BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kedelai
merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis,
merupakan kedelai yang menurunkan berbagai kedelai yang kita kenal sekarang (Glycine max (L) Merril). Berasal dari daerah
Manshukuo (Cina Utara). Di Indonesia, yang dibudidayakan mulai abad ke-17
sebagai tanaman makanan dan pupuk hijau. Penyebaran tanaman kedelai ke
Indonesia berasal dari daerah Manshukuo menyebar ke daerah Mansyuria: Jepang
(Asia Timur) dan ke negara-negara lain di Amerika dan Afrika.
Tanaman ini dapat hidup baik dataran tinggi maupun
dataran rendah, tergantung pada jenis varietas tanamannya. Akan tetapi kualitas
tanah, banyaknya sinar matahari dan curah hujan ikut mempengaruhi pertumbuhan Kedelai. Media
tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam yang
akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam.
Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda
habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah
memiliki kelembapan dan kecepatan angin yang berbeda. Secara umum, media tanam
harus dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara,
dan dapat menahan ketersediaan unsur hara hal ini juga berlaku padre tanaman Kedelai..
Untuk itu penelitian ini dilakuan karena ingin membuktikan pengaruh media tanam
bagi pertumbuhan tanaman Kedelai.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat
dirumuskan masalah: Bagaimana pengaruh media tanam bagi pertumbuhan tanaman Kedelai(Glycine max (L) Merril?
1.3 Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: Menjelaskan
pengaruh media tanam bagi
pertumbuhan tanaman Kedelai(Glycine max (L) Merril.
1.4 Manfaat
Peneltitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
memberi manfaat agar pembaca mengetahui pengaruh media tanam bagi pertumbuhan
tanaman kedelai.
1.5 Hipotesis
Mengenai penelitian yang akan dilaksanakan penulis
mengambil sebuah hipotesis bahwa pertumbuhan kedelai ditanah biasa lebih baik
dari pada pertumbuhan kedelai pada media pasir.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Klasifikasi dan Deskripsi Morfologi Kedelai
Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi),
kacang kedelai diklasifikasikan sebagai berikut :
·
Kingdom
: Plantae
·
Divisi
: Spermatophyta
·
Sub
Divisi : Angiospermae
·
Kelas
: Dicotyledonae
·
Ordo
: Fabales
·
Famili
: Fabaceae
·
Genus
: Glycine
·
Species
Glycine max
Kedelai merupakan terna dikotil semusim
dengan percabangan sedikit, sistem perakaran akar tunggang, dan batang
berkambium. Kedelai dapat berubah penampilan menjadi tumbuhan setengah merambat
dalam keadaan pencahayaan rendah. Kedelai, khususnya kedelai putih dari daerah
subtropik, juga merupakan tanaman hari-pendek dengan waktu kritis rata-rata 13
jam. Ia akan segera berbunga apabila pada masa siap berbunga panjang hari
kurang dari 13 jam. Ini menjelaskan rendahnya produksi di daerah tropika,
karena tanaman terlalu dini berbunga. Berikut ini adalah morfologi tanaman
kedelai:
2.1.1 Biji
Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit
biji dan tidak mengandung jaringan endospperma. Embrio terletak diantara keping
biji. Warna kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat. Pusar biji (hilum) adalah
jaringan bekas biji melekat pada dinding buah. Bentuk biji kedelai umumnya
bulat lonjong tetapai ada pula yang bundar atau bulat agak pipih.
2.1.2
Kecambah
Biji kedelai yang kering akan berkecambah
bila memperoleh air yang cukup. Kecambah kedelai tergolong epigeous, yaitu
keping biji muncul diatas tanah. Warna hipokotil, yaitu bagian batang kecambah
dibawah kepaing, ungu atau hijau yang berhubungan dengan warna bunga. Kedelai
yang berhipokotil ungu berbunga ungu, sedang yang berhipokotil hijau berbunga
putih. Kecambah kedelai dapat digunakan sebagai sayuran (tauge).
2.1.3 Perakaran
Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang
membentuk akar-akar cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan
tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar akan berkembang lebih ke dalam agar
dapat menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak
40 cm, dengan kedalaman hingga 120 cm. Selain berfungsi sebagai tempat
bertumpunya tanaman dan alat pengangkut air maupun unsur hara, akar tanaman
kedelai juga merupakan tempat terbentuknya bintil-bintil akar. Bintil akar
tersebut berupa koloni dari bakteri pengikat nitrogen Bradyrhizobium japonicum
yang bersimbiosis secara mutualis dengan kedelai. Pada tanah yang telah
mengandung bakteri ini, bintil akar mulai terbentuk sekitar 15 – 20 hari
setelah tanam. Bakteri bintil akar dapat mengikat nitrogen langsung dari udara
dalam bentuk gas N2 yang kemudian dapat digunakan oleh kedelai setelah dioksidasi
menjadi nitrat (NO3).
