Bab I
Pendahuluan
Secara umum pendidikan dipandang sebagai
faktor utama dalam bidang pembangunan, pandangan ini mengandung suatu
pengertian bahwa pendidikan dapat memotori dan menopang proses pembangunan,
pendidikan menjadi salah satu kebutuhan masyarakat yang dianggap sangat
penting. Tingginya kualitas sumber daya manusia (SDM) berakibat lebih lanjut
terhadap semakin majunya bangsa yang bersangkutan, setidaknya dalam hal
pengelolaan pembangunan yang membutuhkan tenaga ahli, tidak lagi memakai tenaga
luar negeri yang mahal. Akan tetapi sebagai bangsa Indonesia, kita tidak perlu
malu membuka mata terhadap ketertinggalan kita dalam hal kualitas sumber daya
manusia (SDM), yang berarti juga ketertinggalan kita dalam bidang pendidikan
pada umumnya.
Mengingat besarnya pengaruh pendidikan
terhadap berbagai segi kehidupan, maka perlulah kiranya untuk menyelidiki
variabel-variabel yang berhubungan dan sejauh mana hubungan tersebut dapat
mempengaruhi kesejahteraan masyarakat. Karena kebanyakan orang percaya
kegagalan ekonomi keluarga itu karena kurangnya sumber modal yang dimiliki
keluarga tersebut. Dari keseluruhan
latar belakang inilah penulis tertarik untuk meneliti tentang Pengaruh pendidikan
terhadap penghasilan masyarakat di RT 01 Desa Kampung Baru Kecamatan Mesuji
Makmur Kabupaten Ogan Komering Ilir.
1.2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang
masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut: Bagaimana Pengaruh
Pendidikan Terhadap Penghasilan Masyarakat RT 01 Desa Kampung Baru
Kecamatan Mesuji Makmur Kabupaten Ogan Komering Ilir.
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah: Menjelaskan Pengaruh Pendidikan Terhadap Penghasilan Masyarakat RT
01 Desa Kampung Baru Kecamatan Mesuji Makmur Kabupaten Ogan Komering Ilir.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan adanya
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat agar :
1.
Pembaca mengetahui dan memahami pentingnya pengaruh pendidikan terhadap
tingkat ekonomi masyarakat.
2.
Pembaca dapat menerma secara sadar bahwa pendidikan memiliki peranan
penting dalam menopang ekonomi masyarakat.
1.5 Hipotesis
Pada
penelitian ini penulis mengambil hipotesis bahwa: masyarakat dengan pendidikan
lebih baik dan berpengetahuan luas akan memiliki ekonomi lebih mapan
dibandingkan dengan masyarakat yang berpendidikan rendah dan pengetahuan
kurang.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 Definisi Pendidikan
Pengertian
pendidikan menurut John Dewey dalam tulisannya (Dwi
Siswoyo dkk, 2007: 19) menjelaskan pendidikan adalah rekonstruksi atau
reorganisasi pengalaman yang menambah makna pengalaman, dan yang menambah
kemampuan untuk mengarahkan pengalaman selanjutnya.
Pengertian
pendidikan menurut Dwi Siswoyo dkk (2007: 19) mengartikan
dalam arti teknis, pendidikan adalah proses dimana masyarakat, melalui
lembaga-lembaga pendidikan (sekolah, perguruan tinggi atau melalui
lembaga-lembaga lain), dengan sengaja mentransformasikan warisan budayanya,
yaitu pengatahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan, dan generasi ke
generasi.
Pengertian
Penedidikan menurut Undang-undang nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional juga dijelaskan pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan sarana belajar dan proses pembelajaran agar
perserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan
Negara.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat
diartikan bahwa pengertian
pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan terencana
(bertahap) dalam meningkatkan potensi diri peserta didik dalam segala aspeknya
menuju terbentuknya kepribadian dan akhlak mulia dengan menggunakan media dan
metode pembelajaran yang tepat guna melaksanakan tugas hidupnya sehingga dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Berdasarkan pengertian
pendidikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pendidikan adalah suatu usaha sadar terencana untuk mewujudkan proses belajar
mengembangkan potensi diri, menambah pengalaman kemampuan agar menjadi manusia
yang berakal, berkerakter, bermoral, bermartabat serta menjadi manusia
seutuhnya.
