RAPHAEL
Review Buku “RAPHAEL” : Kisah Dua Jalan
Dalam kancah sastra Indonesia, ada dua novel berbeda yang memiliki judul menawan "Raphael". Masing-masing menawarkan pengalaman narasi yang unik, memenuhi preferensi pembaca yang berbeda.
"Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" karya Nuel Lubis merangkai kisah mengharukan yang melampaui tabir antara hidup dan mati. Kisah ini terungkap di sekitar Gabriel, seorang pria yang dikunjungi oleh roh mendiang saudara kembarnya, Rafael. Dipercayakan dengan misi untuk melindungi Mikha, seorang wanita yang terkait dengan kehidupan kedua saudara laki-lakinya, Gabriel memulai perjalanan yang menekankan kekuatan cinta abadi dan ikatan persaudaraan yang tak terpatahkan.
Meskipun beberapa pembaca mungkin menganggap alur ceritanya mudah ditebak, eksplorasi novel tentang hal-hal supernatural dan fokusnya pada sifat cinta yang abadi memiliki daya tarik yang signifikan bagi mereka yang mencari narasi yang menyentuh hati.
"Raphael" karya Yuki Rustam mengambil pendekatan yang lebih dramatis. Novel ini memperkenalkan Leo, seorang pemuda yang kecewa dengan kehidupannya yang stagnan. Dunianya terbalik ketika ia bertemu Raphael, sosok karismatik yang mengaku sebagai utusan malaikat. Kehadiran Raphael menjadi katalis perubahan positif, mendorong Leo ke jalur penemuan diri dan pertumbuhan pribadi. Namun, pengungkapan mengejutkan tentang identitas asli Raphael membuat kenyataan baru Leo dipertanyakan. Meskipun pesan novel tentang pengembangan diri dan menemukan tujuan diterima oleh banyak pembaca, pembaca lain mungkin menganggap bab-bab awal kurang memiliki momentum, dan pengungkapan tentang identitas Raphael mungkin kurang berdampak.
Oleh: Sensen