2.1.3 Batang
Kedelai berbatang dengan tinggi 30–100 cm.
Batang dapat membentuk 3 – 6 cabang, tetapi bila jarak antar tanaman rapat,
cabang menjadi berkurang, atau tidak bercabang sama sekali. Tipe pertumbuhan
batang dapat dibedakan menjadi terbatas (determinate), tidak terbatas
(indeterminate), dan setengah terbatas (semi-indeterminate). Tipe terbatas
memiliki ciri khas berbunga serentak dan mengakhiri pertumbuhan meninggi.
Tanaman pendek sampai sedang, ujung batang hampir sama besar dengan batang
bagian tengah, daun teratas sama besar dengan daun batang tengah. Tipe tidak
terbatas memiliki ciri berbunga secara bertahap dari bawah ke atas dan tumbuhan
terus tumbuh. Tanaman berpostur sedang sampai tinggi, ujung batang lebih kecil dari
bagian tengah. Tipe setengah terbatas memiliki karakteristik antara kedua tipe
lainnya.
2.1.5 Bunga
Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu
setiap bunga mempunyai alat jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada
saat mahkota bunga masih menutup sehingga kemungkinan kawin silang alami amat
kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas batang, berwarna ungu atau putih. Tidak
semua bunga dapat menjadi polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara
sempurna. Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong.
2.1.6 Buah
Buah kedelai berbentuk polong. Setiap tanaman
mampu menghasilkan 100 – 250 polong. Polong kedelai berbulu dan berwarna kuning
kecoklatan atau abu-abu. Selama proses pematangan buah, polong yang mula-mula
berwarna hijau akan berubah menjadi kehitaman.
2.1.7 Daun
Pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh
dari biji terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di
atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal
memiliki tangkai pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang.
Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun
berbulu halus (trichoma) pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada
ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan gugur, mulai dari
daun yang menempel di bagian bawah batang.
2.2. Definisi Pertumbuhan
Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses
pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, yaitu
tidak dapat kembali ke bentuk semula. Pertumbuhan disebabkan oleh adanya
pembelahan sel (pertambahan jumlah sel) dan oleh adanya pembesaran sel
(pertambahan ukuran sel). Pertumbuhan bersifat kuantitatif, yaitu dapat diukur
menggunakan alat Auksanometer. Pertumbuhan tumbuhan berlangsung sepanjang
hidupnya.
Perkembangan adalah suatu proses menuju
keadaan yang lebih dewasa atau terspesialisasinya sel-sel menuju ke struktur
dan fungsi tertentu atau proses perubahan bentuk (morfogenesis).
Perkembangan ditandai dengan adanya kemampuan
untuk berkembang biak. Perkembangan bersifat kualitatif, hanya bisa diukur dari
perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.Pertumbuhan dan perkembangan selalu
berjalan bersamaan. Terdapat tiga jenis fase pertumbuhan dan perkembangan,
yaitu fase pembelahan sel, fase pembesaran ukuran sel, dan fase deferensiasi
sel.
Pertumbuhan dan perkembangan awal dari
tumbuhan berbiji dimulai dari biji. Potensi biji untuk tumbuh menjadi individu
baru, yaitu embrio dan cadangan makanan. Embrio terdiri dari: radikula (embrio
akar), plumula (embrio daun), epikotil (embrio pucuk), dan hipokotil (embrio
batang).Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio atau
munculnya plantula (tumbuhan kecil dari dalam biji). Perubahan embrio saat
perkecambahan umumnya adalah radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar,
selanjutnya plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang dan daun.
Berdasarkan letak kotiledon pada saat
berkecambah, dikenal dua macam tipe perkecambahan, yaitu hipogeal dan epigeal.
a. Perkecambahan
Hipogeal.
Terjadi pertumbuhan memanjang dari epikotil yang
menyebabkan plumula keluar menembus
kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon tetap berada di dalam tanah.
b. Perkecambahan
Epigeal.
Terjadi pertumbuhan memanjang dari hipokotil
yang menyebabkan plumula dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah. Kotiledon
berada di atas tanah.
