BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Musik merupakan suatu
kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena musik dapat menjadikan orang merasa
senang, gembira dan nyaman. Musik bisa menjadi efektif di bidang akademis
dengan membantu pembentukan pola belajar, mengatasi kebosanan dan menangkal
kebisingan eksternal yang mengganggu. Musik juga dapat membantu kita merasa
bertenaga, percaya diri, mengurangi kesedihan, menghapus kemarahan, melepaskan
stress serta mengurangi rasa takut dan cemas.
Musik harus dikenalkan
sedini mungkin pada anak bahkan sejak dalam kandungan anak sudah dirangsang
dengan jenis musik yang dapat mengembangkan kecerdasan anak yaitu jenis musik
klasik. Bayi-bayi ketika di dalam kandungan mendengarkan musik yang rileks dan
menenangkan ternyata tumbuh dan bertambah berat badannya dengan mudah serta
lebih damai dengan diri mereka sendiri dan lingkungan sekitarnya, begitu mereka
hadir di “dunia nyata” .Musik klasik akhir-akhir ini mulai diperkenalkan dan
dipopulerkan setelah banyak yang membahas dan mengkaji lebih dalam tentang
pengaruh positif musik klasik terhadap kehidupan baik untuk kesehatan ataupun
juga peranannnya dalam pembelajaran.Musik klasik seperti karya Mozart, Bach,
Bethoven, dan Vivaldi dapat meningkatkan kemampuan mengingat, mengurangi
stress, meredaka ketegangan, meningkatkan energi dan meningkatkan daya
ingat.Kunci kesuksesan model adalah latar belakang musik klasik atau
instrumental. Musik klasikatauinstrumental telah diyakini dan terbukti dalam
memberikan pengaruh positif dalam proses pembelajaran.
Musik
Mozart yang termasuk salah satu jenis musik klasik dapat menguatkan daya ingat
lebih cepat tiga bulan pada bayi. Mendengarkan merupakan kegiatan yang
mayoritas hanya dianggap pasif dan kurang bisa mengembangkan kreativitas
seseorang, karena orang tersebut hanya mendengar, tanpa ada hubungan timbal
balik yang mempengaruhinya, seperti layaknya berbicara. Padahal pengaruh
mendengarkan sangat baik untuk kita, objektif dengan layaknya seorang bayi
ketika pertama lahir di dunia, setelah berbicara, yang kedua yaitu
mendengarkan.
Pada kenyataannya kegiatan
mendengarkan dapat membantu untuk melatih telinga dan pikiran. Latihan ini
dirancang untuk membantu meningkatkan kemampuan, khususnya yang terkait dengan
mendengarkan musik. Mendengarkan musik merupakan kegiatan yang sering digemari
oleh semua kalangan, mulai dari bayi yang masih berada dalam kandungan atau
janin hingga orang dewasa dan tua. Musik mempersiapkan dasar untuk pembangunan
kemampuan berbahasa, berbicara, pengertian, pengekspresian, serta kosakata.
Mendengarkan
musik dapat merangsang atau menstimulasi respons emosi yang dalam istilah
terapi disebut sebagai aktifnya berbagai perasaan (Djohan, 2009: 86). Musik
merupakan alat bantu yang bermanfaat untuk menstimulasi kecerdasan intelektual
dan psikologis anak sejak fase bayi dalam kandungan, usia batita, balita serta
memotivasi anak di usia prasekolah sampai sekolah (John M.Ortiz, 2002: 33).
Kebiasaan mendengarkan musik dapat membantu proses belajar dalam penguasaan
berbahasa bagi anak usia dini. Pada usia dini, kemampuan otak anak sangat bagus
dalam ingatannya. Mereka mampu merekam ingatan yang telah diajarkan oleh orang
di sekitarnya melalui pendengarannya. Dan itu akan membawa dampak pada usia
remaja atau dewasa nanti.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas dan untuk mempermudah penyusunan karya tulis ini maka diambil rumusan masalah adalah:
1. Apa
pengertian musik klasik?
2. Apa
hubungan musik klasik dengan bahasa untuk anak?
3. Bagaimana
Pengaruh Musik Klasik Terhadap Psikologis Anak Usia Dini?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini
ini adalah:
1. Untuk
mengetahui pengertian musik klasik
2. Untuk
mengetahui hubungan musik klasik dengan
bahasa untuk anak.
