BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Nilai-nilai
yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasikan
dari sumber Agama, Pancasila, Budaya dan Tujuan Pendidikan Nasional.
Berdasarkan keempat sumber tersebut teridentifikasi sejumlah Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
serta Indikator Keberhasilan Sekolah Dan Kelas Dalam Pengembangan Nilai
Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa.
Rumusan
tujuan pendidikan secara jelas dengan mengutip dari UU RI No. 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas yaitu bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (pasal 3)
Dari
makna rumusan tujuan pendidikan tersebut di atas jika kita sederhanakan bahwa tujuan
pokok pendidikan adalah agar anak dapat menjadi pribadi yang pandai (cerdas)
dan baik (perilakunya). Masyarakat pada umumnya mudah menyebutnya serta setuju
bahwa pandai atau cerdas dan baik atau berperilaku baik adalah tujuan pokok
pendidikan.
Bertitik
tolak dari tujuan pendidikan di atas, jika di kaitkan dengan dengan sambutan
dan pengarahan Presiden Republik Indonesia pada puncak peringatan Hardiknas,
Selasa 11 Mei 2010 antara lain hal-hal yang mendasar dalam dunia pendidikan
misalnya tentang infrastruktur fisik pendidikan, tentang kurikulum metodologi
dan sistem evaluasi tentang sasaran yang perlu dicapai oleh dunia pendidikan
baik dalam memengembangan ilmu pengetahuan maupun di dalam membentuk watak dan
nilai pada anak didik, tentu termasuk dalam kesejahteraan pendidik.
Rumusan
tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan budaya
dan karakter bangsa. Untuk mendapatkan wawasan mengenai arti pendidikan budaya
dan karakter bangsa perlu pemahaman pengertian istilah budaya, karakter bangsa
dan pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa Indonesia ?
2.
Mengapa
pendidikan budaya dan karakter bangsa perlu dikembangkan ?
1.3 Tujuan
1.
Menjelaskan
pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa Indonesia.
2.
Menjelaskan
penyebab pendidikan budaya dan karakter bangsa perlu dikembangkan.
1.4 Manfaat
1.
Mengetahui
pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa Indonesia.
2.
Mengetahui
penyebab pendidikan budaya dan karakter bangsa perlu dikembangkan.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1
Pengertian Pendidikan Budaya dan Karakter
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa peserta didik dari lingkungan sosial,
budaya masyarakat, dan budaya bangsa. Pendidikan
adalah suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik lingkungan
sosial dan budaya bangsa adalah Pancasila; jadi pendidikan budaya dan secara
optimal. Usaha sadar itu tidak boleh dilepaskan dari lingkungan peserta didik karakter
bangsa haruslah berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Dengan kata lain, mendidik berada,
terutama dari lingkungan budayanya, karena peserta didik hidup tak terpisahkan budaya
dan karakter bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri dalam
lingkungannya dan bertindak sesuai dengan kaidah-kaidah budayanya. Peserta
didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik. Pendidikan adalah suatu usaha
yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan tercerabut dari akar budayanya. Ketika hal ini
terjadi, maka mereka tidak akan potensi peserta didik. Pendidikan adalah juga
suatu usaha masyarakat dan bangsa mengenal budayanya dengan baik sehingga ia
menjadi orang “asing” dalam
lingkungan dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan
masyarakat budayanya. Selain menjadi orang asing, yang lebih mengkhawatirkan
adalah diadan bangsa yang lebih baik di masa depan. Keberlangsungan itu
ditandai oleh menjadi orang yang tidak menyukai budayanya. Pewarisan budaya dan
karakter yang telah dimiliki masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan
adalah proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi budaya, yang
menyebabkan peserta didik tumbuh dan berkembang, dimulai dari generasi muda dan
juga proses pengembangan budaya dan karakter bangsa untuk budaya di lingkungan
terdekat (kampung, RT, RW, desa) berkembang ke lingkungan peningkatan kualitas
kehidupan masyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam yang lebih luas yaitu
budaya nasional bangsa dan budaya universal yang dianut oleh proses pendidikan
budaya dan karakter bangsa, secara aktif peserta didik umat manusia. Apabila
peserta didik menjadi asing dari budaya terdekat maka dia mengembangkan potensi
dirinya, melakukan proses internalisasi, dan penghayatan tidak mengenal dengan
baik budaya bangsa dan dia tidak mengenal dirinya sebagai nilai-nilai menjadi
kepribadian mereka dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan anggota budaya
bangsa. Dalam situasi demikian, dia sangat rentan terhadap pengaruh kehidupan
masyarakat yang lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa budaya
luar dan bahkan cenderung untuk menerima budaya luar tanpa prosesyang
bermartabat. Pertimbangan (valueing).
