikator
|
Hasil
|
1
|
Jumlah
pelajar yang sering begadang
|
Dari
30 siswa ditemukan 4 orang yang sering
begadang.
|
2
|
Kegiatan
saat begadang
|
Mengobrol,
bermain kartu, hiburan malam
|
3
|
Tingkat
kesopanan berbicara
|
Kurang
sopan
|
4
|
Konsumsi
saat begadang
|
Rokok,
makanan ringan, minuman beralkohol
|
5
|
Prestasi
sekolah
|
Kurang
berprestasi
|
6
|
Prestasi
luar sekolah
|
Tidak
ada prestasi luar sekolah.
|
7
|
Manfaat
dari begadang
|
Banyak
kawan
|
8
|
Kerugian
begadang
|
Badan
terasa kurang sehat dan mengantuk saat belajar disekolah
|
Tabel Hasil
Penelitian
3.2 Pembahasan
Begadang sering dilakukan sendiri
atau bahkan bersama orang lain kegiatan-kegiatan begadang yang dilakukan
sendiri dengan yang dilakukan bersama orang lain berbeda.
Banyak siswa yang tidur larut malam
untuk mengerjakan tugas sekolah atau belajar untuk ulangan. Mereka memilih
tidur larut malam dan mengerjakan tugas atau belajar untuk ulangan. Ada juga
yang memilih untuk tidur sampai jam tertentu lalu bangun subuh hari dan
mengerjakan tugas atau belajar untuk ulangan. Sebenarnya hal tersebut tidak
baik karena jika pola tidurnya tidak baik maka akan kesulitan untuk berkonsentrasi
dan juga berpengaruh bagi kesehatan siswa. Karena pada jam-jam malam tertentu
bagian tubuh tertentu akan berkerja selama tubuh kita tidur maka proses-proses
yang terjadi didalam tubuh tidak akan terjadi dan menyebabkan siswa mengalami
gangguan kesehatan.
Daya tahan tubuh dapat bekerja
dengan baik jika kita cukup tidur. Karena tidur merupakan suatu kebutuhan yang
harus diperhatikan oleh setiap orang khususnya bagi para siswa. Karena kegiatan
dan aktifitas yang dilakukan oleh para siswa bukan hanya bersekolah saja.
Diharapkan tidak hanya siswa yang dapat mengatur tetapi diperlukan juga peran
orang-orang sekitar untuk mengingatkan mereka untuk tidur dengan baik. Karena
lingkungan sekitar juga berpengaruh bagi siswa. Banyak siswa yang sering tidur
larut malam atau bahkan tidak tidur karena bergaul dan berkumpul bersama
teman-temannya bahkan sampai lupa waktu. Prestasi
belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan, karena mempunyai beberapa
fungsi utama.
Pertama,
prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang
telah dikuasai siswa. Apabila prestasi belajar siswa baik berarti siswa
mempunyai kualitas dan kuantitas pengetahuan yang baik, be-gitu pula sebaliknya
apabila prestasi belajar siswa itu rendah berarti kualitas dan kuantitasnyapun
rendah.
Kedua, prestasi
belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu lembaga
pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat
dijadikan sebagai indikator tingkat produktifitas suatu lembaga pendidikan.
Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan siswa.
Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar
siswa dapat dijadikan sebagai indikator tingkat kesuksesan suatu lembaga. Jika
prestasi belajar siswa tinggi, hal tersebut mencerminkan tingkat produk-tifitas
suatu lembaga pendidikanya tinggi. Sebaliknya, jika prestasi belajar siswa
rendah, hal tersebut mencerminkan rendahnya tingkat produktifitas suatu lembaga
pendidikan.
Ketiga, prestasi
belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) siswa.
Prestasi belajar juga dapat dijadikan tolak ukur untuk menentukan tinggi
rendahnya kecerdasan siswa. Hal ini dapat diartikan bahwa siswa yang
berprestasi cenderung mempunyai kecerdasan yang lebih bila dibandingkan dengan
siswa yang prestasinya kurang.
Dari hasil
ini ternyata kegiatan begadang justru merugikan para pelajar, begadang membawa
para pelajar kehilangan waktu belajar, begadang membawa pelajar kearah
pergaulan yang tidak baik, begadang menurunkan kesehatan. Mari kita simak dan cermati dengan
seksama dampak-dampak begadang sebagai berikut :
1. Suasana hati dan kinerja
Suasana
hati (mood) dapat terkena dampak negatif ketika Anda kekurangan tidur. Anda
akan cenderung mudah marah, kecemasan, kurang motivasi dan depresi. Kinerja
juga bisa terpengaruh secara drastis sehingga kurang konsentrasi dan
koordinasi, penurunan energi, pelupa dan sering melakukan kecerobohan. Hal ini
dapat mengganggu kemampuan Anda untuk mengemudi atau mengoperasikan mesin.
