BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sebagai seorang pelajar hendaknya
selalu membaca buku pelajaran
dan mengulang pelajaran yang diberikan oleh guru di rumah, agar ilmu yang
diperoleh lebih maksimal dan daya ingat akan pelajaran lebih kuat. Salah satu realitas
yang sering terjadi di kalangan pelajar adalah sikap malas dalam membaca.
Membaca merupakan salah satu cara untuk menambah ilmu pengetahuan dan informasi
serta dapat meningkatkan potensi yang ada dalam diri kita. Harus disadari juga
bahwa rendahnya minat baca ini dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya :
lingkungan sekitar yang tidak mendukung, misalnya : lingkungan yang mempunyai
banyak anak-anak senang bermain, hal ini dapat mempengaruhi siswa karena jika
ada faktor dari luar yang mendorong untuk bermain, maka cendrung siswa tersebut
akan terpengaruh.
Dengan rendahnya minat baca siswa
terhadap pelajaran maka mempengaruhi
prestasi belajar yang diperoleh siswa. Akibat yang seperti ini menimbulkan
rendahnya kualitas sekolah tersebut, karena prestasi siswa yang dibawah
rata-rata. Buku pelajaran merupakan sumber ilmu dalam meningkatkan prestasi
siswa, sehingga perlu ditingkatkan minat membaca siswa agar prestasi yang
diperoleh siswa menjadi lebih baik.
Kurangnya kesadaran akan
pentingnya membaca, hal ini mengakibatkan sepinya pengunjung perpustakaan untuk
membaca buku. Kejadian seperti ini sungguh memperihatinkan, karena kita tahu
sebagai pelajar kita harus banyak membaca agar ilmu yang kita peroleh semakin
berkembang.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana faktor
yang mempengaruhi minat baca ?
2.
Mengapa menumbuhkan budaya gemar membaca itu penting ?
1.3
Tujuan
1.
Menjelaskan faktor
yang mempengaruhi minat baca
2.
Menjelaskan pentingnya menumbuhkan budaya gemar membaca
3.
1.4
Manfaat
1.
Mengetahui faktor
yang mempengaruhi minat baca
2.
Mengetahui menumbukan budaya gemar membaca
BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1
Pengertian prestasi
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai
seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi
belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi
kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam
Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek
yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil
kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan
pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah
dicapai siswa dalam proses pembelajaran.
2.2
Pengertian Belajar
Untuk memahami tentang pengertian belajar di
sini akan diawali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada
beberapa pendapat para ahli tentang definisi tentang belajar. Cronbach, Harold
Spears dan Geoch dalam Sardiman A.M (2005:20) sebagai berikut :
1) Cronbach
memberikan definisi :
“Learning
is shown by a change in behavior as a result of experience”.
“Belajar
adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman”.
2) Harold
Spears memberikan batasan:
“Learning
is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to
listen, to follow direction”.
Belajar
adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan,
mengikuti petunjuk/arahan.
3) Geoch,
mengatakan :
“Learning
is a change in performance as a result of practice”.Belajar adalah perubahan
dalam penampilan sebagai hasil praktek.
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan,
dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan,
meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subyek
belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.
Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan
individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. Dengan demikian terjadinya
kegiatan belajar yang dilakukan oleh seorang idnividu dapat dijelaskan dengan
rumus antara individu dan lingkungan.
Fontana seperti yang dikutip oleh Udin S.
Winataputra (1995:2) dikemukakan bahwa learning (belajar) mengandung
pengertian proses perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu sebagai
hasil dari pengalaman. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slameto
(2003:2) yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Selaras dengan pendapat-pendapat di atas,
Thursan Hakim (2000:1) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan
di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dll. Hal
ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang
diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan
seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak
mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang
tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata
lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar.
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk
meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang
ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan
kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi
yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemapuan dan
sebaginya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi
manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang
memadai.
Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi
belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka
prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah
melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993 : 77)
mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh
seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah
hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif,
afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan
menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar
adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam
bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai
oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari
pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan
psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan
instrumen tes yang relevan.
