BAB I
PENDAHULUAN
Peran serta masyarakat
dalam bidang kesehatan adalah Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu). Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan bersama
masyarakat untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian
bayi, balita dan angka kelahiran. Selain itu juga agar masyarakat dapat mengembangkan
kegiatan kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang.
Keberadaan posyandu
sebagai salah satu sistem penyelenggaraan pelayanan kebutuhan kesehatan dasar
dalam rangka peningkatan SDM, khususnya bayi/balita yang rentan dengan penyakit
kurang gizi atau lumpuh layu, cacingan, diare dan ISPA. Selain itu, agar
posyandu dapat melaksanakan tugas dan fungsinya yang selama ini belum
menunjukkan hasil yang optimal dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
pengguna posyandu (Zulkifli, 2008). Keberadaan Posyandu beserta kader sebagai
penggeraknya telah memberikan dampak positif terhadap pembangunan khususnya di
bidang kesehatan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Perdana (1980) dalam
Pramudho (1997), bahwa peranan kader telah memperlihatkan adanya peningkatan terhadap
upaya Puskesmas dalam memperkecil masalah penyakit menular melalui pengobatan
penderita, pembangunan jamban serta imunisasi bagi bayi dan ibu hamil.
Bagi masyarakat yang sudah
sadar dengan kesehatan dan mempunyai rasa kesetiakwanan yang tinggi, penyelenggaraan
posyandu di desanya masih tetap berjalan. Namun terdapat beberapa kendala dalam
penyelenggaraan posyandu, antara lain banyak kader yang mengundurkan diri
dengan berbagai alasan, antara lain minimnya dukungan dana operasional bagi
para kader. Sehingga mereka malas untuk bekerja, ada kader yang mencari nafkah
di desa atau kota lain serta kurang profesionalnya kerja pamong desa yang
menggantikan tugas kader Posyandu tersebut (Firyadi, 2008).
Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun keberadaannya
di masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu pemerintah
mengadakan revitalisasi posyandu.Revitalisasi posyandu merupakan upaya
pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi terhadap
penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga bertujuan
untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam menunjang upaya mempertahankan
dan meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan
kemampuan kader, manajemen dan fungsi posyandu.
Kegiatan revitalisasi posyandu pada dasarnya meliputi seluruh posyandu dengan
perhatian utamanya pada posyandu yang sudah tidak aktif/rendah stratanya
(pratama dan madya) sesuai kebutuhan, posyandu yang berada di daerah yang
sebagian besar penduduknya tergolong miskin, serta adanya dukungan materi dan
non materi dari tokoh masyarakat setempat dalam menunjang pelaksanaan kegiatan
posyandu. Dukungan masyarakat sangat penting karena komitmen dan dukungan
mereka sangat menentukan keberhasilan dan kesinambungan kegiatan posyandu.
Posyandu
dalam meningkatkan kesehatan bayi dan anak balita sangat besar, namun sampai
saat ini kualitas pelayanan posyandu masih perlu ditingkatkan.Keberadaan kader
dan sarana yang ada merupakan modal dalam keberlanjutan posyandu. Oleh karena
itu keberadaan posyandu harus terus ditingkatkan sehingga diklasifikasikan
menjadi 4 jenis yaitu posyandu pratama, madya, purnama, dan mandiri
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1.
Bagaimana
peran posyandu terhadap kesehatan ibu dan balita di desa Margomulyo?
2.
Bagaimana
pengaruh posyandu terhadap kesehatan masyarakat di desa Margomulyo?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas,
yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Menjelaskan peran posyandu terhadap
kesehatan ibu dan balita di desa Margomulyo
kecamatan Belitang II.
2. Menjelaskan pengaruh posyandu
terhadap kesehatan masyarakat di desa Margomulyo
kecamatan Belitang II.