Kecenderungan itu terjadi karena dia tidak memiliki norma dan nilai budaya
nasionalnya yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan
Berdasarkan pengertian budaya, karakter bangsa, dan pendidikan yang telah pertimbangan
(valueing). Dikemukakan di atas maka
pendidikan budaya dan karakter bangsa dimaknai sebagai pendidikan yang
mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri
Semakin kuat seseorang memiliki dasar pertimbangan, semakin kuat pula peserta
didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya,
kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang menjadi warga negara yang baik. Pada menerapkan
nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota titik
kulminasinya, norma dan nilai budaya secara kolektif pada tingkat makro akan masyarakat,
dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif menjadi norma
dan nilai budaya bangsa.
Atas dasar pemikiran itu, pengembangan pendidikan budaya dan karakter warga
negara Indonesia yang sangat memiliki wawasan, cara berpikir, cara bertindak,
dan strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa mendatang. Cara
menyelesaikan masalah sesuai dengan norma dan nilai ciri ke-Indonesiaannya. Pengembangan
itu harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yang Hal ini
sesuai dengan fungsi utama pendidikan yang diamanatkan dalam UU Sisdiknas, sesuai,
dan metode belajar serta pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat suatu “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yangnilai, pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah
usaha bersama sekolah; oleh bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa”. Oleh karena itu, aturan karenanya harus dilakukan secara bersama
oleh semua guru dan pemimpin sekolah, dasar yang mengatur pendidikan nasional(UUD 1945 dan UU Sisdiknas) sudah melalui semua mata pelajaran, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
budaya memberikan landasan yang kokoh untuk mengembangkan keseluruhan potensi
diri sekolah seseorang sebagai anggota masyarakat dan bangsa.
Pendidikan adalah suatu proses enkulturasi, berfungsi mewariskan
nilai-nilai dan Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa prestasi masa lalu
ke generasi mendatang.
Nilai-nilai dan prestasi itu
merupakan Fungsi pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah : kebanggaan
bangsa dan menjadikan bangsa itu dikenal oleh bangsa-bangsa lain. Selain mewariskan,
pendidikan juga memiliki fungsi untuk mengembangkan nilai-nilai.
Pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi, budaya dan
prestasi masa lalu itu menjadi nilai-nilai budaya bangsa yang sesuai dengan
berperilaku baik, ini bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku
yang kehidupan masa kini dan masa yang akan datang, serta mengembangkan
prestasi baru mencerminkan budaya dan karakter bangsa, yang menjadi karakter
baru bangsa. Oleh karena itu, pendidikan budaya dan karakter.
2.2 Pengertian bangsa
a.
Suryono Sukanto
Menurut Suryono Sukanto bangsa diartikan sebagai berikut ini
1. Unit
yang mandiri
2. Sekelompok
teritorial dengan hak kewarganegaraan yang sama, serta memiliki karakteristik
yang sama.
b. F.
Ratzel
Pengertian
bangsa menurut F. Ratzel, bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat
ini timbul karena adanya hasrat kesatuan antara manusia dan tempat tinggalnya
c. Hans
Kohn
Menurutnya
pengertian bangsa adalah sebuah hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah. Suatu
bangsa merupakan golongan yang beraneka ragam dan tidak bisa dirumuskan secara
eksak.
d. Otto
Bauer
Menurut
Otto bauer pengertian bangsa adalah kelompok manusia yang mempunya persamaan
karakter yang tumbuh karena persamaan nasib.Sampai di sini dapat kita
tarik kesimpulan bahwa suatu bangsa tidak akan terbentuk tanpa adanya satu
lingkaran yang mengikatnya dan bangsa akan terwujud jika rakyat yang berada
dalam satu lingkaran tersebut memiliki sejarah dan cita-cita yang sama.