2.2
Definisi Penghasilan
T. Gilarso (1992: 63) berpendapat bahwa “Penghasilan
keluarga adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau
balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi”. Selain itu
Slameto (2010: 63) berpendapat bahwa: “Keadaan ekonomi keluarga erat
hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus
terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makan, minum, pakaian, perlindungan
kesehatan, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja,
kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku dan lain-lain. Fasilitas belajar
itu hanya dapat terpenuhi jika orang tua mempunyai cukup uang. Jika anak hidup
dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi sehingga
belajar anak terganggu. Akibat yang lain anak selalu dirundung kesedihan
sehingga anak merasa minder dengan temannya, hal ini juga pasti akan mengganggu
belajar anak”. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa penghasilan
orang tua adalah seluruh penghasilan yang diterima oleh seseorang baik yang
berasal dari keterlibatan langsung dalam proses produksi atau tidak, yang dapat
diukur dengan uang dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun
perseorangan pada suatu keluarga dalam satu bulan.
2.3 Pendapatan Masyarakat
Sebagaimana diketahui bahwa pembangunan yang
sedang giat-giatnya dilaksanakan oleh Negara-negara yang sedang berkembang
bertujuan untuk meningkatkan pendapatan riel per kapita, pendapatan ini pada
umumnya masih rendah. Gejala umum yang sering terjadi dalam proses pembangunan
di Negara-negara berkembang adalah hasrat konsumsi dari masyarakat yang tinggi
sebagai akibat dari kenaikan pendapatan.
Menurut Sukirno (2006:47)
pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi
kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan ataupun
tahunan. Beberapa klasifikasi pendapatan antara lain: 1) Pendapatan pribadi,
yaitu; semua jenis pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan suatu kegiatan
apapun yang diterima penduduk suatu Negara. 2) Pendapatan disposibel, yaitu;
pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus dibayarkan oleh para penerima
pendapatan, sisa pendapatan yang siap dibelanjakan inilah yang dinamakan
pendapatan disposibel. 3) Pendapatan nasional, yaitu; nilai seluruh
barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksikan oleh suatu Negara dalam
satu tahun.
Menurut Sobri (1987:50) pendapatan disposibel
adalah suatu jenis penghasilan yang diperoleh seseorang yang siap untuk
dibelanjakan atau dikonsumsikan. Besarnya pendapatan disposibel yaitu
pendapatan yang diterima dikurangi dengan pajak langsung (pajak perseorangan)
seperti pajak penghasilan.
Masalah pendapatan tidak hanya dilihat dari
jumlahnya saja, tetapi bagaimana distribusi pendapatan yang diterima oleh
masyarakat. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi arah gejala distribusi pendapatan
dan pengeluaran di Indonesia; pertama, perolehan faktor produksi, dalam hal ini
faktor yang terpenting adalah tanah. Kedua, perolehan pekerjaan, yaitu
perolehan pekerjaan bagi mereka yang tidak mempunyai tanah yang cukup untuk
memperoleh kesempatan kerja penuh. Ketiga, laju produksi pedesaan, dalam hal
ini yang terpenting adalah produksi pertanian dan arah gejala harga yang
diberikan kepada produk tersebut.
Pendapatan per kapita dapat diartikan pula
sebagai penerimaan yang diperoleh rumah tangga yang dapat mereka belanjakan
untuk konsumsi yaitu yang dikeluarkan untuk pembelian barang konsumtif dan
jasa-jasa, yang dibutuhkan rumah tangga bagi pemenuhan kebutuhan mereka
(Sumardi, 1982:83) Dalam hal ini pendapatan per kapita determinan potensi
ekonomi yang penting selain luas Negara serta penduduk suatu Negara (Todaro,
1998:25).
Rendahnya pertumbuhan pendapatan per kapita
disuatu Negara berarti juga mencerminkan rendahnya pertumbuhan GNP dan ini
terjadi pada Negara-negara yang sedang berkembang. Usaha-usaha untuk
meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat, yaitu dengan cara menyediakan
lapangan pekerjaan yang memadai, menggalakkan program kerja berencana dan yang
terakhir transfer pemerintah kepada golongan-golongan masyarakat yang
berpendapatan rendah. Dengan menggunakan pajak yang efektif untuk membiayai
transfer tersebut sekaligus untuk mengurangi perbedaan kemakmuran antar anggota
masyarakat.