Proses germinasi di mulai ketika biji
menyerap air (imbibisi). Air menyebabkan pecahnya lapisan luar biji dan
mendorong hormon & enzim aktif bekerja. Enzim akan mengambil oksigen untuk
metabolisme sel, sehingga berlangsung proses oksidasi makanan dalam endosperm
(kotiledon) biji hasil pertumbuhan biji.
Tahap-tahap dalam germinasi:
a. Imbibisi.
b. Sekresi hormon giberelin dan enzim amilase.
c. Hidrolisis cadangan makanan.
d. Pengiriman bahan makanan dan hormon ke titik
tumbuh.
e. Asimilasi (fotosintesis).
Pertumbuhan pada tumbuhan dibedakan menjadi:
Pertumbuhan primer dan Pertumbuhan sekunder. Proses pertumbuhan dan
perkembangan dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam
meliputi sifat genetik yang ada di dalam gen dan hormon yang merangsang
pertumbuhan. Sedangkan faktor dari luar meliputi nutrien, air, cahaya, suhu
udara, oksigen, kelembaban, dan media tanam.
BAB
III
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis
Penelitian
Metode
yang digunakan oleh peneliti adalah metode eksperimen
yang merupakan bagian dari metode kuantitatif, dan memiliki ciri khas
tersendiri terutama dengan adanya kelompok kontrol. Dalam bidang sains, penelitian-penelitian
dapat menggunakan desain eksperimen karena variabel-variabel dapat dipilih dan
variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi proses eksperimen itu dapat
dikontrol secara ketat. Sehingga dalam metode ini, peneliti memanipulasi paling
sedikit satu variabel, mengontrol variabel lain yang relevan, dan mengobservasi
pengaruhnya terhadap variabel terikat. Manipulasi variabel bebas inilah yang
merupakan salah satu karakteristik yang membedakan penelitian eksperimental
dari penelitian-penelitian lain.
3.2
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah gelas bekas kemasan air minum kemasan. Sedangkan bahan yang digunakan
antaralain sebagai berikut: air, benih kedelai, tanah, dan tanah pasir.
3.3 Prosedur
Penelitian
Berikut
ini adalah prosedur penelitian yang kan dilakukan:
1.
Menyiapkan alat dan bahan
2.
Masukan setiap media pada gelas plastik yang
dipersiapkan
3.
Siram dengan air pada setiap media secukupnya
4.
Taruh beberapa benih pada setiap media
5.
Amati dan catat hasil penelitian.
3.4 Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan
dilaksanakan pada tanggal 14 November – 2 Desember 2015. Dam bertempat di Desa
Nusa Bakti, Kecamatan Belitang III, Kabupaten OKU Timur.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
Setelah menjalankan prosedur
penelitian dan mencatat setiap hasil pengamatan pada setiap jenis sampel dalam mempelajari perbandingan pertumbuhan
pada kedelai yang ditanam pada media pasir dan media tanah, maka didapat hasil yang tersaji dalam tabel
berikut ini :
No
|
Hari pengamatan
|
Pertumbuhan
kedelai
|
|
Tanah
biasa
|
Pasir
|
||
1
|
Hari Pertama
|
0
|
0
|
2
|
Hari ke- 2
|
0
|
0
|
3
|
Hari ke- 3
|
0
|
0
|
4
|
Hari ke- 4
|
0,2 cm
|
0
|
5
|
Hari ke- 5
|
0,4 cm
|
0
|
6
|
Hari ke- 6
|
0,9 cm
|
0,2 cm
|
7
|
Hari ke- 7
|
1 cm
|
0,8 cm
|
8
|
Hari ke- 8
|
1,2 cm
|
1 cm
|
Keterangan
|
Hidup
|
Hidup
|
Tabel Hasil
Peneitian
4.2 Pembahasan
Media
tanam merupakan salah satu faktor penting yang sangat menentukan dalam kegiatan
bercocok tanam. Media tanam akan menentukan baik buruknya pertumbuhan tanaman
yang pada akhirnya mempengaruhi hasil produksi. Berdasarkan hasil pengamatan, tanaman
Kedelai yang ditanama pada media tanah biasa mulai berkecambah saat usia 4
hari. Saat itu terlihat kuncup batang mulai terlihat di atas permukaan walau
hanya terlihat sedikit. Sedangkan daun pertama tumbuh pada hari ke-6. Sedangkan
pada media pasir mulai bekecambah pada hari ke-6 dan tampak daun pertama pada
hari ke 8.