1.4
HIpotesis
Hipotesis penulis dalam penelitian ini adalah
andanya pengaruh dari kegiatan posyandu terhadap kesehatan ibu dan balita di
desa Margomulyo kecamatan Belitang II
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 Pengertian Posyandu
Pelayanan kesehatan terpadu (yandu) adalah
suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di
suatu wilayah kerja puskesmas. Tempat pelaksanaan pelayanan program
terpadu di balai dusun, balai kelurahan, RW dan sebagainya disebut dengan Pos
pelayanan terpadu (Posyandu). Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
di posyandu adalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), KB (Keluarga
Berencana), P2M (Pemberantasan Penyakit Menular dengan Imunisasi dan penanggulangan
diare), dan Gizi (penimbangan balita). Sasaran penduduk yandu adalah ibu
hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur (PUS), dan
balita (Muninjaya, 2004).
Program yandu merupakan strategi jangka
panjang untuk menurunkan angkakematian bayi (Infant Mortality Rate-IMR), angka
kelahiran bayi (Birth Rate-BR), dan angka kematian ibu (Maternal Mortality
Rate-MMR). Turunnya IMR, BR, dan MMR di suatu wilayah merupakan standar
keberhasilan pelaksanaan program terpadu di wilayah tersebut. Untuk mempercepat
penurunan IMR, BR, dan MMR tersebut, secara nasional diperlukan tumbuhnya
peran serta masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan posyandu karena
posyandu adalah milik masyarakat, dilaksanakan oleh masyarakat dan
ditujukan untuk kepentingan masyarakat. Untuk mengembangkan peran serta
masyarakat di posyandu dapat dilakukan dengan penerapan asas-asas manajemen
kesehatan. Peningkatan peran serta masyarakat diukur dengan menggunakan
analisis cakupan program yandu dibandingkan dengan target kegiatan
masing-masing program tersebut(Muninjaya, 2004).
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih
teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari
masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan
serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga. berencana yang
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.
Yang dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia
sejak dini yaitu dalam peningkat mutu manusia masa yang akan datang dan akibat
dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu :
1. Pembinaan
kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga
kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita.
2. Pembinaan
perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina
tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap
menjadi tenaga kerja tangguh.
3. Pembinaan
kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk memberikan kesempatan berkarya
dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara.
Intervensi 1 dan 2 dapat dilaksanakan sendiri
oleh masyarakat dengan sedikit bantuan dan pengarahan dari petugas
penyelenggara dan pengembangan Posyandu merupakan strategi yang tepat untuk
intervensi ini. Intervensi ke 3 perlu dipersiapkan dengan memperhatikan
aspek-aspek Poleksesbud (Sembiring, 2004).
Sebagai unit yang memberi pelayanan langsung
kepada masyarakat dan bersifat sebagai unit pelayanan kesehatan dasar
masyarakat terutama ibu dan anak, maka organisasi Posyandu sesungguhnya
bersifat organisasi fungsional yang dipimpin oleh seorang
Pimpinan/Penanggungjawab dan dibantu oleh para pelaksana pelayanan yang
terdiri dari kader Posyandu sebanyak 4-5 orang. Agar Posyandu dapat
dikelola secara baik, perlu dukungan tenaga dministrasi yang bertugas
mengadministrasikan kegiatan Posyandu. emudian dari beberapa Posyandu yang
ada di suatu wilayah (Kelurahan/Desa atau dengan sebutan lain) selayaknya
dikelola oleh suatu unit/kelompok (nama lain) Pengelola Posyandu yang
keanggotaannya dipilih dari kalangan masyarakat setempat. Unit Pengelola
Posyandu ini dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih dari para anggota
(Depdagri RI, 2001).
