SANG WINATA KALAH BERTARUH DAN MENJADI BUDAK (Lanjutan kisah sang Garuda)

Di ceritakan pada suatu hari pada dewa dan asura mengaduk-aduk samudra dan lautan untuk mencari air kehidupan Amerta ... Sementara itu para dewa dan Asura asyik mengaduk samudra untuk mencari Amerta, ketika mereka sedang mengaduk itu muncullah dari dalam samudra, kuda putih bernama Ucchaihsrawa. Sang kadru dan Winata bertaruh mengenai warna ekor kuda itu. Kata sang kadru, ekor kuda itu hitam, sedangkan Winata menganggapnya putih. Siapa yang kalah dari pertaruhan itu akan menjadi budak yang menang. Sang Kadru menyuruh anak-anaknya(naga-naga) untuk mencek warna ekor kuda itu dan ternyata kuda itu putih mulus. Sang Kadru memerintahkan kepada anak-anaknya untuk menyembur ekor kuda itu dengan bisa racun mereka sehingga menjadi berwarna hitam. Semula para naga tidak mau, tetapi akhirnya dengan terpaksa dituruti juga perintah ibu mereka ini. Dengan demikian ketika kedua istri Kasyapa itu melihat kuda tersebut, ternyaata ekornya berwarna hitam, sehingga kalahlah sang Winata, diperbudak oleh sang Kadru untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

     Selama sang winata diperbudak, maka menetaslah telur yang satu lagi, milik Winata. Keluarlah dari dalamnya seekor burung yang besar lagi gagah perkasa. Ia bersinar terang, menglahkan Sinar sang Agni (Api). itulah burung Garuda, tuan dari segala makhluk yang bersayap.

       Ketika ia melihat sekelilingnya, tidak kedapatan ibunya, sang Winata. ia  pun terbang keangkasa, sinarnya memenuhi segala penjuru. para dewa yang melihatnya merasa khawatir, karena mereka mengirakiamat akan segera datang dan menghancurkan mereka. Dewa Agni menjawab bahwa kiamat masih belum akan datang, dan yang bersinar itu ialah burung Garuda, anak sang Kasyapa dengan Winata.

        Lalu para dewapun maju menghadap sang Garuda, sambil memuji-muji sang Garuda, Engkaulah Resi, engkaulah pendeta besar, engkau adalah maha dewa, engkaulah tuan dari segala makhluk yang dapat melayang, engkaulah rajanya, sinarmu seperti sinar mata hari, lindungilah kami, wahai burung yang utama ! maka senanglah sang garuda, dan sinarnyapun dipadamkannya.   

     Tak lama kemudian sampailah ia ke tempat ibuny. Ia ingin membebaskan ibunya dari perbudakan. Maka Sang Kadru dan para nagapun berkata: Kalau engkau hendak menebus ibumu, sehingga tidak lagi meenjadi budak ku, maka tebusannya ialah air Amerta, yang baru - baru ini didapat  dari hasil mengadukan samudra oleh para dewa dan Asura.

     Senanglah sang Garuda, dan meminta diri kepada ibunya. Ibunya berpesan 



Post a Comment

Previous Post Next Post
🎓 Ingin Lanjutkan Pendidikan?

Dapatkan pendidikan kesetaraan Paket B & C dengan metode fleksibel dan berbasis digital. Ayo, wujudkan masa depan cerahmu bersama kami!