3. Untuk
mengetahui Pengaruh Musik Klasik Terhadap Psikologis Anak Usia Dini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Musik Klasik
Kata “classical” pada kamus The
Oxford Concise Dictionary of Music (Oxford,2007) mengartikan bahwa Musik
klasik merupakan istilah luas yang biasanya mengacu pada musik yang dibuat di
atau berakar dari tradisi kesenian Barat, musik kristiani, dan musik orkestra,
mencakup periode dari sekitar abad ke-9 hingga abad ke-2 (http://id.wikipedia.org).
Musik klasik
adalah komposisi musik yang lahir dari budaya Eropa sekitar tahun 1750-1825.
Biasanya musik klasik digolongkan melalui periodisasi tertentu, mulai dari
periode klasik, diikuti oleh barok, rokoko, romantik. Pengertian lain dari
musik klasik adalah semua musik dengan keindahan intelektual yang tinggi dari
semua jaman, baik itu berupa simfoni Mozart, kantata Bach atau karya-karya abad
20 (http://dhani.blogspot.com).
Bagi
kebanyakan orang, musik klasik berarti simfoni, musik ruangan, opera, dan
konserto. Beberapa komponis musik klasik yang sangat terkenal yaitu Bach,
Mozart, Beethoven, dan Schubert. Mereka hidup dan bekerja pada abad ke-12 dan
18. Akan tetapi, musik klasik dapat juga berarti musik apapun yang mempunyai
kualitas abadi. Beberapa dari lagu-lagu Beatles merupakan lagu klasik menurut
jenisnya.
(Oxford Ensiklopedi Pelajar, 1999:3).
Siegel (1999)
mengatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang Alfa yang menenangkan yang
dapat merangsang sistem limbik jaringan neuron otak. Hal yang sama dikemukakan
Campbell (2001) dalam bukunya ”Efek Mozart” mengatakan musik Barok (Bach,
Handel dan Vivaldi) dapat menciptakan suasana yang merangsang pikiran dalam
belajar. Musik klasik (Haydn dan Mozart) mampu memperbaiki konsentrasi ingatan
dan persepsi spasial. Sedangkan Gallahue (1998) mengatakan bahwa
Kemampuan-kemampuan motorik,visual, auditif dan sentuhan makin
dioptimalkan melalui stimulasi dengan memperdengarkan musik klasik. Ritme,
melodi, dan harmoni dari musik klasik dapat merupakan stimulasi untuk
meningkatkan kemampuan belajar anak. Melalui musik klasik anak mudah menangkap
hubungan antara waktu, jarak dan urutan (rangkaian) yang merupakan keterampilan
yang dibutuhkan untuk kecakapan dalam logika berpikir (http://www.depdiknas.go.id).
Pengertian-pengertian yang telah disebutkan di atas sedikit memberi pengenalan
dan pengetahuan tentang arti dari musik klasik itu sendiri. Menurut saya, musik
klasik merupakan musik yang memiliki irama, melodi, harmoni yang tercipta dari
berbagai macam instrument musik, seperti piano, biola, harp, dan lain
sebagainya, yang memiliki nada secara teratur dan bersifat abadi. Artinya,
musik klasik dapat kita dengarkan sampai kapanpun dan tidak akan musnah, dan
musik klasik dapat dijadikan sebagai media pembantu dalam melatih pendengaran
anak. Maka dari itu, musik klasik mempunyai pengaruh penting dalam
membantu proses belajar bagi anak usia dini, karena musik klasik memiliki
pengaruh yang besar dalam proses peningkatan kecerdasan IQ (Intelegent
Question) dan EQ (Emotional Question), termasuk peningkatan penguasaan bahasa
yang diperoleh
2.2 Hubungan antara
Musik Klasik dengan Bahasa bagi Anak Usia Dini
Musik adalah
materi budaya (seperti bahasa) yang dilengkapi sejenis semiotik dan kekuatan
afektif yang digunakan dalam konstruksi sosial (Djohan, 2009:108). Secara
perlahan, melodi musik mampu mempengaruhi perasaan, sehingga seakan-akan kita
menyatu dengan musik tersebut. Kemitraan sempurna dari kata-kata dan musik
mencerminkan proses-proses paralel yang digunakan otak untuk mendapatkan
kemampuan berbahasa dan bermusik (Philip Sheppard, 2007: 30). Hal ini terkait
pada keefektifan penguasaan bahasa bagi anak usia dini. Metode Carl Orff
(Orff-Schulwerk) dari jerman yang menekankan ritme-ritme alamiah sebagai
irama dasar sebuah lagu misalnya, dapat membantu mengeksplorasi gerakan dan
permainan yang merangsang kreativitas dan imajinasi (Djohan, 2006: 144). Carl Orff
adalah salah satu komposer di abad ke-20 yang paling berpengaruh dan populer.