Prestasi belajar dapat diukur melalui tes
yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005 :
8-9) mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya
yaitu mengungkap keberhasilan sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya
menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terrencana untuk
mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi
yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar
dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan
ujian-ujian masuk perguruan tinggi.Pengertian prestasi belajar adalah sesuatu
yang dapat dicapai atau tidak dapat dicapai. Untuk mencapai suatu prestasi
belajar siswa harus mengalami proses pembelajaran. Dalam melaksanakan proses
pembelajaran siswa akan mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan.
2.3
Gemar Membaca
Kegiatan membaca bersama antara anak dan
orang tua berpengaruh terhadap sikap dan minat membaca anak. Melalui program
membaca bersama antara orang tua dan anak, anak-anak jadi suka mengisi waktu
luangnya dengan aktivitas membaca, mereka suka membaca bersama orang dewasa
yang lain, suka membaca majalah dan buku-buku yang ada di rumah dan di
perpustakaan sekolah. Buku-buku dan perlengkapan membaca merupakan dukungan
instrumental untuk mendidik anak, program pelatihan untuk orang tua agar
terlibat secara efektif dalam program membaca keluarga merupakan dukungan
informatif yang sangat berguna bagi orang tua untuk memberikan dukungan
penghargaan dan emosi kepada anak saat mereka membaca bersama.
Banyak cara yang ditempuh agar seseorang
memperoleh pengetahuan. Salah satunya yang paling sering dilakukan adalah
melalui membaca. Ini tampaknya lebih menekankan pengertian membaca sebagai
kegiatan seseorang untuk memperoleh pengetahuan melalui sumber-sumber tekstual,
seperti buku, artikel, koran dan sebagainya, dengan menggunakan mata atau
pandangan sebagai alat utamanya. Jika diperluas lagi, pengertian membaca di
sini sebenarnya tidak hanya persepsi visual terhadap bentuk rangkaian kata-kata
(verbal) tetapi juga dapat berbentuk simbol-simbol lainnya, seperti angka,
gambar, diagram, tabel yang di dalamnya memiliki arti dan maksud tertentu.
Yang dimaksud membaca ialah menangkap pikiran
dan perasaan orang lain dengan perantaraan tulisan (gambar dari bahasa yang
dilisankan). Tujuannya ialah menangkap bahasa yang tertulis dengan tepat dan
teratur.
Melalui aktivitas membaca, seseorang dapat
mengenal suatu objek, ide prosedur konsep, definisi, nama, peristiwa, rumus,
teori, atau kesimpulan. Bahkan lebih dari itu, melalui aktivitas membaca
seseorang dapat mencapai kemampuan kognitif yang lebih tinggi, seperti
menjelaskan, menganalisis, hingga mengevaluasi suatu objek atau kejadian
tertentu.
Minat baca berbanding lurus dengan kemajuan
suatu bangsa. Bangsa yang besar minat bacanya pastilah bangsa yang maju. Mereka
akan membaca dalam setiap kesempatan contohnya terlihat tidak hanya dalam
perpustakaan umum dan pribadi tetapi juga di stasiun, di kereta,dan dalam
perjalanan pun mereka membaca.
Membaca adalah kunci ke gudang ilmu. Ilmu
yang tersimpan dalam buku harus digali dan dicari melalui kegiatan membaca.
Keterampilan membaca menentukan hasil penggalian ilmu itu. Karena itu dapat
dikatakan keterampilan membaca sangat diperlukan dalam dunia modern.
Sedangkan makna dari membaca adalah menduga,
memperhitungkan, dan memahami. Berdasarkan arti membaca tersebut, pengertian
membaca mencakup dua hal. Pengertian yang pertama yaitu membaca teks-teks yang
terurai dari huruf demi huruf kemudian membentuk kata lalu terangkai dalam
kalimat dan padu dalam paragraf. Pengertian yang kedua yaitu membaca fenomena-fenomena
yang terjadi di alam semesta. Membaca sesuai pengertian ini misalnya memikirkan
bagaimana terjadinya siang dan malam, peredaran planet mengelilingi matahari,
dan penciptaan mahkluk.