Bentuk susunan organisasi Unit Pengelola
Posyandu di Desa, ditetapkan melalui kesepakatan dari para anggota
Pengelola Posyandu. Tugas dan tanggung jawab masing-masing unsure pada
setiap kepengurusan, juga disepakati dalam unit/kelompok Pengelola
Posyandu bersama masyarakat setempat. Namun pada hakekatnya susunan
kepengurusan itu sifatnya fleksibel, tergantung pada kondisi
setempat. Dalam tatanan kehidupan bermasyarakat di desa, unit Pengelola
Posyandu mempunyai kewajiban melaporkan keberadaannya kepada
Kepala Desa/Lurah. Oleh karena itu, Kepala Desa/Lurah berkewajiban pula untuk membina
keberadaan unit Pengelola Posyandu, karena kegiatan Posyandu yang dikelola
oleh masyarakat itu pada dasarnya adalah untuk kepentingan pemajuan
pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) dini didaerahnya, yang berarti
sebagai suatu asset di desa (Depdagri RI, 2001).
Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang
ditentukan oleh LKMD, Kader, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas
kesehatan dari KB. Pada hari buka Posyandu dilakukan pelayanan masyarakat
dengan sistem 5 (lima) meja yaitu : Meja I : Pendaftaran, Meja II :
Penimbangan, Meja III : Pengisian KMS,Meja IV : Penyuluhan perorangan
berdasarkan KMS, dan Meja V : Pelayanan KB Kesehatan (Imunisasi, Pemberian
vitamin A Dosis Tinggi berupa obat, tetes ke mulut tiap Februari dan Agustus,
Pembagian pil atau kondom, Pengobatan ringan dan Kosultasi KB-Kesehatan).
Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh
kader PKK sedangkan Meja V merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bindes,
perawat dan petugas KB).
b. Sasaran
Posyandu : Bayi/Balita, Ibu hamil/ibu menyusui, dan WUS dan PUS.
Peserta
Posyandu mendapat pelayanan meliputi :
1) Kesehatan
ibu dan anak : Pemberian pil tambah darah (ibu hamil), Pemberian vitamin A
dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Februarii dan Agustus), PMT,
Imunisasi, dan Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan
balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program
terlihat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan.
2) Keluarga berencana,
pembagian Pil KB dan Kondom.
3) Pemberian Oralit dan
pengobatan.
4) Penyuluhan kesehatan lingkungan
dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui
meja IV dengan materi dasar dari KMS alita dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu
tergambar melalui cakupan SKDN.
S : Semua baita diwilayah kerja Posyandu.
K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang naik berat badannya.
Keberhasilan Posyandu berdasarkan :
Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari
swadaya masyarakat melalui gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan
hasil potensi desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat
yang dihimpunan melalui kegiatan Dana Sehat (Sembiring, 2004).
2.2 Tujuan Posyandu
Tujuan penyelenggaran
posyandu menurut Departemen Kesehatan RI (Sembiring 2004) yaitu:
1. Menurunkan
Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu hamil, melahirkan dan
nifas)
2. Mempercepat
penerimaan atau membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS).
3. Meningkatkan
peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan
Keluarga Berencana beserta kegiatan lainnya yang dapat menunjang tercapainya
masyarakat hidup sehat sejahtera.
4. Berfungsi
sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan
Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.
2.3 Pengertian Kesehatan Secara Umum
Pengertian
Kesehatan menurut wikipedia adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948
menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik,
mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau
kelemahan”
Pada tahun
1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa adalah
“sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup Kesehatan adalah
konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan
fisik. pengertian
kesehat menurut para ahli
1.
Perkins(1938)
Sehat adalah keadaan yang seimbang dan dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai factor yang mempengaruhinya.
Sehat adalah keadaan yang seimbang dan dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai factor yang mempengaruhinya.
2.
WHO(1947)
Sehat adalah keadaan yang sempurna dari fisik , mental ,dan social, tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
Sehat adalah keadaan yang sempurna dari fisik , mental ,dan social, tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
3.
White(1977)
Sehat adalah keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan apapun ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan.
Sehat adalah keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan apapun ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan.
4.
Paune(1983)
Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri( self care resources) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri (self care action) merupakan pengetahuan ketrampilan dan sikap. Self care action merupakan perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh , mempertahankan, dan meningkatkan fungsi psikososial dan spiritual.
Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri( self care resources) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri (self care action) merupakan pengetahuan ketrampilan dan sikap. Self care action merupakan perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh , mempertahankan, dan meningkatkan fungsi psikososial dan spiritual.
5.
Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Kesehatan sebagai ketahanan ‘jasmaniah, ruhaniyah, dan
sosial’ yang dimiliki manusia sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan
mengamalkan tuntunan-Nya, dan memelihara serta mengembangkannya.
6.
Neuman 1982
Sehat adalah suatu keseimbangan biopsiko – sosio – cultural
dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien yaitu fleksibel, normal dan
resisten.
7.
Menurut UU No.23 tahun 1992
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi.
2.4
Pengertian Balita
Menurut
Dr.dr. Siti Fadilah Suparti, Sp. JP[K], balita (anak) adalah amanah dan karunia
dari Allah SWT. Oleh karena itu, kita semua sebagai orang tua dan keluarga
memikul tanggung jawab menjaga kesehatan anak, merawat, mendidik anak sedini
mungkin, melindungi anak terhadap kekerasan dan tindakan lainnya serta memberi
kesempatan untuk hidup tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan.
Balita
merupakan kependekan dari anak usia di bawah lima tahun, masa balita merupakan
masa atau tahap pertumbuhan anak mulai dari bayi (usia 0) sampai usia 5
tahun.Melalui Gerakan Nasional Pemantauan Tumbuh Kembang Anak, yang dicanangkan
pada tanggal 24 Juli 2005, Bapak Presiden Republik Indonesia mengajak kita
semua agar memantau tumbuh kembang anak melalui sekarang untuk kehidupan masa
yang lebih baik.Untuk memantau tumbuh kembang anak, kita selaku orang tua dan
keluarga bawalah anak ke posyandu, puskesmas maupun rumah sakit.
BAB III
Metode
Penelitian
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian
ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data dengan
wawancara kepada responden yang telah ditentukan secara acak. Metode ini dipakai untuk mendapatkan
informasi lebih banyak dari responden. Metode
wawancara adalah merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu
topik tertentu (Esterberg, 2002).
Wawancara merupakan alat mengecek ulang atau
pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya dan
juga merupakan teknik komunikasi langsung antara peneliti dan sampel.Dalam
penelitian dikenal teknik wawancara-mendalam .Teknik ini biasanya melekat
erat dengan penelitian kualitatif.
3.2 Prosedur
Penelitian
Berikut
ini adalah prosedur dalam penelitian yang dilakukan:
1. Menyiapkan alat dan bahan wawancara
2. Mewawancarai responden dengan
pertanyaan yang di siapkan
3. Mencatat hasil wawancara
4. Menganalisa hasil wawancara
5. Menyusun laporan penelitian
3.3 Waktu Penelitian dan Tempat
Penelitian
Penelitian
ini akan dilaksanakan pada tanggal 16 November - 26 November 2015. Penelitian
akan dilakukan di Desa Margomulyo Kecamatan Belitang II OKU Timur.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Setelah menjalankan prosedur penelitian dan menganalisa
setia jawaban dari pengurus posyandu,
peran posyandu terhadap kesehatan ibu dan balita di desa Margomulyo Kecamatan
Belitang II kabupaten OKU Timur, maka didapat hasil yang tersaji dalam tabel
berikut ini :
Tabel Penelitian
Tabel Penelitian
NO
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
1
|
Apa yang
menjadi kegiatan rutin diposyandu desa Margomulyo?
|
Kegiatan
yang rutin dilakukan di posyandu Margomulyo adalah: posyandu Balita, posyandu
Lansia, dan posyandu Ibu hamil.
|
2
|
Berapa jumlah
ibu yang aktif dalam kegiatan posyandu di desa Margomulyo?