2.3 Unsur terbentuknya bangsa
Menurut
Friedrich Hertz salah seorang ahli kewarganegaraan yang berasal dari Jerman
mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul National in History and Politics
setidaknya ada 4 unsur-unsur terbentuknya bangsa, yakni sebagai berikut.
a.
Keinginan mencapai kesatuan nasional yang
terdiri atas kesatuan sosial, ekonomi, politik, agama, budaya, komunikasi, dan
rasa solidaritas.
b.
Keinginan mencapai kemerdekaan dan kebebasan
nasional secara sepenuhnya.
c.
Keinginan dalam kemandirian, keunggulan,
individualitas atau kekhasan.
d.
Keinginan untuk menonjol diantara
bangsa-bangsa lain dalam mengejar kehormatan, pengaruh dan prestasi.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Fungsi dan Tujuan Pengembangan Pendidikan
Budaya dan Katrakter Bangsa Indonesia
Fungsi perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam bangsa
merupakan inti dari suatu proses pendidikan pengembangan potensi peserta didik
yang lebih bermartabat; dan Proses pengembangan nilai-nilai yang menjadi
landasan dari karakter itu menghendaki.
Fungsi Penyaring: untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa
lain yang suatu proses yang berkelanjutan, dilakukan melalui berbagai mata
pelajaran yang ada tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
yang bermartabat dalam kurikulum (kewarganegaraan, sejarah, geografi, ekonomi,
sosiologi,antropologi, bahasa Indonesia, IPS, IPA, matematika, agama,
pendidikan jasmani dan Tujuan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa olahraga,
seni, serta ketrampilan). Dalam mengembangkan pendidikan karakter bangsa, kesadaran
akan siapa dirinya dan bangsanya adalah bagian yang teramat penting.
Tujuan pendidikan budaya dan
karakter bangsa adalah:Kesadaran tersebut hanya dapat terbangun dengan baik
melalui sejarah yang. mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik
sebagai manusia dan memberikan pencerahan dan penjelasan mengenai siapa diri
bangsanya di masa lalu warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa, yang menghasilkan dirinya dan bangsanya di masa kini. Selain
itu, pendidikan harus membangun pula kesadaran, pengetahuan, wawasan, dan nilai
berkenaan dengan mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang
terpuji.
3.2 Nilai Pendidikan Budaya dan
Karakter yang Perlu di Kembangkan
Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa yang
perlu dikembangkan adalah sebagai berikut :
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh
dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
·
Indikator Keberhasilan Sekolah:
Merayakan hari-hari besar keagamaan. Memiliki fasilitas yang dapat digunakan
untuk beribadah. Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk
melaksanakan ibadah.
·
Indikator Keberhasilan Kelas:
Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran. Memberikan kesempatan kepada semua
peserta didik untuk melaksanakan ibadah.
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada
upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
·
Indikator Keberhasilan Sekolah:
Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang. Tranparansi laporan keuangan
dan penilaian sekolah secara berkala. Menyediakan kantin kejujuran. Menyediakan
kotak saran dan pengaduan. Larangan membawa fasilitas komunikasi pada saat
ulangan atau ujian.
·
Indikator Keberhasilan Kelas:
Menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang. Tempat pengumuman barang
temuan atau hilang. Tranparansi laporan keuangan dan penilaian kelas secara
berkala. Larangan menyontek.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya.
·
Indikator Keberhasilan Sekolah:
Menghargai dan memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh warga sekolah
tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, status ekonomi, dan
kemampuan khas. Memberikan perlakuan yang sama terhadap stakeholder tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, status
sosial, dan status ekonomi.
·
Indikator Keberhasilan Kelas:
Memberikan pelayanan yang sama terhadap seluruh warga kelas tanpa membedakan
suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan status ekonomi. Memberikan
pelayanan terhadap anak berkebutuhan khusus. Bekerja dalam kelompok yang
berbeda.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
·
Indikator Keberhasilan Sekolah:
Memiliki catatan kehadiran. Memberikan penghargaan kepada warga sekolah yang
disiplin. Memiliki tata tertib sekolah. Membiasakan warga sekolah untuk
berdisiplin. Menegakkan aturan dengan memberikan sanksi secara adil bagi
pelanggar tata tertib sekolah. Menyediakan peralatan praktik sesuai program
studi keahlian (SMK).