Media
tanam memiliki fungsi untuk menopang tanaman, memberikan nutrisi dan
menyediakan tempat bagi akar tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Lewat media
tanam tumbuh-tumbuhan mendapatkan sebagian besar nutrisinya. Untuk budidaya
tanaman dalam wadah pot atau polybag, media tanam dibuat sebagai pengganti
tanah. Oleh karena itu, harus bisa menggantikan fungsi tanah bagi tanaman. Tumbuhan Kedelai yang mengalami
pertumbuhan dan perkembangan paling cepat terdapat dalam medium tanah. Akar,
batang, dan daunnya paling panjang diantara yang lainnya. Kemampuan tanah dalam
mengikat air menyebabkan proses perkecambahan pada kedelai lebih cepat.
Keberadaan jumlah air yang cukup merangansang pertumbuhan lebih cepat juga. Kandungan hara tanah di daerah tropis umumnya sangat
tinggi, baik unsur Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Karbon (C), Nitrogen (N) dan
Kalium (K) untuk kedalaman 0 – 50 cm, yang merupakan lapisan humus yang
dibutuhkan tanaman. Sebagaimana diketahui bahwa beberapa unsur hara itu
tersimpan dalam daun, buah, tangkai, batang dan akar pada saat tanaman
mengalami pertumbuhan. Pepohonan dan tanaman berakar panjang dapat menyerap
mineral dari bagian tanah yang dalam melalui akarnya. Kemampuan penyerapan hara
oleh tanaman akan mempengaruhi kemampuan tumbuh tanaman itu untuk hidup
Kondisi di atas
berbanding terbalik dengan kondisi tanaman Kedelaiyang terdapat dalam pasir. Kedelai
tumbuh lebih lambat ini mungkin disebabkan tingkat kelembaban pada pasir yang
mudah hilang karena tidak mampu mengikat air. meski demikian pada hari ke- 6
kedelai tetap berkecambah dan tumbuh walaupun pertumbuhan ini tampak kurang
baik. Kandungan hara lahan pasir hanya terbatas
pada fosfor yang jumlahnya sangat sedikit (5,1-20,5 ppm). Sementara itu,
bahan-bahan organik lain hanya 0,4-0,8 persen, natrium 0,05-0,08 persen, dan
kalium 0,09-0,2 persen.Temperatur permukaan lahan pasir juga amat tinggi,
rata-rata di atas 30 derajat celsius. Embusan angin kencang juga mendukung
penguapan air di pantai. Karakter lahan semacam ini sangat tidak menguntungkan
bagi pertumbuhan tanaman. Tanpa ada tambahan unsure lain tentu pasir bukanlah
mdia yang baik untuk pertumbuhan tanaman.
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan
fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan
sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran
setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses
pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke
media lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya
setek batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam
penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam.
Pasir malang dan pasir bangunan merupakan Jenis pasir yang sering digunakan
sebagai media tanam.
Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses pemisahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau angin. Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam secara tunggal.
Penggunaan pasir seoagai media tanam sering dikombinasikan dengan
campuran bahan anorganik lain, seperti kerikil, batu-batuan, atau bahan organik
yang disesuaikan dengan jenis tanaman.
Pasir pantai atau semua pasir yang berasal dari daerah yang
bersersalinitas tinggi merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk :gunakan sebagai media tanam, kendati pasir tersebut sudah dicuci :erlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam dapat ,enyebabkan tanaman menjadi merana. Selain itu, organ-organ tanaman, seperti akar dan daun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan (nekrosis).
Pasir pantai atau semua pasir yang berasal dari daerah yang
bersersalinitas tinggi merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk :gunakan sebagai media tanam, kendati pasir tersebut sudah dicuci :erlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam dapat ,enyebabkan tanaman menjadi merana. Selain itu, organ-organ tanaman, seperti akar dan daun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan (nekrosis).
Dengan demikian penelitian
mengenai pengaruh media tanam terhadap kecepatan perkecambahan
tanaman Kedelai ini, dapat diketahui bahwa hipotesis yang di sajikan ternyata
sesuai dengan hasil dari penelitian.
Media
tanam yang baik harus memiliki sifat-sifat fisik, kimia dan biologi yang sesuai
dengan kebutuhan tanaman. Secara umum, media tanam yang baik harus memiliki
syarat-syarat sebagai berikut:
§ Mampu menyediakan ruang tumbuh bagi
akar tanaman, sekaligus juga sanggup menopang tanaman. Artinya, media tanam harus
gembur sehingga akar tanaman bisa tumbuh baik dan sempurna, akan tetapi masih
cukup solid memegang akar dan menopang batang agar tidak roboh. Apabila media
terlalu gembur, pertumbuhan akar akan leluasa namun tanaman akan terlalu mudah
tercerabut. Sebaliknya apabila terlalu padat, akar akan kesulitan untuk tumbuh.