Terdapat beberapa alasan mengapa kita harus
senantiasa membaca. Pertama, membaca sebagai sarana untuk memperoleh
pengetahuan. Kedua, membaca merupakan sarana pergaulan. Ketiga, membaca
merupakan salah satu sarana hiburan. Keempat, membaca dapat mendatangkan
rezeki. Kelima, membaca dapat menjadi sarana mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha
Esa. Keenam, membaca sebagai sarana koreksi diri.
Membaca adalah aktivitas memahami,
menafsirkan, mengingat, lalu yang terakhir adalah menuliskannya kembali
berdasarkan analisis fikiran kita sendiri.
Menurut Pawit M. Yusuf dalam kegiatan
seminarnya tentang Indeks Baca di Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran, membaca adalah berfikir. Tidak
ada manusia yang hidup tanpa berfikir, karena sebagai mahkluk sosial ia selalu
menghadapi berbagai masalah yang perlu dipecahkan.
Apa yang diketahui orang melalui kegiatan
membaca pada hakikatnya adalah informasi. Artinya dengan membaca ia mendapatkan
sejumlah informasi yang dalam keadaan tertentu bisa mempengaruhi sikap dan
pandangan-pandangannya tentang perilaku kehidupannya. Sikap bisa berubah karena
adanya terpaan informasi, kata Krech, dkk, (1968). Demikian pula kata Dwyer
(1978) bahwa perilaku manusia bisa berubah karena membaca, meskipun membaca
sebenarnya bukan satu-satunya faktor yang turut mempengaruhi sikap seseorang.
Melalui membaca orang bisa menjelajahi
batas-batas ruang dan waktu. Peristiwa-peristiwa yang jauh terjadinya di masa
lampau bisa diketahui melalui membaca. Demikian pula pristiwa yang terjadi di
berbagai tempat di dunia ini bisa diketahui melalui membaca. Dengan demikian
yang namanya membaca mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan
manusia.
Adalah hal keliru jika memandang aktifitas
membaca seolah-olah hanya “milik orang-orang sekolahan”, sehingga orang-orang
yang tidak bersekolah dianggap tidak perlu lagi melakukan aktifitas membaca.
Membaca pada dasarnya milik semua orang dan siapapun dapat melakukannya.
Demikian juga dengan bahan yang dibacanya, tidak hanya berhubungan dengan
hal-hal yang “serba serius”, dalam arti memerlukan proses kognisi tingkat
tinggi, tetapi juga dapat berupa hal-hal yang ringan dan sederhana untuk
sekedar memenuhi rasa ingin tahu seseorang, misalnya untuk memperoleh informasi
tentang hasil pertandingan sepak bola, atau peristiwa-peristiwa lainnya yang
terjadi pada suatu saat tertentu.
Di dalam buku Menjadi Guru Merdeka terjemahan
dari A Pedagogy For Liberation Dialogues On Transforming Education, karangan
Ira Shor dan Paulo Freire, makna membaca menurut Paulo Freire bukan sekedar
berjalan atau melayang di atas lintasan kata-kata. Membaca adalah menuliskan
kembali apa yang dibaca. Membaca adalah menemukan hubungan antara teks dan
konteks dari teks bersangkutan, dan bagaimana menghubungkan antara teks atau
konteks dengan konteks pembacanya.
Di Amerika pada masa lampau, kecepatan
membaca perlu diukur, bahkan sampai dibuatkan rumus segala. Membaca seolah
suatu kegiatan yang perlu kecepatan, seperti seorang berlari menuju finish.
Namun dalam perkembangan selanjutnya, ternyata kecepatan membaca itu tidak
harus selalu sama, tetapi fleksibel. Adakalanya kita harus cepat, adakalanya
perlu memperlambat atau bahkan berhenti sebentar, lalu cepat lagi.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1
Faktor yang mempengaruhi minat Baca
Secara
garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat terhadap sesuatu
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bersumber dari dalam individu yang
bersangkutan dan yang berasal dari luar mencakup lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Crow
and Crow berpendapat menyebutkan bahwa ada tiga faktor yang menjadikan
timbulnya minat, yaitu:
a.