·
Indikator Keberhasilan Kelas:
Membiasakan hadir tepat waktu. Membiasakan mematuhi aturan. Menggunakan pakaian
praktik sesuai dengan program studi keahliannya (SMK). Penyimpanan dan
pengeluaran alat dan bahan (sesuai program studi keahlian) (SMK).
5. Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
·
Indikator Keberhasilan Sekolah:
Menciptakan suasana kompetisi yang sehat. Menciptakan suasana sekolah yang
menantang dan memacu untuk bekerja keras. Memiliki pajangan tentang slogan atau
motto tentang kerja.
·
Indikator Keberhasilan Kelas:
Menciptakan suasana kompetisi yang sehat. Menciptakan kondisi etos kerja,
pantang menyerah, dan daya tahan belajar. Mencipatakan suasana belajar yang
memacu daya tahan kerja. Memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang
giat bekerja dan belajar.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu
untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
·
Indikator Keberhasilan Sekolah:
Menciptakan situasi yang menumbuhkan daya berpikir dan bertindak kreatif.
·
Indikator Keberhasilan Kelas:
Menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan daya pikir dan bertindak
kreatif. Pemberian tugas yang menantang munculnya karya-karya baru baik yang
autentik maupun modifikasi.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak
mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
·
Indikator Keberhasilan Sekolah:
Menciptakan situasi sekolah yang membangun kemandirian peserta didik.
·
Indikator Keberhasilan Kelas:
Menciptakan suasana kelas yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bekerja mandiri.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan
bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
·
Indikator Keberhasilan Sekolah:
Melibatkan warga sekolah dalam setiap pengambilan keputusan. Menciptakan
suasana sekolah yang menerima perbedaan.
·
Indikator Keberhasilan Kelas:
Mengambil keputusan kelas secara bersama melalui musyawarah dan mufakat.
Pemilihan kepengurusan kelas secara terbuka. Seluruh produk kebijakan melalui
musyawarah dan mufakat. Mengimplementasikan model-model pembelajaran yang
dialogis dan interaktif.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
·
Indikator Keberhasilan Sekolah:
Menyediakan media komunikasi atau informasi (media cetak atau media elektronik)
untuk berekspresi bagi warga sekolah. Memfasilitasi warga sekolah untuk
bereksplorasi dalam pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.
·
Indikator Keberhasilan Kelas:
Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu. Eksplorasi
lingkungan secara terprogram. Tersedia media komunikasi atau informasi (media
cetak atau media elektronik).
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
diri dan kelompoknya.
·
Indikator Keberhasilan
Sekolah:Melakukan upacara rutin sekolah. Melakukan upacara hari-hari besar nasional.
Menyelenggarakan peringatan hari kepahlawanan nasional. Memiliki program
melakukan kunjungan ke tempat bersejarah. Mengikuti lomba pada hari besar
nasional.
·
Indikator Keberhasilan Kelas:
Bekerja sama dengan teman sekelas yang berbeda suku, etnis, status
sosial-ekonomi.
11. Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
diri dan kelompoknya.
·
Indikator Keberhasilan Sekolah:
Menggunakan produk buatan dalam negeri. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Menyediakan informasi (dari sumber cetak, elektronik) tentang
kekayaan alam dan budaya Indonesia.
·
Indikator Keberhasilan Kelas:
Memajangkan: foto presiden dan wakil presiden, bendera negara, lambang negara,
peta Indonesia, gambar kehidupan masyarakat Indonesia. Menggunakan produk
buatan dalam negeri.
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui,
serta menghormati keberhasilan orang lain.
·
Indikator Keberhasilan
Sekolah:Memberikan penghargaan atas hasil prestasi kepada warga sekolah.
Memajang tanda-tanda penghargaan prestasi.
·
Indikator Keberhasilan
Kelas:Memberikan penghargaan atas hasil karya peserta didik. Memajang
tanda-tanda penghargaan prestasi. Menciptakan suasana pembelajaran untuk
memotivasi peserta didik berprestasi.
13. Bersahabat/Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui,
serta menghormati keberhasilan orang lain.
·
Indikator Keberhasilan Sekolah:
Suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi antarwarga sekolah.
Berkomunikasi dengan bahasa yang santun. Saling menghargai dan menjaga
kehormatan. Pergaulan dengan cinta kasih dan rela berkorban.
·
Indikator Keberhasilan Kelas:
Pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya interaksi peserta didik.