|
30
ibu terlibat aktif dalam kegiatan posyandu didesa Margomulyo. Dimana 25
lansia dan 5 ibu hamil.
|
3
|
Berapa jumlah
balita yang aktif dalam kegiatan posyandu di desa Margomulyo?
|
22
anak balita yang aktiv mendapat layanan posyandu di desa Margomulyo.
|
4
|
Apa yang
diusahakan pengurus posyandu dalam usaha meningkatkan kesehata balita dan
ibu?
|
Beberapa
usa yang dilakukan dalam usaha peningkatan ibu dan balita adalah: imunisasi
ibu hamil, imunisasi anak, penyuluhan kesehatan masyarakat dan pembagian obat
dan vitamin.
|
5
|
Apa yang
menjadi cita-cita dari posyandu di desa Margomulyo?
|
Senantiasa
menjaga dan mengotrol kesehatan ibu hamil, lansia dan balita adalah cita-cita
posyandu di desa Margomulyo.
|
6
|
Bagaimana
peranan posyandu untuk menciptakan kesehatan lingkungan?
|
Penyuluhan
kesehatan rutin menjadi media dalam meningkatkan keadaran masyarakat dalam
menjaga kesehatan lingkungan hidup, seperti menyediakan tempat sampah,
jamban, dan sumur.
Waspada
demam berdarah berupa membuang sampah dan mengeringkan genangan air dan
memendam barang yang dapat terisi air sehingga menjadi media perkembang
biakan nyamuk terus disuarakan lewat penyuluhan.
|
7
|
Apakah
posyandu telah memberikan dampak dalam peningkatan kesehatan masyarakat
|
Ya,
sudah banyak balita, lansia dan ibu hamil yang merasakan dampak dari adanya
posyandu di desa Margomulyo.
|
4.2 Pembahasan
Posyandu merupakan salah satu bentuk
Upaya Peningkatan Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi dan Ibu. Demikian juga dengan posyadu
yang berada di desa Margomulyo.
Dari
hasil wawancara yang dilakukah dan telah disajikan dalam tabel penelitian dapat
kita ketahui bahwa kegiatan posyandu di desa Margomulyo adalah Posyandu balita,
lansia dan ibu hamil. Posyandu anak meliputi pemberian imunisasi pemberian
multivitamin dan makanan bergizi. Posyandu lansia melayani pemeriksaan kesehatan
seperti tesi darah kesehatan tulang dan otot serta senam lansia. Pada ibu hamil
diberikan imunisasi prakelahiran, pemeriksaan kesehatan dan kontrol kesehatan
kandungan.
Posyandu merupakan tempat yang paling banyak
dikunjungi untuk penimbangan balita yaitu sebesar 78,3%; balita yang
ditimbang secara rutin (4 kali atau lebih), ditimbang 1-3 kali dan yang
tidak pernah ditimbang berturut-turut adalah 45,4%, 29,1%, dan
25,5%. Sedangkan kegiatan di posyandu untuk pemberian suplemen gizi
(47,6%), PMT (45,7%), pengobatan (41,2%) dan imunisasi (55,8%). Secara
keseluruhan, cakupanimunisasi pada anak usia 12 – 23 bulan menurut jenisnya
yang tertinggi sampai terendah adalah untuk BCG (86,9%), campak (81,6%),
polio tiga kali (71,0%), DPT tiga kali (67,7%) dan terendah hepatitis B
(62,8%) (Depkes RI, 2008).
Diposyandu
di desa Margomulyo terdapat 30 ibu yang aktiv dalam kegiatan posyandu yang 25
dari mereka adalah lansia dan 5 ibu hamil, sert 22 anak yang mendapat layanan
posyandu. Penyuluhan kesehatan juga dilakukan kepada ibu-ibu yang terlibat
dalam kegiatan posyandu seperti waspa demam berdarah, malaria dan penyakit kaki
gajah juga terus di suarakan kepada peserta posyandu. Melalui kegiatan
penyuluhan ini pengurus posyandu senantiasa mengingatkan masyarakat untuk
menjaga kebersihan lingkungan dan mengubur tempat atau barang yang dapat
menjadi penampung air sehingga menekan perkembang biakan nyamuk yang dapat
menularkan penyakit demam berdarah, malaria dan kaki gajah.