Dorongan dari dalam individu
Dorongan
ingin tahu atau rasa ingin tahu akan membangkitkan minat untuk membaca,
belajar, menuntut ilmu, melaksanakan penelitian dan lain-lain.
b. Motif
sosial
Motif
sosial ini dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu
aktivitas tertentu. Minat untuk belajar atau menuntut ilmu pengetahuan timbul
karena ingin mendapat penghargaan masyarakat, karena biasanya yang memiliki
ilmu pengetahuan cukup luas (orang pandai) mendapat kedudukan yang tinggi dan
terpandang dalam masyarakat.
c. Emosional
Minat
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan emosi. Bila seseorang mendapatkan
kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan perasaan senang, dan hal tersebut
akan memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut, sebaliknya suatu kegagalan
akan menghilangkan minat terhadap hal tersebut. (Crow and Crow dalam buku Abdul
Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab dalam Tri Sutaji, 2010: 13)
3.2 Cara menumbuhkan Budaya Minat Baca
Membaca adalah
salah satu aktivitas penting yang akan mengantarkan kita menjadi pribadi yang
lebih unggul dan berkualitas. Namun untuk menumbuhkan rasa senang untuk membaca
tidak lah mudah. Inilah satu hal yang sering dirasakan banyak orang. Hal itu
wajar karena kebanyakan orang tidak tahu caranya bagaimana menumbuhkan minat
membaca. Dari itulah berikut ada 8 cara efektif untuk menumbuhkan minat membaca,
yang Insya Allah akan bermanfaat dan membuat anda senang untuk membaca.
1. Tentukan Tujuan Membaca
Pembaca yang
baik adalah pembaca yang tahu betul akan tujuan ia membaca. Membaca bukanlah
hanya aktivitas mata saja, tapi melibatkan aktivitas pikiran dan hati. Jika
seseorang membaca buku tanpa tujuan maka apa yang dibacanya hanya akan sedikit
saja memberikan manfaat. Berbeda dengan orang yang memiliki sebuah tujuan yang
jelas. Sebelum ia membaca buku ia tahu betul buku mana yang dibutuhkan dan
manfaat apa yang bisa diambil dari buku yang akan dibaca. Hal inilah yang
selama ini kurang dipahami oleh banyak orang, sehingga mereka pun sulit
menumbuhkan minat membaca dalam dirinya.
2. Buatlah Perencanaan
Dalam Membaca
Dalam segala hal
rencana selalu memegang peranan penting. Kenapa demikian? Karena perencanaan
akan membantu seseorang menjadi lebih siap dalam menjalankan tugasnya. Apakah
termasuk dalam membaca buku? Ya. Membaca buku juga butuh perencanaan. Dalam hal
ini anda harus tahu betul kapasitas kemampuan anda yakni berupa waktu yang
tepat, buku yang sesuai dan kapasitas menguasainya. Setelah anda
mengetahui kemampuan anda, teruskan dengan membuat target misalnya anda akan
membaca 1 buku dalam waktu satu bulan, dalam waktu 6 bulan anda akan membaca 6 buku
dan satu tahun akan membaca 12 buku. Dalam menyusun perencanaan ini awalnya
sangat berat, tapi dengan sebuah kesungguhan dan komitmen manfaat besar akan
anda raih di kemudian hari.
3. Mulailah Dari yang
Paling Anda Sukai
Ketika seseorang
ingin menumbuhkan semangat membaca buku, sebaiknya bacalah buku-buku yang
paling anda sukai lebih dulu. Namun di sini anda juga harus melihat kualitas
buku bacaan yang anda. Tentu saja buku yang baik dibaca adalah buku-buku yang
bisa memberikan manfaat kepada diri anda, bukan malah sebaliknya meskipun anda
suka. Mungkin ada yang bertanya jika tidak ada buku yang saya sukai bagaimana?
