- Tujuan Pendidikan Nasional
- Kondisi peserta didik di lembaga atau satuan pendidikan yang bersangkutan
- Mendidik secara profesional (tidak semua guru mampu secara profesional hanya marah-marah, memberikan pekerjaan pada siswa)
- Kualitas isi pendidikan atau kurikulum
- Meningkatkan fasilitas dan sumber belajar
- Efisiesnsi dan efektivitas birokrasi sekolah
PERBEDAAN CIRI PEMBELAJAR TRADISIONAL DAN PEMBELAJARAN PROGRESIF (INOVATIF) | |
Ciri Pembelajaran Tradisional | Ciri Pembelajaran Progresif (Inovatif) |
1. Bersifat Nasional (terpusat) | 1. Mengadapsi ciri kedaerahan (otonomi) |
2. Memberikan pendidikan otak | 2. Memberikan pendidikan yang bulat (jasmaniah, rokhaniah, social, emosional dan juga intelektual) |
3. Mengutamakan hafalan | 3. Mendidik untuk memecahkan soal-soal hidup |
4. Pendidikan untuk anak-anak yang pandai | 4. Untuk semua anak |
5. Menyampaikan kebudayaan | 5. Turut serta dalam pembudayaan |
6. Siswa pasif (mendengar) | 6. Siswa aktif |
7. Pelajaran saling terpisah | 7. Pelajaran dipadukan |
8. Beroientasi kepada buku teks | 8. Berorientasi kepada kehidupan |
9. Menilai murid berdasarkan pekerjaan | 9. Menggunakan bermacam-macam cara untuk menilai murid |
10. Pelajaran bersifat abstrak (ceramah) | 10. Mengembangkan alat bantu mengajar |
11. Pelajaran dengan klasikal | 11. Kelompok/individual |
12. Pelajaran bersifat formal | 12. Tidak begitu formal |
13. Materi yang sama untuk semua siswa | 13. Materi sesuai dengan kebutuhan individu |
14. Mengajar berisifat transmisi/transfer of
| 14. Murid menemukan dan membangun knowledge struktur pengetahuan |
15. Mendorong persaingan | 15. Mendorong kerja-sama |
16. Guru otoriter/mewajibkan | 16 Kerjasama guru-murid-murid/kooperatif |
17. Pendidikan uniformitas (penyeragaman) | 17. Realitas hidup/mengakui perbedaan |
18. Berorientasi kepada hasil | 18. Hasil adalah juga termasuk prosesnya |
19. Motivasi belajar bersifat eksternal | 19. Motivasi belajar bersifat internal |
20. Disiplin dan hukuman | 20. Kesadaran dan tidak ada hukuman |
21. Mencari jawaban benar | 21. Jawaban salah bernilai pedagogis |
22. Matematika sebagai ilmu kebenaran | 22. Matematika sebagai proses berfikir |
23. Pendidikan sebagai investasi | 23. Pendidikan merupakan kebutuhan |
24. Siswa sebagai empty vessel | 24. Siswa perlu tumbuh dan berkembang |
25. Metode mengajar tunggal | 25. Metode mengajar barvariasi/fleksibel |
26. Alat peraga sulit dikembangkan | 26. Kreativitas guru dan lingkungan bermanfaat untuk mengembangkan alat peraga |
27. Mengajar dengan tergesa-gesa | 27. Sabar dan menunggu sampai siswa dapat memahami konsep matematika. |
Demikian tentang perlunya reformasi pembelajaran di sekolah, semoga artikel singkat ini bermanfaat. Terimakasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat. Semoga sukses selalu.