BAB I
PENDAHULUAN
Bagi
sebagian masyarakat, kacang kedelai sudah tidak asing lagi bagi mereka. Hampir
semua orang pasti sudah mengenal tanaman ini. Dalam kehidupan sehari-hari
kacang kedelai memang peranan yang penting kacang kedelai sering digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan kecap, tempe dan tahu. Sering pula dicampur dalam
masakan dan minuman..
Kedelai
putih diperkenalkan ke nusantara oleh pendatang dari cina sejak maraknya
perdagangan dengan tiongkok, sementara kedelai hitam sudah lama dikenal oleh
orang penduduk setempat.“Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan
minyak nabati dunia”. Sekam merupakan bagian dari bulir padi-padian berupa
lembaran yang kering, bersisik dan tidak dapat dimakan, yang melindungi bagian
dalam. Sekam dapat dijumpai pada hampir semua anggota rumput-rumputan. Meskipun
pada beberapa jenis budidaya ditemukan pula variasi bulir tanpa sekam.
Sekam
merupakan salah satu pemanfaatan limbah pabrik dari penggilingan padi yang
sudah lama dikenal oleh masyarakat. Sebelum sekam digunakan dalam campuran
tanah sebagai pupuk sebaiknya sekam tersebut diolah atau dibakar sehingga
menjadi abu sekam.Abu sekam dapat dengan mudah diperoleh di toko-toko
pertanian. Namun tidak ada salahnya memproduksi sendiri abu sekam untuk
keperluan sendiri bahkan mungkin dapat menjualnya nanti.
Ada
dua cara pembuatan abu sekam yaitu :
a.
Pembuatan abu sekam dengan cara disangrai
b.
Pembuatan abu sekam dengan cara dibakar dalam tong
c.
Pembuatan abu alamiah yang berasal dari pabrik penggilingan padi yang sudah
digunakan
Abu
sekam tersebut merupakan hasil pembakaran sekam padi (oriza sativa L)
yang dapat diperoleh dari limbah pabrik tempat penggilingan padi. Dimana padi
ini merupakan tanaman pertanian yang banyak terdapat di Sulawesi Selatan dan
hampir seluruh daerah di Indonesia.
Abu
sekam memiliki fungsi mengikat logam berat. Selain itu Abu sekam berfungsi
untuk mengemburkan tanah sehingga bisa mempermudah akar tanaman menyerap unsur
hara didalamnya, sehingga masih perlu campuran media lain dalam media tanaman
tersebut bagus dicampur dengan pupuk kompos.
Abu
sekam yang berasal dari padi ini sangat kaya akan silica yang dalam oksidanya
dikenal dengan silica dioxide. Tujuan dari pemberian abu sekam pada suatu
tanaman agar pertumbuhan tanaman menjadi baik dan normal.
Unsur
C, H, dan O diudara cukup banyak sehingga orang jarang mempermasalahkannya.
Tetapi tidak demikian halnya dengan 13 unsur kimia lainnya yang ada dalam tanah
zat-zat itu akan habis bila tidak diganti. Kekurangan zat hara dalam tanah akan
menyebabkan tanaman menjadi kurus, berpenyakit, tidak berbuah, dan tidak tumbuh
dengan semestinya.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:Bagaimana pengaruh mekanisme abu sekam
terhadap pertumbuhan tanam kacang kedelai (Glycine) pada beberapa
konsentrasi perlakuan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:Menjelaskan pengaruh
mekanisme abu sekam terhadap pertumbuhan
tanam kacang kedelai (Glycine) pada beberapa konsentrasi perlakuan.
1.4 Hipotesis
Dari belakang
yang telah dijabarkan dan rumusan masalah yang telah diambil hipotesis penulis
adalah adanya hubungan antara media tanam terhadap tingkat pertumbuhan tanaman.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian Abu Sekam
Abu
sekam adalah sekam padi yang dibakar yang berwarna hitam yang dihasilkan dari
pembakaran sekam yang tidak sempurna. (Zainuddin Dwi Judho P, S.Hut, 2006).
2.2 Botani Kacang Kedelai (Glycine)
Berdasarkan
sistem klasifikasi, tumbuhan, tanaman kacang kedelai termasuk kelas Dycotyledoneae
(berkeping dua). Klasifikasi tanaman kacang kedelai menurut Adi Sarwanto
(2005) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub
Divisoo :
Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo
: Rosale
Family
: Leguminosae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine Soya
Dari beberapa
spesies, hanya ada 2 (dua) spesies yang umum dibudidayakan yaitu kedelai putih
dan kedelai hitam.