Pass dan Lowes (1994:444) menyebutkan
pendapatan nasional adalah nilai netto dari semua barang dan jasa (produk
nasional) yang diproduksi setiap tahunnya dalam suatu Negara. Pendapatan
nasional dapat ditentukan dengan tiga cara (Sukirno, 2006: 37), yaitu:
Cara produksi neto, output/produk dalam
negari dari barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan
dalam suatu Negara. Total output ini tidak mencakup nilai barang-barang dan
jasa-jasa yang diimpor. Untuk mendapatkan produk nasional bruto, produk
domestik bruto harus ditambah dengan pendapatan bersih yang diterima dari luar
negeri.Cara pendapatan, total pendapatan yang diterima penduduk suatu Negara
sebagai balas jasa dari produksi barang dan jasa yang sedang berlangsung.
Pendapatan ini disebut pendapatan faktor, sebab ditambahkan pada faktor-faktor
produksi, dan pembayaran transfer (transfer payment) tidak dimasukkan dalam
perhitungan, seperti tunjangan sakit, tunjangan pengangguran dimana tidak ada
barang atau jasa yang diterima sebagai imbalannya.
Cara Pengeluaran, total pengeluaran domestik
oleh penduduk suatu Negara pada konsumen dan investasi barang-barang. Hal ini
mencakup pengeluran pada barang dan jasa jadi (tidak termasuk barang atau jasa
setengah jadi) dan termasuk barang-barang yang tidak terjual dan yang
ditambahkan pada persediaan (investasi persediaan).Dewasa ini sumber pendapatan
sebagian besar rumah tangga di pedesaan tidak hanya dari satu sumber, melainkan
dari beberapa sumber atau dapat dikatakan rumah tangga melakukan diversifikasi
pekerjaan atau memiliki aneka ragam sumber pendapatan (Susilowati dkk, 2002).
Bagi rumah tangga pedesaan yang hanya
menguasai faktor produksi tenaga kerja, pendapatan mereka ditentukan oleh
besarnya kesempatan kerja yang dapat dimanfaatkan dan tingkat upah yang
diterima. Kedua faktor ini merupakan fenomena dari pasar tenaga kerja pedesaan.
Kesempatan kerja pedesaan ditentukan oleh pola produksi pertanian, produksi
barang dan jasa non-pertanian di pedesaan, pertumbuhan angkatan kerja dan
mobilitas tenaga kerja pedesaan. Di sektor pertanian, besarnya kesempatan kerja
dipengaruhi oleh luas lahan pertanian, produktivitas lahan, intensitas dan pola
tanam, serta teknologi yang diterapkan. Disektor non-pertanian kesempatan kerja
ditentukan oleh volume produksi, teknologi dan tingkat harga komoditi (Kasryno,
2000).
Pendapatan rumah tangga pertanian ditentukan
oleh tingkat upah sebagai penerimaan faktor produksi tenaga kerja. Nilai sewa
tanah sebagai penerimaan dari penguasaan asset produktif lahan pertanian.
Dengan demikian tingkat pendapatan rumah tangga pedesaan sangat dipengaruhi
oleh tingkat penguasaan faktor produksi.
Menurut Malian dan Siregar (2000) pendapatan
rumah petani pinggiran perkotaan juga bersumber dari tiga kegiatan utama, yaitu
kegiatan dalam usaha tani sendiri (on-farm), kegiatan pertanian di luar usaha
tani sendiri (off-farm) dan kegiatan di luar sektor pertanian (non-farm). Untuk
petani yang berada di pedesaan, pendapatan yang bersumber dari
kegiatan on-farm dan off-farm umumnya mencapai lebih dari
90 persen.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode
deskriptif merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode
penelitian deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara
rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengindetifikasi masalah atau memeriksa
kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi
dan menetukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama
dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada
waktu yang akan datang.Dengan demikian metode penelitian deskriptif ini digunakan
untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu
atau bidang tertentu, dalam hal ini bidang secara aktual dan cermat. Metode
deskriptif bukan saja menjabarkan (analitis), akan tetapi juga memadukan.
3.2
Data Penelitian
Data yang dikumpulakan dalam
penelitian ini berupa data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau
bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau
dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Data kuantitatif
berfungsi untuk mengetahui jumlah atau besaran dari sebuah objek yang akan
diteliti.
Data
Primer adalah data yang
diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran
atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang
dicari, yang pada penelitian ini akan diambil peneliti melalui metode qusioner
dan wawancara
Data Sekunder adalah
data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti
dari subjek penelitiannya. Yang pada penelitian ini akan didapat penulis
melalui artikel internet.