Schulwerk adalah sistem yang sangat efektif, yang diciptakan untuk mengajar dan
mempelajari musik. Ini adalah sistem organik yang mengembangkan kemampuan
melalui aktivitas yang dianggap menarik secara alamiah oleh anak-anak; yaitu
bernyanyi, melantunkan rima, berdansa, perkusi tubuh, dan perkusi instrumental
(Philip Sheppard, 2007: 379). Metode ini merupakan salah satu metode yang
digunakan dalam kaitannya musik klasik.
Menurut John M ortiz (2002: 13)
dalam kaitannya penguasaan musik dan bahasa meliputi:
GENETIS: Teori “Saya dilahirkan demikian!” Pandangan
genetis tersebut merupakan teori yang didasarkan pada psikologi dan neurologi.
Teori tersebut mengatakan bahwa otak kita sudah “terprogram” sejak lahir.
Kemampuan kita dalam berbahasa dan berbicara sudah terbentuk sebelum kita
lahir. Kemampuan tersebut kita wariskan dan berkembang dengan kecepatan alamiah
tertentu.
PERILAKU: Teori “Lakukan apa yang anda pelajari, pelajari
apa yang anda lakukan!” Teori perilaku mengatakan bahwa kemampuan berbicara
maupun bahasa secara langsung dan tidak langsung dibentuk serta diajarkan oleh
orang tua, saudara kandung, dan orang lain yang menguatkan berbaagai elemen
bahasa yang akhirnya menjadi bahasa yang kita kuasai.
KOGNITIF: Teori “Lihatlah.. Pahami.. Katakan!” Model
kognitif mengasumsikan bahwa pola bahasa dan pola berbicara berkembang dari
gambaran mental dan mengikuti, bukannya mendahului, perkembangan intelektual.
Sejumlah aliran pemikiran lain
mengatakan bahwa perkembangan bahasa melibatkan dua atau tiga hal di atas, dan
menambahkan unsur sosial, budaya dan berbagai unsur lainnya. Apa pun teori yag
dianut para orangtua, dengan memberikan dukungan, kesempatan dan dorongan, pada
dasarnya orang tua mampu memberikan pengaruh yang besar dan positif pada
kemampuan anak-anak mereka untuk mempelajari, menggunakan, dan mengapresiasi
bahasa, musik dan suara-suara lain.
John M ortiz (2002: 11) menyatakan bahwa bahasa
membutuhkan kata-kata, cara mengucapkan, dan cara menggabungkan kata-kata untuk
menyatakan perasaan dan pendapat kepada orang lain. Baik bahasa verbal maupun
nonverbal, keduanya melibatkan suara, gerakan tubuh, tanda-tanda, serta
berbagai macam dialek, idiom (ungkapan yang lazim dipakai), istilah, gaya dan
ekspresi. Sementara itu, wicara melibatkan penggunaan bahasa untuk
mengkomunikasikan perasaan dan pendapat lewat kata-kata yang bisa didengar.
Wicara merupakan “bahasa suara”, interaksi verbal, percakapan, Musik, baik
vocal, instrumen, elektronik maupun mekanis melibatkan penyusunan nada dan
suara sekaligus, menggunakan urutan serta kombinasi ritme, melodi dan/atau
harmoni. Bahasa percakapan dan musik, semuanya dapat dibagikan, diungkapkan,
atau diterima dengan berbicara atau bernyanyi, mendengarkan, membaca, dan
menulis serta menyusun lagu.
John juga mengatakan bahwa
proses mendengarkan, menciptakan musik, dan mengembangkan suara memberi banyak
manfaat bagi anak-anak pada tahap praverbal dan verbal diantaranya:
1. meningkatkan
keterampilan mendengarkan.
2. menyiapkan
landasan untuk pengembangan bahasa dan dinamika suara.
3. memperkenalkan
suara sebagai alat.