2.2.1
Kandungan Gizi Kacang Kedelai
Kandungan
gizi dalam biji kedelai dikenal cukup
tinggi pada kacang kedelai, berbeda banyaknya untuk tiap jenis. Adapun
kandungan nutrisi kacang kedelai per 100 gram dapat dilihat pada tabel berikut
:
Kandungan Gizi
pada Tanaman Kacang Kedelai
No
|
Kandungan Gizi
|
Banyaknya
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
|
Kalori
(kal)
Protein
(g)
Lemak
(g)
Karbohidrat
(g)
Kalsium
(mg)
Fosfor
(mg)
Zat
besi
(mg)
Vitamin
A
(si)
Vitamin
B1
(mg)
Vitamin
C
(mg)
Air
(g)
Bagian
yang dapat dimakan (Bdd)%
|
286,00
30,20
15,60
30,10
196,00
506,00
6,90
95,00
0,93
-
20,00
100,00
|
2.2.2 Morfologi Tanaman Kacang
Kedelai
Tanaman
kacang kedelai umumnya tumbuh tegak, berbentuk semak, dan merupakan tanaman
semusim. Morfologi tanaman kacang kedelai didukung oleh komponen utamanya,
yaitu : akar, daun, batang, polong dan biji sehingga pertumbuhannya bisa
optimal.
1. Akar
Akar kacang
kedelai muncul dari belahan kulit biji yang muncul di sekitar misofil. Calon
akar tersebut kemudian tumbuh dengan cepat kedalam tanah, sedangkan kotiledon
yang terdiri dari dua keping akan terangkat ke permukaan tanah akibat
pertumbuhan yang cepat.
Sistem
perakaran kedelai terdiri dari dua macam, yaitu akar tunggang dan akar serabut
yang tumbuh dari akar tunggang. Selain sebagai penyerap unsur hara dan
penyangga tanaman, pada perakaran ini adalah merupakan tempat terbentuknya
bintil / nodul akar yang berfungsi sebagai pabrik alami terfiksasinya nitrogen
udara.
2.
Batang
dan Cabang
Pertumbuhan
batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe determinate dan
indeterminate. Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini didasarkan atas
keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang tipe determinate
ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman mulai
berbunga. Sementara pertumbuhan batang tipe indeterminate dicirikan bila pucuk
batang tanaman masih bisa tumbuh daun. Walaupun tanaman sudah mulai berbunga.
Hampir seluruh permukaan batang kacang kedelai berbulu.
Cabang akan
muncul dibatang tanaman. Jumlah cabang tergantung dari varietas dan kondisi
tanah, tetapi ada juga varietas kedelai yang tidak bercabang.
3.
Daun
Umumnya, bentuk
daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip (lanceolate). Kedua bentuk
daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Daun mempunyai stomata,
berjumlah antara 190-320 buah/m2.
Daun kacang
kedelai mempunyai bulu yang berwarna cerah dan jumlahnya bervariasi. Panjang
bulu bisa mencapai 1 mm dan lebar 0,0025 mm. Kepadatan bulu bervariasi,
tergantung varietas, tetapi biasanya antara 3-20 buah/mm2.
4.
Bunga
Tanaman
kacang-kacangan, termasuk tanaman kedelai, mempunyai dua stadia tumbuh, yaitu
stadia vegetatif dan stadia reproduktif. Stadia vegetatif mulai dari tanaman
berkecambah sampai saat berbunga, sedangkan stadia reproduktif mulai dari
pembentukan bunga sampai pemasakan biji.
Tangkai bunga
umumnya tumbuh dari ketiak tangkai daun yang diberi nama rasim. Jumlah bunga
pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam, antara 2-25 bunga, tergantung
kondisi lingkungan tumbuh dan varietas kedelai.
Bunga tanaman
kedelai termasuk bunga kupu-kupu yang berwarna ungu atau kuning, dan tergantung
pada varietasnya. (Ir. Ahmad Affandi, 1977).
5.
Polong dan Biji
Polong kedelai
pertama kali terbentuk sekitar 7-10 hari setelah munculnya bunga pertama.
Panjang polong muda sekitar 1 cm. Kecepatan pembentukan polong dan pembesaran
biji akan semakin cepat setelah proses pembentukan bunga berhenti. Hal ini
kemudian diikuti oleh perubahan warna polong, dari hijau menjadi kuning
kecoklatan pada saat masak. (Dr. T. Adisarwanto, 2005).