§ Memiliki porositas yang baik,
artinya bisa menyimpan air sekaligus juga mempunyai drainase (kemampuan
mengalirkan air) dan aerasi (kemampuan mengalirkan oksigen) yang baik. Media
tanam harus bisa mempertahankan kelembaban tanah namun harus bisa membuang
kelebihan air. Media tanam yang porous mempunyai rongga kosong antar
materialnya. Media tersebut tersebut isa ditembus air, sehingga air tidak
tergenang dalam pot atau polybag. Namun disisi lain ronga-rongga tersebut harus
bisa menyerap air (higroskopis) untuk disimpan sebagai cadangan dan
mempertahankan kelembaban.
§ Menyediakan unsur hara yang cukup
baik makro maupun mikro. Unsur hara sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.
Unsur hara ini bisa disediakan dari pupuk atau aktivitas mikroorganisme yang
terdapat dalam media tanam.
§ Tidak mengandung bibit penyakit,
media tanam harus bersih dari hama dan penyakit. Hama dan penyakit yang
terkandung dalam media tanam dapat menyerang tanaman dan menyebabkan kematian
pada tanaman. Media tanam tidak harus steril karena banyak mikrooganisme tanah
yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi tanaman, namun harus higienis dari bibit
penyakit.
Literatur ini telah
menjawab pertanyaan kita mengapa pertumbuhan kedelai di media tanah lebih cepat
dari pada tanama kedelai pada media pasir, tanah hampir memnuhi seluruh syarat
sebagai media tanam yang baik, berbanding terbalik dengan pasir yang hampir
tidak memenuhi keseluruhan kriteria media tanam tang baik. Tetapi menggabungkan
tanah dan pasir akan sangat baik untukpertumbuhan tanaman kedelai.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan
pembahasan maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau
dimulai dengan tumbuhnya akar, batang, baru kemudian daun. Proses tersebut
memerlukan waktu yang berbeda.
2. Proses pertumbuhan tanaman kedelai pada media tanah lebih
cepat dari pertumbuhan tanaman kedelai pada media pasir.
5.2 Saran-saran
Dari kesimpulan yang didapat
maka penulis memberikan saran berikut ini:
1. Pada proses budidaya pemilihan dan
pengolahan media yang baik akan membantu meningkatkan hasil produksi.
2. Penelitian ini masih bersifat rintisan
maka perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut agar lebih baik.
Daftar
Pustaka
Ayunitaas,2013.Laporan Penelitian Pengaruh Air. http://ayunitaas.blogspot.com/2013/05/laporan-penelitian-pengaruh-air.html, diakses 3 Desember 2015
Bambang, suharno dkk.2006. Biologi SMA jilid 3 untuk Kelas XII.
Pusat Perbukuan Departermen Nasional
Fatimah, Siti, Dkk. 2008. Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sambiloto (Andrographis Paniculata, Nees). Embriyo
Vol.5 No.2.
Fitribby.2013. biologi pengaruh berbagai media tanam. http://fitribby.blogspot.com/2013/04/biologi-pengaruh-berbagai-media-tanam.html diakses 3 Desember 2015
Hanum, Chairani. 2008. Teknik Budidaya Tanaman. Jakarta :
Depdiknas.
Kistinnah, Indun, ending sri lestari.
2009. Biologi Makhluk Hidup dan
Lingkungannya.Pusat Perbukuan Departermen Nasional.
Nurwandani, Paristiyanti. 2008. Teknik Pembibitan Tanaman Dan Produksi Benih.
Jakarta : Depdiknas.
Nusifera, Sosiawan. 2001. Respon Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) Terhadap
Pupuk Daun Nutra-Phos N Dengan Konsentrasi Bervariasi. Jurnal
Agronomi 8 (1) : 27-
Pratiwi, D.A, dkk.2007. Biologi Jilid 1 Kelas X.Jakarta :
erlangga
Setiawan, Eko. 2009. Pengaruh Empat Macam Pupuk Organic Terhadap Pertumbuhan Sawi(Brassica
Juncea L). Embryo Vol 6. No.1.
Susila, Anas, D. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Bogor
: IPB.
Syamsuri, Istamar, dkk.2004. BIOLOGI 3A.Jakarta : erlangga
·