BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
Lingkungan merupakan awal dari
proses sosialisasi pada anak, karena dalam kehidupan sehari-hari nantinya anak
akan berhubungan dengan dunia luar untuk proses sosialisasi baik itu dengan
orang tua maupun dengan teman sebaya.
Hal ini lingkungan berperan
penting dalam pembentukan kepribadian pada anak. Saat usia dini, lebih mudah
membentuk kepribadian maupun perkembangan kepribadian anak. Karena anak cepat
menyerap perilaku dari lingkungan sekitarnya. Pada usia ini, perkembangan
mental berlangsung sangat cepat, karena lingkungan yang baik akan membentuk kepribadian
yang positif dan lingkungan yang jelek akan membentuk kepribadian negatif.
Selain faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat juga
berpengaruh dalam perkembangan anak.
Lingkungan masyarakat mempunyai peranan dalam mengembangkan perilaku dan
kepribadian anak. Dalam masyarakat anak bergaul dengan teman sebayanya maupun
yang lebih muda atau bahkan yang lebih tua. Dari pergaulan inilah anak akan
mengetahui bagaimana orang lain berperilaku dan anak dapat mengetahui
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat serta anak dapat berpikir dan
mencari penyelesaiannya.
Di kehidupan masyarakat modern, komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang
sangat penting terutama untuk menerima dan menyampaikan informasi dari satu
pihak ke pihak lain. Akibat pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
dalam waktu yang sangat singkat, informasi-informasi tentang
peristiwa-peristiwa, pesan, pendapat, berita, ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya
dengan mudah diterima oleh masyarakat, sehingga media massa surat kabar,
TV,film, radio, majalah, dan lainnya mempunyai peranan penting dalam proses
transformasi nilai-nilai dan norma-norma baru kepada masyarakat. Di samping
itu, media massa juga mentransformasikan simbol-simbol atau lambang tertentu
dalam suatu konteks emosional.
2.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas
maka penyusun dapat membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah
pengertian kepribadian ?
2. Apa sajakah
faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian ?
3. Mengapa peran
lingkungan dapat berpengaruh dalam pengembangan kepribadian ?
2.3 Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan Pengertian
Kepribadian.
2. Menyebutkan dan
menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi kepribadian.
3.
Menjelaskan peran lingkungan yang dapat memengaruhi
perkembangan kepribadian.
BAB II
ISI
2.1
Pengertian Kepribadian
Theodore M. Newcomb (Amerika). Dalam bukunya yang berjudul "sosiologi suatu pengantar" kepribadian merupakan organisasi
sikap yang dimiliki oleh seseorang sebagai latar belakang perilakunya. Dengan
kata lain, kepribadian merupakan suatu sistem organisasi dari sikap seseorang
untuk merasakan berbuat, berfikir, dan mengetahui secara khusus apabila
berhubungan dengan orang lain atau ketika menanggapi suatu masalah.
Roucek and Warren. Kepribadian dianggap sebagai
faktor psikologis, sosiologis dan biologis yang mendasari prilaku seorang
individu.
Koenjaraningrat (Indonesia). Kepribadian sebagai susunan dari unsur-unsur akal dan
jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu.
Berdasarkan
psikologi, Gordon
Allport menyatakan
bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik)
yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan
sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan
mengalami perubahan.
Dengan demikian diketahui bahwa
kepribadian merupakan abstraksi dari pola prilaku manusia, ciri watak yang
konsisten sebagai identitas seseorang , dan kepribadian mencakup
kebiasaan-kebiasaan, sikap, sifat, yang khas apabila seseorang berhubungan
dengan orang lain .
Adapun
Komponen Pokok Kepribadian adalah sebagai berikut:
1.
Cipta yaitu bagian dari jiwa
manusia bersifat abstrak yang merupakan pusat intelegensi yang diperoleh
melalui pengalaman dalam proses sosialisasi.
2.
Rasa yaitu bagian dari jiwa
manusia yang merupakan pusat dari indra perasa yang berfungsi sebagai pengukur
dan pengendali prilaku manusia.
3.
Karsa yaitu bagian dari jiwa
manusia yang merupakan pusat dari kehendak dan nafsu.
Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya
mencakup :
·
Kepribadian yaitu konsekuen
tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang
pendirian atau pendapat.
·
Temperamen yaitu disposisi
reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan
yang datang dari lingkungan.