Tanaman kacang
kedelai bentuk bijinya bermacam-macam tetapi pada umumnya berbentuk bulat telur
yang terdiri dari embrio yang diselubungi oleh kulit biji. Terdapat jaringan
endosperma yang kecil dan hilum yang mudah terlihat pada permukaan kulit biji.
(Ir. Ahmad Affandi, 1977).
2.3 Pengertian media tanam abu sekam
Tanaman kacang
kedelai dapat ditanam diberbagai jenis media. Dalam pertumbuhannya, tidak
menuntut persyaratan media tanam yang khusus, tetapi untuk pertumbuhan yang
baik, memerlukan media tanam yang subur dan gembur. Media tanam yang keadaannya
gembur aerasinya baik, artinya memiliki butiran-butiran media yang cukup dengan
rongga udara baik sehingga sirkulasi udara yang ada dalam media cukup lancar
dan tanaman yang tumbuh ditempat media tersebut akan subur. Sedangkan media
yang dalam keadaan subur artinya banyak mengandung unsur hara / zat-zat makanan
yang diperlukan tanaman untuk proses tumbuh dan berkembang.
Abu sekam
adalah hasil pembakaran dari sekam (kulit padi) yang berwarna hitam yang
kemudian dijadikan media tanam. Media abu sekam memiliki kelebihan antara lain
mempunyai harga yang murah, bahannya mudah diperoleh, sangat ringan, bersifat
porous yang baik sehingga sirkulasi udara tinggi, banyak mengandung pori-pori,
kapasitas menahan air yang tinggi, kebersihan media lebih terjamin, bebas dari
kotoran.
BAB III
Metode Penelitian
3.1
Jenis Penelitian
Metode
yang digunakan oleh peneliti adalah metode eksperimen
yang merupakan bagian dari metode kuantitatif, dan memiliki ciri khas
tersendiri terutama dengan adanya kelompok kontrol. Dalam bidang sains,
penelitian-penelitian dapat menggunakan desain eksperimen karena
variabel-variabel dapat dipilih dan variabel-variabel lain yang dapat
mempengaruhi proses eksperimen itu dapat dikontrol secara ketat. Sehingga dalam
metode ini, peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel, mengontrol
variabel lain yang relevan, dan mengobservasi pengaruhnya terhadap variabel
terikat. Manipulasi variabel bebas inilah yang merupakan salah satu
karakteristik yang membedakan penelitian eksperimental dari
penelitian-penelitian lain.
3.2
Alat dan Bahan
alat dan bahan sebagai yang akan digunakan
dalam praktik penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. polybag
3 buah
2.
Tanah kompos
3.
abu sekam.
4.
bibit kedelai
5.
Alat tulis
6.
Penggaris untuk mengukur
3.3
Prosedur Penelitian
Untuk
mempermudah proses penelitian maka penelitian akan dilaksanakan berdasarkan
prosedur berikut ini:
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Penanaman
dilakukan apabila benih telah siap.
3. Tanam
benih kedelai ditanam pada polybag yang
sudah diisikan tanah, kompos dan abu sekam
4. Siram
air setiap hari pagi dan sore
5. Amati
setiap pertumbuhan catat hasilnnya
BAB IV
Hasil dan pembahasan
1.1 Hasil
Penelitian
Dari
penelitian yang telah dijalankan sesuai dengan prosedur penelitian yang telah
ditetapkan, mengenai pengaruh perlakuan media tanam terhadap pertumbuhan kedelai. maka didapat
hasil yang tersaji dalam tabel berikut ini:
Tabel
Hasil Penelitian
No
|
Tanggal penelitian
|
Ukuran pertumbuhan (CM)
|
||
Sampel 1
|
Sampel 2
|
Sampel 3
|
||
1
|
14 November 2015
|
-
|
-
|
-
|
2
|
15 November 2015
|
1,2
|
1,5
|
1,5
|
3
|
16 November 2015
|
1,8
|
2
|
2,2
|
4
|
17November 2015
|
2
|
2,2
|
2,8
|
5
|
18
November 2015
|
3
|
3,2
|
3,5
|
6
|
19 November 2015
|
4
|
4,5
|
5
|
7
|
20 November 2015
|
5
|
6
|
6,8
|
Keterangan
|
Hidup
|
Hidup
|
Hidup
|
Keterangan:
Sampel 1 = Tanaman kedelai yang
ditanam pada tanah biasa
Sampel 2 = Tanaman kedelai yang
ditanam pada tanah yang dicampur dengan abu
sekam dengan perbandingan 3:1
Sampel 2 = Tanaman kedelai yang
ditanam pada tanah yang dicampur dengan abu
sekam dengan perbandingan 3:2
1.2 Pembahasan
Media
tanam merupakan salah satu faktor penting yang sangat menentukan dalam kegiatan
bercocok tanam. Media tanam akan menentukan baik buruknya pertumbuhan tanaman
yang pada akhirnya mempengaruhi hasil produksi. Berdasarkan hasil pengamatan, tanaman
kedelai mulai berkecambah saat usia 2 hari. Saat itu terlihat kuncup batang
mulai terlihat di atas permukaan walau hanya terlihat sedikit. Sedangkan daun
pertama tumbuh pada hari ke-6, tetapi pada media tanah tumbuh lebih lambat
dibandingkan dengan tanaman pada media tanah bercapur abu sekam, dan pada
sampel 3 tumbuh paling baik.