Pembelajaran yang dialogis. Guru mendengarkan keluhan-keluhan peserta didik.
Dalam berkomunikasi, guru tidak menjaga jarak dengan peserta didik.
14. Cinta Damai
Sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui,
serta menghormati keberhasilan orang lain.
·
Indikator Keberhasilan Sekolah:
Menciptakan suasana sekolah dan bekerja yang nyaman, tenteram, dan harmonis.
Membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan. Membiasakan perilaku
warga sekolah yang tidak bias gender. Perilaku seluruh warga sekolah yang penuh
kasih sayang.
·
Indikator Keberhasilan Kelas:
Menciptakan suasana kelas yang damai. Membiasakan perilaku warga sekolah yang
anti kekerasan. Pembelajaran yang tidak bias gender. Kekerabatan di kelas yang
penuh kasih sayang.
15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk
membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
·
Indikator Keberhasilan Sekolah:
Program wajib baca. Frekuensi kunjungan perpustakaan. Menyediakan fasilitas dan
suasana menyenangkan untuk membaca.
·
Indikator Keberhasilan Kelas:
Daftar buku atau tulisan yang dibaca peserta didik. Frekuensi kunjungan
perpustakaan. Saling tukar bacaan. Pembelajaran yang memotivasi anak
menggunakan referensi.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu
berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
·
Indikator Keberhasilan Sekolah:
Pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah. Tersedia
tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan. Menyediakan kamar mandi dan
air bersih. Pembiasaan hemat energi. Membuat biopori di area sekolah. Membangun
saluran pembuangan air limbah dengan baik. Melakukan pembiasaan memisahkan
jenis sampah organik dan anorganik. Penugasan pembuatan kompos dari sampah
organik. Penanganan limbah hasil praktik. Menyediakan peralatan kebersihan.
Membuat tandon penyimpanan air. Memrogramkan cinta bersih lingkungan.
·
Indikator Keberhasilan Kelas:
Memelihara lingkungan kelas. Tersedia tempat pembuangan sampah di dalam kelas.
Pembiasaan hemat energi. Memasang stiker perintah mematikan lampu dan menutup
kran air pada setiap ruangan apabila selesai digunakan.
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu
ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
·
Indikator Keberhasilan Sekolah:
Memfasilitasi kegiatan bersifat sosial. Melakukan aksi sosial. Menyediakan
fasilitas untuk menyumbang.
·
Indikator Keberhasilan Kelas:
Berempati kepada sesama teman kelas. Melakukan aksi sosial. Membangun kerukunan
warga kelas.
18. Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang
seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,
sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
·
Indikator Keberhasilan
Sekolah:Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam bentuk lisan
maupun tertulis. Melakukan tugas tanpa disuruh. Menunjukkan prakarsa untuk
mengatasi masalah dalam lingkup terdekat. Menghindarkan kecurangan dalam
pelaksanaan tugas.
·
Indikator Keberhasilan Kelas:
Pelaksanaan tugas piket secara teratur. Peran serta aktif dalam kegiatan
sekolah. Mengajukan usul pemecahan masalah.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa peserta didik dari lingkungan sosial, budaya masyarakat, dan budaya
bangsa. Pendidikan adalah suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi peserta
didik lingkungan sosial dan budaya bangsa adalah Pancasila
Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah:Kesadaran tersebut
hanya dapat terbangun dengan baik melalui sejarah yang mengembangkan potensi
kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia danmemberikan pencerahan dan
penjelasan mengenai siapa diri bangsanya di masa lalu warganegara yang memiliki
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa, yang menghasilkan dirinya dan bangsanya
di masa kini. Selain itu, pendidikan harus membangun pula kesadaran,
pengetahuan, wawasan, dan nilai berkenaan dengan mengembangkan kebiasaan dan
perilaku peserta didik yang terpuji.
4.2 Saran
Bangga akan Budaya akan bangsa
sendiri serta tetap menjaga nilai –nilai budaya bangsa akan membentuk pribadi
yang berkarakter.Menjadi bangsa yang berkarakter akan mendukung kemajuan bangsa itu sendiri.Dengan demikian penulis
menyarankan agar pendidikan karakter ditanamkan dengan baik terhadap generasi
bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Pentingnya
pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa
![GFDC.jpg](file:///C:\Users\unik\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![933_paud-500x330.jpg](file:///C:\Users\unik\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.jpg)