Memahami Sistem Pembelajaran di Pendidikan Nonformal: Antara Fleksibilitas dan Kualitas

Beberapa waktu terakhir, banyak warga yang penasaran dan ingin berkonsultasi tentang bagaimana sebenarnya sistem pembelajaran di pendidikan nonformal.

Memahami Sistem Pembelajaran di Pendidikan Nonformal: Antara Fleksibilitas dan Kualitas

Memahami Sistem Pembelajaran di Pendidikan Nonformal: Antara Fleksibilitas dan Kualitas

Beberapa waktu terakhir, banyak warga yang penasaran dan ingin berkonsultasi tentang bagaimana sebenarnya sistem pembelajaran di pendidikan nonformal. Ada asumsi yang cukup umum di masyarakat bahwa pendidikan nonformal bisa dilakukan sepenuhnya secara online. Padahal, kenyataannya tidak sesederhana itu. Berdasarkan aturan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI, pendidikan nonformal memiliki tiga metode pembelajaran utama, yaitu tutorial, mandiri, dan tatap muka. Dengan kata lain, tatap muka tetap menjadi bagian wajib dalam sistem ini karena interaksi langsung antara warga belajar dan tutor sangat penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

Transformasi Sistem Pembelajaran di Pendidikan Nonformal

Sebelum pandemi, sistem pembelajaran di pendidikan nonformal berjalan dengan model yang mengutamakan tatap muka. Kegiatan seperti diskusi kelompok, praktik keterampilan, dan konsultasi langsung dengan tutor menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar. Namun, ketika pandemi melanda, pembelajaran harus beralih ke sistem online demi menjaga keamanan semua pihak.

Setelah pandemi mereda, hybrid learning mulai diperkenalkan sebagai solusi yang menggabungkan antara metode online dan tatap muka. Kini, pendidikan nonformal telah kembali ke format yang menyeimbangkan ketiga metode utama: tutorial, pembelajaran mandiri, dan tatap muka. Regulasi terbaru dalam Permendikbudristek No. 4 Tahun 2022 tentang Standar Nasional Pendidikan Nonformal pun menegaskan pentingnya ketiga metode ini sebagai pilar utama pendidikan nonformal.

Mengapa Tatap Muka Masih Diperlukan?

Banyak yang beranggapan bahwa pembelajaran full online akan lebih mudah dan praktis. Namun, menurut Dr. Anita Lie, seorang pakar pendidikan dari Universitas Surabaya, “Pembelajaran full online memiliki keterbatasan, terutama dalam pengembangan soft skills dan keterampilan praktis.” Artinya, jika hanya mengandalkan sistem online, pengalaman belajar bisa menjadi kurang optimal.

Hal ini didukung oleh pendapat Dr. Indra Charismiadji, yang menyatakan bahwa pendidikan bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga efektivitas. Pendidikan nonformal dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang fleksibel, tetapi tetap berkualitas. Oleh karena itu, tatap muka tetap diperlukan untuk memastikan bahwa warga belajar mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan interaksi yang lebih bermakna.

Contoh Nyata: Pentingnya Tatap Muka dalam Pembelajaran

Dalam program kesetaraan atau pendidikan vokasi, seperti di PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), tatap muka menjadi elemen krusial. Contohnya:

  • Pelatihan keterampilan seperti menjahit, memasak, atau desain grafis memerlukan bimbingan langsung dari tutor agar hasilnya optimal.

  • Diskusi kelompok dalam sesi tutorial memungkinkan warga belajar bertukar pikiran dan memperoleh perspektif baru.

  • Konsultasi langsung dengan tutor membantu mengatasi kendala belajar yang tidak bisa sepenuhnya dipecahkan melalui pembelajaran online.

Jika pembelajaran dilakukan sepenuhnya secara online, hasil belajar mungkin tidak maksimal. Oleh karena itu, kombinasi ketiga metode pembelajaran—tutorial, mandiri, dan tatap muka—harus tetap diterapkan.

Fleksibilitas dalam Pendidikan Nonformal

Bagi warga belajar yang menginginkan fleksibilitas lebih, metode pembelajaran mandiri telah dirancang untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan metode ini, warga belajar bisa mengatur waktu belajar sesuai dengan jadwal mereka sendiri, tetapi tetap dengan arahan dari tutor. Ini adalah solusi terbaik bagi mereka yang ingin mendapatkan fleksibilitas tanpa mengorbankan kualitas pendidikan.

Seperti yang dikatakan oleh Dr. Satria Dharma, “Pendidikan adalah tentang proses, bukan hanya hasil. Jika semuanya dilakukan secara online, maka banyak aspek penting dalam proses belajar yang bisa hilang.” Ini berarti bahwa sistem pendidikan nonformal sudah cukup fleksibel, tetapi tetap harus menjaga keseimbangan antara kemudahan dan efektivitas pembelajaran.

Hybrid Learning sebagai Solusi Ideal

Bagi lembaga pendidikan nonformal seperti PKBM, sistem hybrid learning bisa menjadi solusi terbaik. Dengan menggabungkan tutorial, pembelajaran mandiri, dan tatap muka, setiap warga belajar bisa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih lengkap. Teknologi yang semakin maju juga dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan pembelajaran online tanpa mengorbankan kualitas interaksi langsung.

Kesimpulan

Sobat warga belajar, penting untuk memahami bahwa pendidikan nonformal dirancang dengan sistem yang fleksibel namun tetap menjaga standar kualitas. Jangan hanya terpaku pada kepraktisan, tetapi pikirkan juga hasil jangka panjang dari proses belajar yang seimbang. Dengan memahami dan menerapkan sistem yang ada dengan baik, kita tidak hanya memperoleh ilmu, tetapi juga pengalaman belajar yang lebih bermakna.

Yuk, maksimalkan sistem pendidikan nonformal yang tersedia saat ini! Dengan begitu, kita bisa menjadikan proses belajar lebih menyenangkan, efektif, dan bermanfaat dalam jangka panjang.

Post a Comment