Aku dan Duniaku
Helen Keller buta dan tuli sejak kecil. Seperti dalam mimpi abadi, baginya tidur dan jaga tak bisa dibedakan. Tetapi dengan kekuatan jiwa, seiring bertumbuhnya kesadaran, perlahan-lahan ia berikhtiar melampaui cacat fisiknya. Ia belajar "melihat" dan "mendengar" melalui tangan, hidung, dan lidah. Tatkala mata dan telinganya berhenti berfungsi, penglihatan batin dan imajinasinya berkembang pesat. Ia mampu menyimak musik orkestra atau lolong serigala dengan merasakan getar suara yang merambat melalui udara dan benda-benda. Kepekaanya bahkan membuatnya sanggup meramal sebuah peristiwa sebelum itu terjadi.
Dunia yang tak ramah ia taklukkan dengan capaian-capaian mengagumkan. Ia penderita buta tuli pertama yang meraih gelar sarjana dan penulis sebuah buku penting yang menginspirasi jutaan pembaca. Ia pun berhasil menjawab keangkuhan orang-orang yang mengagungkan kemampuan indrawi dan mengabaikan dunia batin.
Aku dan Duniaku adalah rekaman Helen Keller ketika merapih kegelapan dan kesunyian di dalam diri. Dengan gaya tutur mempesona, ia mengungkapkan rahasia sentuhan, penciuman, imajinasi, mimpi, dan daya spiritual, yang merupakan potensi terbesar manusia.