3.2 Objek Penelitian
Objek
penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Definisi kongkret objek
penelitian adalah suatu sasaran ilmiah
dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk mendapatkan data tertentu yang
mempunyai nilai, skor atau ukuran.
Objek
dari penelitian ini adalah pengaruh pendidikan terhadap ekonomi masyarakat RT
01 Desa Kampung Baru Kecamatan Mesuji Makmur Kabupaten Ogan Komering Ilir. kampung baru. Dengan
indikasi-indikasi seperti, latar belakang
pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan RT 01 Desa Kampung
Baru Kecamatan Mesuji Makmur Kabupaten Ogan Komering Ilir.
3.3 Periode
Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 14 - 20
November 2015. Penelitian akan dilakukan di Desa Kampung Baru Kecamatan Mesuji
Makmur, Kabupaten OKI
Berikut ini adalah jadwal pnelitian yang akan
dilaksanakan:
No
|
Kegiatan
|
Tanggal
|
1
|
Penyebaran kuisioner
|
15 November 2015
|
2
|
Pengumpulan kuisioner
|
17 November 2015
|
3
|
Pengolahan data
|
18 November 2015
|
4
|
Penulisan laporan
|
19November 2015
|
5
|
Revisi laporan
|
20 November 2015
|
6
|
Pengesahan lapoan
|
30 November 2015
|
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Setelah
menjalankan prosedur penelitian dan menganalisa jawaban dari responden, maka maka
didapat hasil yang tersaji dalam tabel berikut ini :
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
Jumlah Jawaban
|
Total
|
|
Jum
|
%
|
||||
1
|
Apa pendidikan terakhir
anda ?
|
SD
|
15
|
30%
|
100%
|
SMP
|
20
|
40%
|
|||
SMA
|
13
|
25%
|
|||
Perguruan Tinggi
|
2
|
5%
|
|||
2
|
Apa pekerjaan anda?
|
Tani
|
15
|
35%
|
100%
|
Buruh tani
|
15
|
35%
|
|||
pegawai
|
3
|
8%
|
|||
Pedagang atau
Pekerjaan lain
|
7
|
17%
|
|||
3
|
Berapa penghasilan bulanan anda?
|
Dibawah 1 juta
|
21
|
52%
|
100%
|
1-2 juta
|
17
|
45%
|
|||
2 juta lebih
|
2
|
3%
|
|||
4
|
Apakah anda memiliki keahlian dari
pelatihan atau kursus?
|
Ya
|
3
|
8%
|
100%
|
Tidak
|
37
|
92%
|
|||
5
|
Apakah suka mempelajari jenis
usaha baru?
|
Ya
|
11
|
19%
|
100%
|
Tidak
|
34
|
81%
|
|||
6
|
Apakah anda punya cita-cita
mengembangkan sebuah usaha baru?
|
Ya
|
7
|
15%
|
100%
|
Tidak
|
33
|
85%
|
Tabel
hasil penelitian
4.2 Pembahasan
Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
Pendidikan merupakan suatu faktor kebutuhan dasar untuk setiap manusia sehingga
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, karena melalui pendidikan upaya
peningkatan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan. Pendidikan mempengaruhi
secara penuh pertumbuhan ekonomi suatu Negara (daerah). Hal ini bukan saja
karena pendidikan akan berpengaruh terhadap produktivitas, tetapi juga akan
berpengaruh fertilitas masyarakat. Pendidikan dapat menjadikan sumber daya
manusia lebih cepat mengerti dan siap dalam menghadapi perubahan dan
pembangunan suatu Negara.
Penjelasan diatas telah sedikit memberi gambaran tentang hasil
penelitian, secar umum masyarakat kampung baru sedang mengalami krisis ekonomi
sebagai akibat dari turunnya harga jual karet yang menjadi komoditi utama.
Selain itu petani karet adalah pekerjaan mayoritas masyarakat kampung baru. 35%
dari responden adala petani yang bekerja pada lahan sendiri dan 35% responden
bekerja sebagai buruh tani. Jadi dari nilai ini menunjukan 70% responden adalah
seorang petani dan buruh tani.