4. mengajarkan
cara untuk menginterpretasikan keadaan psikologis seseorang (misalnya, sedih,
bahagia, santai, gembira) lewat beberapa kualitas vocal seperti tinggi
rendahnya nada, kualitas suara dan volume.
Pada pembahasan
di atas, mayoritas musik yang di gunakan sebagai proses penguasaan bahasa
adalah musik klasik. Menurut Dini Kasdu (2004: 56-58) membuktikan bahwa musik
klasik memiliki berbagai macam harmoni yang terdiri dari nada-nada. Nada-nada
inilah yang memberikan stimulasi berupa gelombang alfa. Gelombang ini
memberikan ketenangan, kenyamanan, dan ketenteraman sehingga anak dapat lebih
berkonsentrasi. Anak menjadi siap menerima sesuatu yang baru dari
lingkungannya.
Sejauh ini, musik yang benar-benar terbukti dan sangat besar pengaruhnya
terhadap perkembangan otak bayi adalah jenis musik klasik karya Wolfgang Amadeus
Mozart. Dibandingkan gubahan musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang
tinggi pada karya-karya Mozart mampu merangsang dan memberdayakan daerah
motivatif di otak. Kemurnian dan kesederhanaan musik Mozart sendiri dengan
komposisi yang digubahnya telah berhasil menghadirkan kembali keteraturan bunyi
yang pernah dialami bayi selama dalam kandungan. Irama musik Mozart memberikan
efek yang secara fisik, mental, psikologis, dan spiritual dapat mempertajam
pikiran serta meningkatkan kreativitas dan menyehatkan tubuh anak. Oleh karena
itu, tidak semua musik Mozart sama dan memberikan semua efek sama.
Meskipun demikian, tidak berarti musik
lainnya tidak akan memberikan efek apapun, selama berirama tenang, mengalun
lembut, dan harmonis akan memberikan efek yang positif pula, baik itu musik
jazz, pop atau tradisional. Hanya saja musik lain belum pernah diteliti pada
manusia. Namun, tidak semua musik dianjurkan diperdengarkan pada janin, yaitu
musik dengan irama keras dan cepat, seperti irama rock, disco, dan rap karena
membuat janin tegang dan gelisah. Musik-musik keras menyebabkan timbulnya
kebingungan pada bayi.
Musik klasik mampu membantu proses belajar bahasa
pada anak usia dini. Sebagaimana yang dikatakan oleh Deasy Andriani, Psi.
(2008:21) dalam cuplikan beliau bahwa bonus besarnya, anak belajar berbagai
bahasa. Kombinasikan musik yang ia dengar dengan bahasa-bahasa yang kita ingin
ia pelajari. Ini adalah cara belajar bahasa yang fun. Sejak usia 2
bulan, anak sudah mulai menirukan suara-suara yang ia dengar. Tetapi memang
bunyi yang ia keluarkan belum sempurna dan tidak kita mengerti. Pada pernyataan
tersebut, berarti musik klasik mempunyai keterkaitan dengan pembelajaran bahasa
bagi anak. Anak mampu mempelajari berbagai bahasa yang ia dengar melalui orang
di sekelilingnya.
2.3 Pengaruh Musik Terhadap Perkembangan
Psikologis Anak Usia Dini antara lain:
1. Literasi
awal
Mendengarkan
musik pada anak usia 1-5 tahun akan berpengaruh terhadap literasi awal anak.
Dengan mendengarkan musik mereka mendapat pemahaman tentang fonologi, bahasa
lisan dan keterampilan pemahaman yang merupakan dasar membaca dan berbicara.
2. Membangun
kecerdasan
Mendengarkan
musik berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak. Dengan mendengarkan
musik, anak akan mampu membangun keterampilan spasial, temporal dan penalaran
yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan matematika, ilmu pengetahuan dan
teknik.
3.
Meningkatkan kemampuan sosial psikologis
Dengan
mendengarkan musik, anak akan memiliki keterampilan sosial dan psikologis yang
penting untuk kesiapan kedewasaan yang berguna untuk berinteraksi dengan orang
lain.
4.
Meningkatkan kemampuan fisik
Mendengarkan
musik akan membuat anak bergerak, menari dan memainkan alat sederhana. Dengan
bergerak, akan meningkatkan aktivitas fisik dan keterampilan motorik halus anak.