Perkembangan
Sampel 1
Perkembangan
sampel 2
Perkembangan
sampel 3
Media
tanam memiliki fungsi untuk menopang tanaman, memberikan nutrisi dan
menyediakan tempat bagi akar tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Lewat media
tanam tumbuh-tumbuhan mendapatkan sebagian besar nutrisinya. Untuk budidaya
tanaman dalam wadah pot atau polybag, media tanam dibuat sebagai pengganti
tanah. Oleh karena itu, harus bisa menggantikan fungsi tanah bagi tanaman. Tumbuhan Kedelai yang mengalami
pertumbuhan dan perkembangan paling cepat terdapat dalam medium tanah. Akar,
batang, dan daunnya paling panjang diantara yang lainnya. Kemampuan tanah dalam
mengikat air menyebabkan proses perkecambahan pada kedelai lebih cepat.
Keberadaan jumlah air yang cukup merangansang pertumbuhan lebih cepat juga. Kandungan hara tanah di daerah tropis umumnya sangat
tinggi, baik unsur Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Karbon (C), Nitrogen (N) dan
Kalium (K) untuk kedalaman 0 – 50 cm, yang merupakan lapisan humus yang
dibutuhkan tanaman. Sebagaimana diketahui bahwa beberapa unsur hara itu
tersimpan dalam daun, buah, tangkai, batang dan akar pada saat tanaman
mengalami pertumbuhan. Pepohonan dan tanaman berakar panjang dapat menyerap
mineral dari bagian tanah yang dalam melalui akarnya. Kemampuan penyerapan hara
oleh tanaman akan mempengaruhi kemampuan tumbuh tanaman itu untuk hidup
Media
tanam yang baik harus memiliki sifat-sifat fisik, kimia dan biologi yang sesuai
dengan kebutuhan tanaman. Secara umum, media tanam yang baik harus memiliki
syarat-syarat sebagai berikut:
§ Mampu menyediakan ruang tumbuh bagi
akar tanaman, sekaligus juga sanggup menopang tanaman. Artinya, media tanam
harus gembur sehingga akar tanaman bisa tumbuh baik dan sempurna, akan tetapi
masih cukup solid memegang akar dan menopang batang agar tidak roboh. Apabila
media terlalu gembur, pertumbuhan akar akan leluasa namun tanaman akan terlalu
mudah tercerabut. Sebaliknya apabila terlalu padat, akar akan kesulitan untuk
tumbuh.
§ Memiliki porositas yang baik,
artinya bisa menyimpan air sekaligus juga mempunyai drainase (kemampuan
mengalirkan air) dan aerasi (kemampuan mengalirkan oksigen) yang baik. Media
tanam harus bisa mempertahankan kelembaban tanah namun harus bisa membuang
kelebihan air. Media tanam yang porous mempunyai rongga kosong antar
materialnya. Media tersebut tersebut isa ditembus air, sehingga air tidak
tergenang dalam pot atau polybag. Namun disisi lain ronga-rongga tersebut harus
bisa menyerap air (higroskopis) untuk disimpan sebagai cadangan dan
mempertahankan kelembaban.
§ Menyediakan unsur hara yang cukup
baik makro maupun mikro. Unsur hara sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.
Unsur hara ini bisa disediakan dari pupuk atau aktivitas mikroorganisme yang
terdapat dalam media tanam.