2. Pengaruh kesehatan
Kurang
tidur mempengaruhi kesehatan dan meningkatkan risiko kondisi medis tertentu,
seperti diabetes dan obesitas. Sistem kardiovaskular dapat mengalami dampak
negatif, mengakibatkan tekanan darah tinggi, serangan jantung, gagal jantung
dan stroke, menurut Sleepdex. Sakit kepala biasanya disebabkan oleh kurang
tidur dan sering dapat diselesaikan dengan tidur malam yang baik minimal 8 jam.
Penurunan hormon kortisol dapat berkurang dan menyebabkan perubahan hormon yang
bertanggung jawab untuk metabolisme, meningkatkan risiko terkena diabetes tipe
2
3. Perubahan berat badan
Sulit tidur
memiliki efek negatif pada berat tubuh Anda, yang mungkin menyebabkan penurunan
berat badan, tetapi lebih sering penambahan berat badan. Kurang tidur berdampak
negatif terhadap kadar hormon dalam tubuh. Secara khusus, hormon leptin dan
ghrelin, yang memainkan peran penting dalam kelaparan dan nafsu makan, dapat
menjadi tidak seimbang. Ghrelin merangsang tubuh untuk makan, sedangkan leptin
memainkan peran dalam menceritakan kepada tubuh bahwa Anda sudah kenyang.
Menurut situs Sleep Deprivation, kurang tidur menyebabkan tingkat ghrelin
meningkat dan tingkat leptin menurun, yang sering mengakibatkan makan
berlebihan dan kenaikan berat badan.
3 Sistem kekebalan tubuh
Sistem
kekebalan tubuh Anda memerlukan jumlah tidur yang cukup untuk dapat berfungsi
dengan baik. Bahan kimia tertentu dalam tubuh yang mempromosikan tidur juga
berfungsi untuk mengatur sel sistem kekebalan. Sel pembunuh alami (natural
killer cell atau sel NK) mengalami depresi selama periode kurang tidur, menurut
sebuah penelitian 'FASEB Journal', yang telah dipublikasikan resmi oleh
Federation of American Societies for Experimental Biology. Sel NK memainkan
peran penting dalam pertahanan awal terhadap infeksi bakteri dan virus serta
penolakan terhadap sel tumor. Sitokin, molekul sel sinyal yang diproduksi oleh
sel-sel saraf dan sistem kekebalan tubuh, juga terpengaruh oleh kurang tidur,
menyebabkan perubahan respon sistem kekebalan tubuh serta peningkatan molekul
pro-inflamasi yang dapat merusak tubuh Anda.
4 Ceroboh
Para
ahli mengungkapkan, kurang tidur akan membuat kemampuan motorik kita melambat dan
kurang gesit. Akibatnya, kita jadi sering gugup, menabrak atau menumpahkan
sesuatu. Hal itu disebabkan refleks kita berkurang dan otak kita kurang fokus
sehingga kita jadi terlihat seperti orang ceroboh.
5 Pelupa
Tidak
ingin lupa dengan kenangan terbaik dalam hidup? Cobalah perbanyak tidur. Pada
tahun 2009, peneliti dari Amerika dan Perancis menemukkan bahwa peristiwa otak
yang disebut sharp wave ripples bertanggung jawab menguatkan memori pada otak.
Peristiwa ini juga mentransfer informasi dari hipokampus ke neokorteks di otak,
dimana kenangan jangka panjang disimpan. Sharp wave ripples kebanyakan terjadi
pada saat tidur.
6 Rentan Terserang Diabetes
Gula
adalah bahan bakar setiap sel dalam tubuh Anda. Jika proses pengolahannya
terganggu bisa menyebabkan efek buruk. Dalam penelitian yang dilakukan
Universitas Chicago, AS, yang meneliti sejumlah orang selama 6 hari,
mendapatkan kondisi ini bisa mengembangkan resistansi terhadap insulin, yakni
hormon yang membantu mengangkut glukosa dari aliran darah ke dalam sel. Mereka
yang tidur kurang dari 6 jam per malam dalam penelitian 6 hari ini menemukan,
terjadi proses metabolisme gula yang tidak semestinya. Akibatnya bisa
menyebabkan timbulnya diabetes.
7 Gangguan Pencernaan
Dosen
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo, Dr H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB menyebutkan
bahwa kala malam, kadar asam lambung meningkat. Ini diperparah dengan makanan
dan minuman teman begadang. Beliau menyarankan untuk tidak makan makanan
berlemak. Pasalnya, makanan berlemak membuat kerja lambung semakin berat dan
lambat.