Jika itu yang anda alami, saya sarankan banyak-banyaklah merenung, untuk
menemukan masalah anda, karena hanya anda yang tahu tentang masalah itu.
4. Aturlah Waktu Anda
Tidak punya
waktu satu alasan yang sering diungkapkan oleh seseorang ketika ditanya tentang
membaca buku. Mungkin memang benar, karena kesibukan terkadang membuat menjadi
capek dan sedikit punya waktu dibandingkan dengan seseorang yang aktivitasnya
tidak banyak. Namun itu bukan alasan kenapa seseorang enggan membaca buku.
Sebenarnya waktu itu banyak. Hanya saja seseorang cenderung mengingkarinya.
Sekarang kalau kita mau jujur dalam sehari pastilah kita memiliki waktu luang,
meskipun hanya antara 30 menit sampai 1 jam. Benar gak? Tidak…..!!! Ini
adalah jawaban orang yang hidupnya saya yakin tidak menyenangkan, hehe. Saya
rasa tidak perlu saya panjang lebar, intinya adalah kenali waktu luang
anda dan gunakan itu untuk membaca, kalau perlu bawalah selalu buku kemana pun
anda berada, sehingga kapan saja ada waktu luang anda bisa membacanya.
5. Mulailah Secara Bertahap
Banyak orang
ketika menemukan semangat membaca pertama kali, biasanya mereka ingin langsung
membaca buku, ada juga yang langsung mencari buku di toko buku, kemudian ia
menyempatkan waktu yang banyak untuk itu. Sampai-sampai mereka
mengorbankan waktu-waktu yang lain hanya untuk membaca buku, bagi mereka buku
adalah hal yang sangat penting. Bagi orang yang seperti ini saya mengatakan
“Santai saja bro…perlahan-lahan saja, tidak usah terlalu nafsu. Sesungguhnya
membaca itu hanya butuh istiqomah atau kontinuitas, khususnya bagi mereka yang
belum terbiasa membaca. Karena kalau tidak anda akan cepat merasa bosan.
6. Bersungguh-sungguhlah
Pernah mendengar
pepatah Arab yang berbunyi “Man Jadda Wajada” yang artinya siapa yang
bersungguh-sungguh akan berhasil. Dalam membaca pun di butuhkan kesungguhan.
Siapa orang yang bersungguh-sungguh dalam membaca, maka manfaat besar pun akan
diraih. Sekarang coba anda tanyakan pada diri anda sendiri, selama ini sudahkah
anda bersungguh-sungguh dalam membaca? Kalau sudah saya mengucapkan selamat,
semoga manfaat besar akan segera anda raih. kalau belum, mulai detik ini
segeralah rubah kebiasaan anda itu, mulailah mengambil sebuah tanggung jawab
besar bahwa dengan membaca anda hidup anda dan hidup orang lain akan lebih
bahagia.
7. Manfaatkan Sarana Yang
Ada
Jika di sekolah
atau di rumah anda ada perpustakaan maka manfaatkan sarana itu dengan baik.
Tentunya tidak semua orang punya koleksi buku bacaan yang banyak dan
bermanfaat. Karena itulah sarana yang ada ini harus anda manfaatkan dengan
baik.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Membaca memiliki sangat banyak tujuan. Selain mendapatkan
informasi, membaca juga dapat membuka wawasan yang sangat luas. Membaca juga
merupakan kunci untuk membuka pintu gerbang kesuksesan. Tiada orang di dunia
ini yang sukses tanpa membaca. Membaca juga merupakan sarana untuk menuntut
ilmu pengetahuan.
4.2 Saran
Saran dari penyusun untuk para pembaca adalah sangat tidak
ada ruginya kita menjadi seorang yang sangat senang dengan membaca. Benar-benar
tidak ada ruginya. Tidak perlu takut menjadi orang yang introvert, kaku,
atau malah terkesan aneh karena kita kutu buku. Justru orang-orang yang saya
kenal, yang kebiasaan membacanya kuat menjadi seorang yang sangat supel,
hangat, dan nyambung dengan apapun yang dibicarakan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Penanaman Budaya Gemar Membaca