5. Meningkatkan kreatifitas
anak
Mendengarkan
musik mampu mendorong anak untuk berpikir kreatif. Stimulus dari alunan musik
akan mendorong munculnya kreativitas anak.
Aktivitas mendengarkan musik sekarang akan menjadi aktivitas yang berbeda
jika Anda sudah mengetahui pengaruh musik terhadap perkembangan anak Anda. Jika
Anda menginginkan anak Anda tumbuh dengan sehat dan cerdas, sudah saatnya Anda
menggunakan musik sebagai terapi untuk membantu perkembangan anak Anda. Terapi
yang bisa Anda gunakan adalah Terapi Gelombang Otak Smart Baby Music
Terapi Smart Baby Music adalah terapi yang dirancang khusus untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan anak Anda. Terapi Smart Baby Music
bekerja langsung pada gelombang otak anak Anda sehinga manfaatnya bisa langsung
diterima dan diserap oleh otak Anak. Terapi Smart baby Music berisi kumpulan
musik klasik dan musik anak cerdas yang sangat cocok untuk Anda gunakan sebagai
stimulus untuk perkembangan otak anak Anda. Jangan sia-siakan masa emas anak
Anda dengan membiarkannya tumbuh tanpa stimulus yang tepat. Terapi Smart Baby
Music sangat cocok untuk Anda gunakan pada anak Anda guna menyiapakan anak Anda
menjadi anak yang cerdas dan sukses dimasa depan.
Selain dapat Anda gunakan untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan
otak anak Anda, Terapi Smart Baby Music juga bisa digunakan oleh wanita hamil
dan bayi dalam kandungan karena mampu memberikan efek menenangkan pada ibu dan
meningkatkan perkembangan otak bayi. Terapi Smart Baby Music berbentuk CD musik
terapi sehingga sangat mudah dan praktis digunakan. Penggunaan Terapi Smart
Baby Musik ini dapat digunakan dengan cara dipakai oleh sang ibu,
diperdengarkan pada perut ibu maupun diperdengarkan langsung pada anak usia 1-5
tahun.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Musik klasik
mampu membantu proses belajar bahasa pada anak usia dini. Sebagaimana yang
dikatakan oleh Deasy Andriani, Psi. (2008:21) dalam cuplikan beliau bahwa bonus
besarnya, anak belajar berbagai bahasa. Bahwasanya anak dalam
usia pertumbuhan perkembangan pada otak sangat pesat begitu juga begitu
juga dengan psikologis dan perasaan anak. Pada masa ini kita dapat membentuk
kepribadian anak dengan cara pendidikan yang sempurna. Begitu pula untuk
merangsang emosiaonalnya.anak dapa tumbuh menadi kepribadian yang temperamental
atau tenang. Dalam hal ini musik klasik akan dapat sangat membantu dalam
membentuk psikologis anak. Selain itu juga musik klasik dapat membantu
perkembangan otak secara pesat, sehingga kecerdasan anak dapat lebih
berkembang.
3.2 Saran
1.Untuk memengaruhi kemampuan IQ dan EQ anak dapat
melalui musik klasik.
2.Memperdengarkan musik klasik pada anak dapat membantu
proses belajar bahasa. Oleh karena itu, musik klasik dapat memberikan
kontribusi dalam pengajaran bahasa pada anak.
DAFTAR
PUSTAKA
Merritt, S. (2003). Simfoni otak: 39 aktivitas musik
yang merangsang IQ, EQ, SQ, untuk membangkitkan kreativitas dan imajinasi.
Bandung: Kaifa.
Ortiz, J. M. (2002). Menumbuhkan anak-anak yang
bahagia, cerdas, dan percaya diri dengan musik. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Christopher, Daniel L.Smith. 2005. Lebih Tajam dari
Pedang. Yogyakarta: Kanisius.
Djohan. 2009. Psikologi Musik. Yogyakarta:
Penerbit Best Publisher.
Djohan. 2006. Teori Musik, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Galangpress.
Rasyid, F. (2010).
Dalam M. Sukma (Ed.), Cerdaskan anakmu dengan musik. Jogjakarta: DIVA
Press.
Satiadarma, M. P. (2002). Terapi musik. Jakarta:
Milenia Populer.
Schneck, D. J., & Berger, D. S. (2006). The music
effect: Music physiology and clinical applications. Philadelphia, PA:
Jessica Kingsley Publishers.
LAMPIRAN