·
Sikap; sambutan terhadap objek
yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
·
Stabilitas emosi yaitu kadar
kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah
tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
·
Responsibilitas (tanggung jawab)
adalah kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang
dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau
melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
·
Sosiabilitas yaitu disposisi
pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat
pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang
lain.
2.2
Pengertian Lingkungan
Lingkungan
adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam
seperti tanah,
air,
energi
surya, mineral,
serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan
kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi
segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan
kehidupan manusia, baik sikap, perilaku,
etika, kepribadian dan penerapan norma-norma yang berlaku dalam sebuah
lingkungan.
2.3
Faktor-faktor yang memengaruhi kepribadian
Menurut Horton dan Chyestr L. Hunt (1999), faktor-faktor yang mempengaruhi
terbentuknya kepribadian seseorang antara lain :
·
Faktor keturunan (Hereditas)
warisan Biologis
·
Faktor lingkungan alam (Natural
environmental)
·
Faktor kelompok (group)
·
Faktor kebudayaan khusus
·
Faktor pengalaman unik
Menurut Singgih D. Gunarsa, (2000:108) faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kepribadian seseorang, adalah:
1) Faktor biologis, yaitu yang
berhubungan dengan keadaan jasmani yang meliputi keadaan pencernaan, pernapasan,
peredaran darah, kelenjar-kelenjar urat syaraf, dan lain-lain.
2) Faktor sosial, yaitu masyarakat yakni manusia-manusia lain di sekitar
individu, adat istiadat, peraturan-peraturan, bahasa, dan sebagainya yang
berlaku dalam masyarakat itu.
3) Faktor
kebudayaan, yaitu kebudayaan itu tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat dan
tentunya kebudayaan dari tiap-tiap tempat yang berbeda akan berbeda pula
kebudayaannya
Sedangkan menurut Husain Mazhahiri (dalam Singgih D. Gunarsa,
(2000:112), faktor-faktor yang membentuk kepribadian anak atau kepribadian siswa ada empat, yaitu:
1.
Peranan cinta kasih dalam pembinaan kepribadian.
2.
Tidak menghina dan mengurangi hak anak.
3.
Perhatian pada perkembangan kepribadian.
4.
Menghindari penggunaan kata kotor.
2.4
Peran Lingkungan
sebagai Pengaruh Pengembangan Kepribadian Anak
Disamping tentunya pengaruh lingkungan tidak dapat kita abaikan begitu
saja, karena lingkungan memiliki peranan penting dalam memberi pengaruh
terhadap kepribadian seseorang. Pengaruh pergaulan dapat menempa seseorang
menjadi sosok yang menakutkan dan merugikan semua pihak. Bukan hanya memberikan
kerugian kepada keluarga, masyarakat, bangsa dan negara tetapi juga menimbulkan
kerugian kepada dirinya di masa depan termasuk kerugian di alam akhirat.
Adapun peran lingkungan dalam pengembangan kepribadain anak adalah:
1.
Pembiasaan
Pembiasaan yang ditanamkan pada
anak-anak, itu harus disesuaikan dengan perkembangan jiwanya.
Pendidikan yang diberikan kepada
anak sejak kecil, merupakan upaya dalam rangka pembentukan kepribadian yang
baik sebagai bekal seorang siswa yang baik.
2.
Pembentukan minat dan sikap
Pembentukan minat dan sikap lebih dititikberatkan pada perkembangan akal
(pikiran, minat, dan sikap atau pendirian.). Menurut Ahmad D. Marimba (1989:88) bahwa pembentukan minat dan sikap ini terbagi dalam tiga bagian, yaitu :
a. Formal
Pembentukan secara formal,
dilaksanakan dengan latihan secara berpikir, penanaman minat yang kuat, dan
sikap (pendirian) yang tepat, biasanya terjadi pada dinamika sebuah pergaulab
anataremaja disebuah ruang lingkup lingkungan tersebut. Tujuan dari pembentukan
formal ini adalah:
1)
Terbentuknya cara-cara berpikir
yang baik, dapat menggunakan metode berpikir yang tepat, serta mengambil
kesimpulan yang logis.
2)
Terbentuknya minat yang kuat,
yang sejajar dengan terbentuknya pengertian. Minat merupakan kecenderungan jiwa
ke arah sesuatu karena sesuatu itu mempunyai arti bukan karena terpaksa.