Dilihat dari latar belakang pendidikan mereka sebagian besar responden
adalah berlatar belakang pendidikan sekolah menengah 40% dan sekolah dasar 30
% sementara tamatan sekolah menengah
atas ada 15 % dan sisanya memiliki pendidikan tinggi. Penghasilan sebagian
besar sekitar 82% responden memiliki
pengahsilan dibawah 1 juta. 7% berpenghasilan diatas 1juta/bulan dan hanya 3%
dari responden yang memiliki penghasilan diatas 2 juta perbulan.
Dari segi pendidikan nonformal hanya 7% responden yang pernah
mendapat pelatihan atau kursus dalm usaha meningkatkan keahlian yang dimiliki,
sementara 93% responden belum pernah menikuti kegiatan pelatihan ataupun
kursus. Hal ini cikup wajar karena tingkat ketertarikan untuk mempelajari hal
baru dimasyarakat kampung baru RT 01 masih tergolong rendah. 34 responden atau
81% dari responden mengaku tidak tertarik pada hal baru. Hanya sekitar 19 %
dari responden yang menyatakan tertarik pada hal terutama yang dimaksud disini
adalah usaha.
Lebih lanjut dalam ketika diajak berbicara soal keinginan
mengembangkan suatu jenis usaha baru yang belum pernah dikembangkan,
semakinsedikit responden yang memiliki perencanaan ini. Dalam sebuah wawancara
dengan seorang responden mereka lebih suka mengembang sebuah usaha jika mereka
sudah melihat orang lain lebih dahulu membangun atau merintis sebuah kegiatan
usaha, jika berhasil mereka akan berbondong-bodong mengikuti. Menurut mereka
mereka tidak mau coba-coba dengan hal yang belum jelas. Hal ini adaah hal yang
baik jika disertai pembelajaran mengenai hal baru itu sendiri.
Jika dihubungkan antara tingkat pendidikan pendidikan dan
pekerjaan sebagian besar dari yang bekerja sebagai petani adalah yang
berpendidikan sekolah dasar sekolah menengah pertama, sementara dari hanya 4 dari lulusan sma bekerja sebagai
karyawan, 1 lulusan SMP sebagai pengusaha, lulusan perguruan tinggi bekerja
sebagai pegawai negeri sipil danswasta.
Jika dihubungkan dengan tingkat penghasilan, dapat dijelaskan
sebagai berikut, dari 15 responden yang memiliki pendidikan sekolah dasar 9
responden berpenghasilan dibawah 1 juta dan 6 responden berpenghasilan diatas
1-2 juta perbulan. Pada tingkat sekolam menengah pertama 11 berpenghasilan
dibawah 1 juta dan sisanya berpenghasilan diatas 1juta. Pada responden yang
memiliki tingkat pendidikan sekolah menengah atas 3 orang memiliki pengahsilan
dibawah 1 juta, 10 orang berpenghasilan antara 1-2 juta perbulan dan 1 orang
berpenghasilan diatas 2 juta. Pada lulusan perguruan tinggi 1 orang
berpenhasilan antar 1-2 juta dan dan yang lain berpenghasilan diatas 2 juta.
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa pendidikan memberi
pengaruh terhadap kesempatan kerja dan penghasilan seseorang, tetapi ada hal
lain yang juga harus diperhitungkan adalah jumlah capital yang didapat dari
orang tua juga harus diperhitungkan, yang belum menjadi acuan dalam penelitian
ini.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh tingkat
pendidikan terhadap penghasilan masyarakat RT 01 desa Kampung Baru Kecamatan
Mesuji Makmur Kabupaten Ogan Komering Ilir. Dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tingkat pendidikan
pendidikan memberikan pengaruhterhadap kesempatan kerja dan penghasilan masyarakat
RT 01 desa Kampung Baru Kecamatan Mesuji Makmur Kabupaten Ogan Komering Ilir.
2. Masyarakat RT 01 desa Kampung
Baru Kecamatan Mesuji Makmur Kabupaten Ogan Komering Ilir, masih perlu
mengembangkan pengetahuan untuk dapat meningkatkan pendapatan mereka.
5.2 Saran
Berdasarkan pada
kesimpulan yang telah diambil peneliti menyarankan agar:
1.
Masyarakat semakin sadar
akan pentingnya pendidikan sebagai investasi masa depan, sehingga tidak lagi
menganggap pendidikan adalah sebuah pemborosan.
2.
Masyarakat semetinya
terus mengembangkan kemampuan dankeahlian untuk dapat melihat peluang dan
kesempatan usaha, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.