§ Tidak mengandung bibit penyakit, media
tanam harus bersih dari hama dan penyakit. Hama dan penyakit yang terkandung
dalam media tanam dapat menyerang tanaman dan menyebabkan kematian pada
tanaman. Media tanam tidak harus steril karena banyak mikrooganisme tanah yang
sebenarnya sangat bermanfaat bagi tanaman, namun harus higienis dari bibit
penyakit.
Literatur ini telah
menjawab pertanyaan kita mengapa pertumbuhan kedelai di media tanah lebih cepat
dari pada tanama kedelai pada media pasir, tanah hampir memnuhi seluruh syarat
sebagai media tanam yang baik, berbanding terbalik dengan pasir yang hampir
tidak memenuhi keseluruhan kriteria media tanam tang baik. Tetapi menggabungkan
tanah dan abu sekam akan sangat baik untuk pertumbuhan tanaman kedelai, ini
karena pencampuran media tanam tanah dan
abu sekam akan memberikan efek ketersediaan unsur hara yang cukup serta
porositas yang baik sehingga dapat menjadi media tanam yang ideal bagi tanaman
kedelai.
Pada media tanam tanah
biasa atau sampel 1 memiliki pertumbuhan paling lambat dibandingkan dengan
sampel 2 dan 3 ini karena media tanam yang 100% tanah kurang baik dalam
porositas air sehingga lambat basah dan lambat kering. Sedangkan sampel 2 masih
lebih lambat dari sampel 3 karena alasan yang sama yaitu porositas yang belum
sempurna, sedangkan sampel 3 mampu tumbuh baik karena pencampuran media tanam
sudah pada komposisi ideal. Sehingga porositas air dapat berjalan sempurna yang
pada akhirnya membuat penyerapan air dan unsur hara dapat diserap sempurna oleh
tanaman dan proses pertumbuhan tanaman dapat berjalan optimal.
Dari penjelasan diatas
dapat kita ketahui bahwa pencampuran media tanam tanah dan abu sekam dapat
memperbaiki struktur tanah terutama porositas tanah yang menunjang pertumbuhan
tanaman kedelai menjadi optimal. Demikian hasil dan pembahasan dari penelitian
yang telah dilakukan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan
pembahasan maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman kedelai dimulai
dengan tumbuhnya akar, batang, baru kemudian daun. Proses tersebut memerlukan
waktu yang berbeda.
2. Proses pertumbuhan tanaman kedelai pada media tanah dengan
pencampuran dengan sekam abu sekam lebih cepat dari pertumbuhan tanaman kedelai
pada media tanah biasa.
5.2 Saran-saran
Dari kesimpulan yang
didapat maka penulis memberikan saran berikut ini:
1. Pada proses budidaya pemilihan dan
pengolahan media yang baik akan membantu meningkatkan hasil produksi.
2. Penelitian ini masih bersifat rintisan
maka perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut agar lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ayunitaas,2013.Laporan Penelitian Pengaruh Air. http://ayunitaas.blogspot.com/2013/05/laporan-penelitian-pengaruh-air.html, diakses 3 Desember 2015
Bambang, suharno dkk.2006. Biologi SMA jilid 3 untuk Kelas XII.
Pusat Perbukuan Departermen Nasional
Fatimah, Siti, Dkk. 2008. Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sambiloto (Andrographis Paniculata, Nees). Embriyo
Vol.5 No.2.
Fitribby.2013. biologi pengaruh berbagai media tanam. http://fitribby.blogspot.com/2013/04/biologi-pengaruh-berbagai-media-tanam.html diakses 3 Desember 2015
Hanum, Chairani. 2008. Teknik Budidaya Tanaman. Jakarta :
Depdiknas.
Kistinnah, Indun, ending sri lestari.
2009. Biologi Makhluk Hidup dan
Lingkungannya.Pusat Perbukuan Departermen Nasional.
Nurwandani, Paristiyanti. 2008. Teknik Pembibitan Tanaman Dan Produksi Benih.
Jakarta : Depdiknas.
Nusifera, Sosiawan. 2001. Respon Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) Terhadap
Pupuk Daun Nutra-Phos N Dengan Konsentrasi Bervariasi. Jurnal
Agronomi 8 (1) : 27-
Pratiwi, D.A, dkk.2007. Biologi Jilid 1 Kelas X.Jakarta :
erlangga
Setiawan, Eko. 2009. Pengaruh Empat Macam Pupuk Organic Terhadap Pertumbuhan Sawi(Brassica
Juncea L). Embryo Vol 6. No.1.
Susila, Anas, D. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Bogor
: IPB.
Syamsuri, Istamar, dkk.2004. BIOLOGI 3A.Jakarta : erlangga