8 Sel Rusak
Sebuah
riset yang berlangsung dari 1987 oleh ahli kanker Steve Richards menunjukkan
korelasi antara kerja malam dan kemungkinan menderita kanker. Orang-orang yang
bekerja di malam hari hingga subuh atau pagi hari ternyata memiliki
ketidakseimbangan hormon yang akhirnya mempengaruhi sistem kekebalan tubuh
khususnya pada perkembangan sel-sel rusak yang seharusnya dihancurkan oleh
sel-sel imun. Pada tubuh normal, yakni waktu kerja pagi-sore, siklus
metabolisme tubuh akan meningkat di pagi hari dan mulai menurun hingga malam
hari. Saat seseorang memaksakan untuk terjaga di malam hari, tubuh akan memompa
darah sebanyak mungkin dan mendorong sistem imun untuk meningkatkan sel-sel
kekebalan tubuh seperti sel T dan CD4. Bila ‘pemaksaan’ ini dilakukan satu-dua
kali, tubuh masih dapat memberikan toleransi tetapi saat menjadi kebiasaan,
siklus tubuh yang diatur oleh jam biologis otak (circadian time clock) akan
berubah dari default (pagi-sore) menjadi sore-pagi. Ini membuat kekebalan tubuh
menurun di pagi hari dimana bibit penyakit dan bahan-bahan karsinogenik
bertebaran di udara akibat perubahan suhu dan angin. Hasil riset ini
dipublikasikan dalam The Lancet Oncology bulan ini. Dalam penelitian Whitehall
ke-2, peneliti Inggris menemukkan bagaimana pola tidur mempengaruhi angka
kematian lebih dari 10.000 pegawai sipil Inggris selama dua dekade. Berdasarkan
hasil penelitian yang dipublikasikan pada 2007, mereka yang telah tidur kurang
dari 5-7 jam sehari mengalami kenaikan risiko kematian akibat berbagai faktor,
bahkan kurang tidur meningkatkan dua kali lipat risiko kematian akibat penyakit
kardiovaskuler. Kurang tidur juga dapat memengaruhi penafsiran tentang
peristiwa. Keadaan tubuh yang lemas membuat kita tidak bisa menilai situasi
secara akurat dan bijaksana.
Ditemuka 4
pelajar yang sering begadang dari keseluruah siswa XI IPS 3 SMA Negeri 1
Belitang III. Dan pada ke 4 responden yang mengaku gemar begadang ini diperoleh
informasi jika kegiatan begadang sering dilakukan untuk mengobrol, bermain
kartu dan menonton hiburan malam. Dari konsep pembicaraan yang dilakukan
pelajar yang suka begadang kurang memiliki sopan santun dalam berbicara dan
bertingkah laku. Hal ini karena dalam pergaulan malam mereka kurang terawasi
oleh orang tua sehingga mereka mudah menggunkan kata-kata kasar dan berprilaku
semaunya. Pergaulan malam secara pasti indetik dengan konsumsi rokok bahkan
meski masih berstatus pelajar banyak dari para pelajar ini telah sering
mengkonsumsi minuman keras berbagai jenis.
Kerugian
yang sangat fatal adalah mengenai prestasi mereka baik didalam maupun diluar
lingkungan sekolah. Dari keseluruhan pelajar yang gemar begadang ini tidak
memiliki prestasi yang membanggakan baik didalam maupun diluar sekolah. Bahkan
mereka sendiri sadar begadang tidak memberi banyak manfaat terhadap kehidupan
mereka hanya keuntungan pertemanan yang mungkin mereka dapatkan itupun bukan
orang yang baik untuk mengembangkan diri kedalam pergaulan yang positif.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Begadang membawa Pelajar kedalam
pergaulan yang kurang baik seperti berjudi, mengkonsumsi rokok dan minuman
keras.
2. Begadang mengurangi waktu belajar
dan menggangu kegiatan belajar disekolah karen waktu belajar digunakan untuk
tidur.
3. Begadang dapat menurunkan prestasi
bukan saja prestasi belajar di lingkungan sekolah tetapi juga prestasi luar
sekolah.
4.2
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil maka penulis
menyarankan agar:
1. Begadang semestinya tidak dilakukan
untuk kegiatan yang tidak penting melainkan untuk kepentingan yang bermanfaat
seperti acara keagamaan dan kemasyarakatan.
2. Pelajar lebih mengutamakan kegiatan
belajar untuk meraih prestasi dibandingkan kegiatan pergaulan negatif.
3. Diadakan penelitian yang lebih
lanjut dan mendalam, karena penelitian ini masih bersifat rintisan.
DAFTAR PUSTAKA
[online] http://teknologi.vivanews.com/news/read/208717-gadget-penyebab-orang-semakin-kurang-tidur (diakses
28 Maret 2012)
[online]http://kesehatan.kompas.com/read/2010/07/22/0754116/Inilah.10.Kerugian.akibat.Kurang.Tidur (diakses
10 Mei 2012)
http://endipurwa07.blogspot.com/2010/01/tahukah-kau-dampak-begadang-bagi-remaja.html. Di
unduh pada : 07 juni 2014 pukul 14:30
http://www.tnol.co.id/id/my-blog/9205-dampak-dampak-yang-terjadi-akibat-begadang.html. Di
unduh pada : 10 juni 2014 pukul 19:30
http://coretansang.blogspot.com/2012/07/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html. Di
unduh pada : 11 juni 2014 pukul 22:00
http://zonainfosemua.blogspot.com/2011/01/pengertian-metode-penelitian-kualitatif.html Di
unduh pada : 11 juni 2014 pukul 22:30