Ngabuburit Rasa Literasi Hari Ke-2: Belajar Angklung di Saung Komunitas Ngejah Bersama Teh Anaba dan Teh Meila

Ngabuburit Rasa Literasi Hari Ke-2: Belajar Angklung di Saung Komunitas Ngejah Bersama Teh Anaba dan Teh Meila

Saung Komunitas Ngejah, 17 Maret 2025 – Ngabuburit menjadi momen yang dinanti selama bulan Ramadan, terutama bagi Komunitas Ngejah yang selalu menghadirkan kegiatan edukatif dan menyenangkan. Pada hari kedua "Ngabuburit Rasa Literasi," para peserta diajak untuk mengenal dan belajar memainkan angklung, alat musik tradisional khas Sunda yang sarat akan nilai budaya. Acara ini dipandu oleh dua sosok inspiratif, Teh Anaba dan Teh Meila, yang membagikan ilmu serta pengalaman mereka dalam dunia musik tradisional.

Menyelami Keindahan Musik Angklung

Angklung bukan sekadar alat musik, tetapi juga warisan budaya yang diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Melalui kegiatan ini, Komunitas Ngejah ingin menanamkan kecintaan terhadap budaya lokal sekaligus meningkatkan keterampilan musikal para peserta. Dengan bimbingan langsung dari Teh Anaba dan Teh Meila, setiap peserta diberikan kesempatan untuk mencoba dan memainkan angklung secara berkelompok.

Literasi dan Musik: Kombinasi Kreatif dalam Ngabuburit

Mengusung konsep "Ngabuburit Rasa Literasi," Komunitas Ngejah tidak hanya mengenalkan angklung dari segi musikalitas, tetapi juga menyelipkan nilai-nilai literasi dalam kegiatan ini. Para peserta diajak untuk membaca dan memahami sejarah angklung, eksplorasi makna dari setiap lagu yang dimainkan, serta berdiskusi mengenai pentingnya melestarikan alat musik tradisional.

Antusiasme Peserta yang Tinggi

Sejak dimulai, kegiatan ini disambut dengan antusias oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Mereka tidak hanya belajar memainkan angklung, tetapi juga menikmati kebersamaan dalam suasana Ramadan yang penuh kebahagiaan. Beberapa peserta bahkan mengungkapkan rasa bangga bisa lebih mengenal alat musik tradisional yang sebelumnya jarang mereka mainkan.

Teh Anaba dan Teh Meila pun mengungkapkan kebahagiaan mereka bisa berbagi ilmu dengan peserta. "Melihat antusiasme mereka membuat kami semakin semangat untuk terus mengenalkan musik tradisional kepada generasi muda," ujar Teh Anaba.

Hari kedua "Ngabuburit Rasa Literasi" bersama Komunitas Ngejah memberikan pengalaman baru yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik. Kegiatan ini membuktikan bahwa ngabuburit bisa menjadi sarana untuk memperkaya wawasan budaya dan literasi, bukan sekadar menunggu waktu berbuka. Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan semakin banyak generasi muda yang tertarik untuk melestarikan budaya lokal dan terus mengembangkan kecintaannya terhadap literasi.

Jangan lewatkan keseruan hari-hari berikutnya di "Ngabuburit Rasa Literasi" bersama Komunitas Ngejah! Tetap ikuti informasi terbaru dan jadilah bagian dari gerakan literasi yang menyenangkan ini.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
sr7themes.eu.org