Kepercayaan
masyarakat akan layanan kesehatan yan di berikan oleh posyandu kepada
masyarakat cukup tinggi hal ini ditunjukan tingganya antusiasme warga untuk
mengikuti berbagai kesehtan posyandu yang direncanakan pengurus. Hal ini
sebagai hasil baik sinergi yang baik antara pemerintah desa yang diwakili
ibu-ibu PKK dan bidan desa.
Tingkat
kesehatan masyarakat yang baik juga dapat dilihat dari kecilnya kasus penyakin
demam berdarah, malaria, diare dan kaki gajah di desa Margomulyo. Bahkan tidak
ditemukan kasus kematian dalam proses kelahiran baik anak maupun ibu seja tahu
2010 hingga 2015. Dan masih banyak predikat baik lain sebagai hasil kerja keras
pengurus posyandu yang bersinergi dengan masyarakat dalam meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat. Hal ini tentu semestinya dipertahankan dan ditingkatkan
dimasa yang akan datang.
Secara
keseluruhan kinerja posyadu didesa Margomulyo telah mampu meningkatkan
kesehatan balita lansia dan ibu hamil. Demikian hasil penelitian mengenai
pengaruh Posyandu di desa Margomulyo terhadap kesehatan ibu dan anak serta
peranan posyandu dalam usaha meningkatkan kesehatan masayarakat desa
Margomulyo.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Kegiatan posyandu di desa Margomulyo
kecamatan Belitang II Kabupaten OKU Timur, terdiri dari posyadu balita,
posyandu lansia dan ibu hamil.
2. Posyandu di desa Margomulyo telah
memberi pengaruh yang sangat baik dalam menigkatkan kesehatan
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah
diambil maka penulis menyarankan agar:
1. Kegiatan layanan kesehata melalui
posyandu di desa Margomulyo dapat terus dipertahankan dan di tingkatkan.
2. Masyarakat dapat bersinergi dengan
baik terhadap program-program yang dijalan kan posyandu dalam peningkatan
sehingga kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan.
3. Diadakan penelitian yang lebih
lanjut dan mendalam, karena penelitian ini masih bersifat rintisan.
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen
kesehatan RI. 2006. Buku Kader
Posyandu Dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta.
Effendy,
Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan
Kesehatan Masyarakat.Jakarta: EGC.
Departemen
Kesehatan RI, 2006, Pedoman umum pengelolaan posyandu,
Departemen Kesehatan, Jakarta.
Ferizal,
Y & Hasanbasri, M 2007, Proses pelaksanaan manajemen pelayanan
posyandu terhadap intensitas posyandu, KMPK Universitas Gadjah Mada
Hermawan,
D 2007, Posyandu mendesak direvitalisasi, Jurnal
keluarga; Informasi KB dan kependudukan
Nain,
U 2008, Posyandu : upaya kesehatan berbasis
masyarakat, Kareso, Yogyakarta.
Notoatmodjo,
S 2003, Ilmu kesehatan masyarakat :
Prinsip-prinsip dasar cetakan kedua, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Sembiring,
N, 2004, Posyandu sebagai saran peran serta
masyarakat dalam usaha peningkatan kesehatan masyarakat, USU Digital
Library
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Buku Panduan Kader Posyandu Menuju
Keluarga Sadar Gizi. Direktorat Bina Gizi.
Kependudukan
dan Biostatik FKM USU. Posyandu
Sebagai Sarana Peran Serta Masyarakat dalam UPKM. Dalam
http://www.library.usu.ac.id.
Notoatmodjo,
Soekidjo. Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Widiastuti. Pemanfaaan Penimbangan Balita
di Posyandu