3)
Terbentuknya sikap (pendirian)
yang tepat. Sikap terbentuk bersama-sama dengan minat. Sikap yang tepat, ialah
bagaimana seharusnya seseorang itu bersikap terhadap agamanya, nilai-nilai yang
ada di dalamnya, terhadap nilai-nilai kesulitan, dan terhadap orang lain yang
berpendapat lain.
b. Material
Anak-anak yang telah cukup besar
dan mampu menepis mana yang berguna dan mana yang tidak, harusnya dilatih berpikir
kritis atas apa yang akan terjadi yang yang telah terjai padanya didalam sebuah
lingkungannya.
c. Intensif
Pembentukan intensif yaitu
pengarahan, pemberian arah, dan tujuan yang jelas bagi pendidikan Islam, yaitu
terbentuknya kepribadian muslim. Untuk membentuk ke arah mana kepribadian itu
akan dibawa, maka di samping pemberian pengetahuan juga tentang nilai-nilai.
Jadi, bukan hanya merupakan pemberian perlengkapan, tetapi juga pemberian
tujuan ke arah mana perlengkapan itu akan dibawa. Pada segi lain, pembentukan intensif
ini lebih progresif lagi, yaitu nilai-nilai yang mengarahkan sudah harus
dilaksanakan dalam kehidupan. Mungkin masih dengan pengawasan orang tua, tetapi
lebih baik lagi jika atas keinsyafan sendiri.
3.
Pembentukan kerohanian yang luhur pembentukan dititikberatkan pada aspek
kerohanian untuk mencapai kedewasaan rohaniah, yaitu dapat memilih, memutuskan,
dan berbuat atas dasar kesadaran sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab,
kecenderungan ke arah berdiri sendiri yang diusahakan pada taraf yang lalu,
misalnya peralihan dari disiplin luar ke arah disiplin sendiri, dari menerima
teladan ke arah mencari teladan, pada taraf ini diintensifkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lingkungan
adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam
seperti tanah,
air,
energi
surya, mineral,
serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan
kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan
lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala
sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan
manusia, baik sikap, perilaku,
etika, kepribadian dan penerapan norma-norma yang berlaku dalam sebuah lingkungan.
Jadi apa yang diberikan
oleh Lingkungan,
baik dalam bentuk bimbingan, pendidikan, maupun perhatian merupakan salah satu
upaya yang dapat membentuk kepribadian anak atau kepribadian siswa.
Selain itu, terdapat pula cara lain yang dapat dipergunakan dalam membentuk
kepribadian, yaitu pembiasaan, yang bertujuan untuk menanamkan
kecakapan-kecakapan berbuat, mengucapkan sesuatu dengan tepat, dan dapat
dikuasai oleh si anak serta mempunyai implikasi yang mendalam bagi pembentukan
kepribadian pada tahap selanjutnya.
Seperti yang
dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa lingkungan memiliki peran penting dalam
pembentukan kepribadian siswa, baik kepribadian yang baik dan yang buruk semua
itu didapatkan dari lingkungan tempat ia tinggal. Tergantung individu tersebut
menyaring kepribadia yang tidak seharusnya dimiliki oleh seorang siswa.
Misalnya, berkata-kata kotor, berlaku tidak sopan kepada orang yang lebih tua,
serta berbuat tindakan yang melanggar asusila lainnya.
3.2 Saran
Sebagaimana peran kita sebagai
warga masyarakat yang dinamis menyikapi perubahan-perubahan yang selalu terjadi
dalam lingkup lingkungan kita tinggal. Kita harus mampu menempatkan posisi kita
berada dan beradaptasi dengan lingkungan yang ada. Selain sebagai warga
masyarakat kita sebagai para pelajar yang harus bisa menyaring pengaruh baik dari perubahan-perubahan yang
terjadi dalam lingkungan kita.
Terutama etika seorang siswa yang
dewasa ini semakin memburuk akibat pengaruh lingkungan sekitar. Untuk itu, kita
selaku seorang siswa harus bisa memperbaiki kepribadian yang buruk menjadi
pribadi yang lebih baik dilingkungan sekolah maupun masyarakat. Misalnya hal
terkecil memiliki sebuah kepribadian yang baik ialah sopan kepada guru,
menghargai guru, tidak membantah guru, taat terhadap aturan sekolah, dan masih
banyak hal-hal yang bisa menunjukkan bahwa kita bisa memiliki kepribadian yang
baik.
DAFTAR PUSTAKA